Tidak bisa dipungkiri setelah hampir satu tahun pandemi COVID-19 memukul semua sendi kehidupan di dunia dan secara khusus di negeri kita Indonesia. Salah satu sendi yang cukup mengalami pukulan hebat adalah dunia transportasi. Lebih spesifik dalam hal ini yang saya bicarakan terutama transportasi darat berupa moda bus, baik bus AKAP dan bus AKDP.
Selama masa pandemi selepas PSBB saya masih cukup sering menggunakan moda transportasi bus terutama bus AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) dari Jawa Timur ke Jawa Tengah bahkan ke Jawa Barat. Sempat beberapa bulan ongkos atau tarif mengalami kenaikan beberapa puluh persen dengan alasan pembatasan jumlah penumpang sehingga mau tidak mau pihak PO (Perusahaan Otobus) menaikkan tarif demi menutup biaya operasionalnya.
Padahal kenyataan di lapangan tidaklah demikian, di masa sesaat setelah PSBB selesai memang benar jumlah atau kapasitas penumpang dibatasi, namun itu tidak berlangsung lama. Di saat akhir pekan manakala jumlah calon penumpang naik daripada hari biasa bus selalu dipenuhi oleh penumpang dan hampir semua seat tidak ada yang kosong.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih