Bus PO Jaya Utama Indonesia Semarang- Surabaya via Pantura |
Sate kambing muda dibakar setengah matang itu maknyuss sekali rasanya, namun ada sedikit celanya yakni dagingnya cepat sekali berlemak atau "nggaje" kalau orang Jawa Timur-an bilang. Darah tinggi dan kolesterol lupakan saja sejenak heheehe.
Tepat jam 12 lewat 15 menit saya merapat di terminal Kudus di dekat pintu keluar angkutan kota dimana di tempat itu ada musholla terminal. Tempatnya bersih dan aman, bagi anda yang transit sebentar di terminal Kudus tempat ini saya rekomendasikan untuk tempat beristirahat.
Setelah sholat Dhuhur jamak Ashar saya menuju bagian tengah terminal untuk menunggu bus Patas arah ke Surabaya. Sempat juga saya membeli oleh-oleh untuk Upik Abu, jenang Kudus titipannya dan kacang goreng yang mirip-mirip dengan kacang Bali.
Bus bus lokal Kudus sedang parkir di terminal Jati |
Setengah jam berselang tak nampak bus arah Surabaya masuk terminal justru sekilas saya lihat diluar terminal bus warna biru atau Jaya Utama melintas di depan terminal dan menaikkan turunkan penumpang. Bergegas saya lari keluar terminal namun sayang bus cepat berlalu. Di ujung pintu keluar rupanya ada beberapa orang calon penumpang yang juga sedang menunggu bus arah Surabaya salah satu diantaranya rupanya checker bus Indonesia.
Dia sempat bertanya kepada saya arah tujuan, Surabaya Pak. Saya jawab. Dia kemudian berkata, tunggu 15 menit lagi Mas, ada bus Indonesian ekonomi AC bus nya baru naik itu saja.
Sepuluh menit berlalu, tak nampak bus merapat di terminal Kudus. Terminal yang lumayan besar namun nyaris tanpa ada kegiatan, bus dalam dan luar propinsi tidak ada kewajiban masuk ke dalam terminal. Proyek pembangunan yang sia-sia saya pikir, terminal yang dibangun dengan uang rakyat namun pemanfaatannya sangat minim. Rata rata terminal bus di beberapa kota kecil nasibnya sama, seperti terminal Ngawi, Klaten, Bawen, Mangkang, Kudus dll. Entah apanya yang salah saya kurang tahu.
Tak lama nampak dari kejauhan bus berwarna merah hendak memasuki terminal, ah rupanya bus Indonesia yang saya tunggu, namun checker itu bilang " Itu bus Patas, Mas. Justru ini yang saya tunggu Pak, saya hendak lari kembali ke terminal namun dia mencegahnya. Tunggu aja disini! sebentar lagi juga akan keluar karena tak pernah ngetem lama.
Benar saja setelah naik turun penumpang bus itu melaju keluar terminal.
Bus mendekat dan nampak bus ternyata telah terisi lumayan banyak penumpang. Saya mencari kursi kosong dan dapat di tengah bus walaupun sebelahnya sudah terisi orang.
Tiket bus Indonesia Semarang - Surabaya |
Namun dia berlalu begitu saja seolah lupa uang kembalian, saya tepuk tangannya. Pak, susuke endi (kembaliannya mana) ? Ooh ya Mas lupa. Selembar uang 5 an akhirnya diberikan ke saya. Hmm saya sudah punya feeling agak kurang sreg dengan kondektur satu ini, model model kondektur Sarkawi an :-(
Saya sempat tertidur sebentar saat bus tiba di terminal Pati. Hiruk pikuk pedagang asongan yang masuk ke dalam bus membangunkan tidur saya. Bus hanya sebentar saja berhenti di terminal kota Pati, tak lama bus pun meninggalkan terminal Pati.
Lepas itu bus berjalan pelan menyusuri jalanan Pati Juwana, lalu lintas siang itu lumayan padat, sopir kelihatan tidak bersemangat untuk segera overtake mobil mobil besar didepannya. Sebagian penumpang rupanya juga gregeten karena laju bus yang pelan. Beberapa penumpang sempat naik turun dari pinggir jalan. Bus akhirnya tiba di tepian pantai Utara di daerah Rembang, nampak kapal kapal tradisional sedang lego jangkar. Sayang saya sudah berpindah bangku di sisi kanan bus sehingga tak bisa mengambil jepretan foto.
Jalanan Pantura memang terkenal dengan lalu lintas padat dengan truk-truk besar bermuatan. Bus Indonesia yang saya tumpangi sesekali overtake truk bermuatan sepeda motor dan mobil mobil baru dari Jakarta.
Lepas Rembang dan berpindah sudah ke wilayah propinsi Jawa Timur tepatnya daerah Tuban, hujan turun dengan lebat. Akhirnya bus tiba juga di restoran atau rumah makan Rasa Utama di daerah Jenu, Tuban Jawa Timur.
Kondektur mempersilakan semua penumpang untuk turun sambil membawa tas dan berharga yang dibawa. Oh, ya beberapa kali saya baca artikel di internet seringkali kejadian saat istirahat di tempat ini barang berharga penumpang hilang, jadi anda wajib berhati-hati. Bawa saja tas dan barang anda turun ke bawah.
Suasana di RM Rasa Utama Jenu Tuban dan sajian nasi rawon nya |
Beberapa tahun yang lalu 5-7 tahunan saya sudah lupa, saya pernah naik bus Indonesia dari Semarang ke Surabaya dan mampir ke tempat ini, nyaris tak ada perubahan, tetep jelek menurut saya :-(
Pelataran parkir bus tetep berpasir lahannya, tak ada niatan pemilik untuk di cor atau disemen. Tak ada ruang tunggu yang bagus, hanya didalam ruang makan saja, hanya toilet saja yang kelihatan lebih bersih. Wajar wong mbayar, 2 ribu perak Bos. Saya ingat sekalo pernah diteriaki penjaganya beberapa tahun lalu karena tidak membayar, saya pikir fasilitas GRATIS Haahaha.
Bayangkan dua ribu rupiah per orang, padahal penumpang bus Patas Jaya Utama, Indonesia dan Bhinneka tiap hari transit di tempat itu. Berapa penghasilannya, silahkan hitung saja sendiri hehehee
Kurang lebih istirahat 15 menit bus akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Surabaya, jalanan Widang Tuban nampak basah karena guyuran air hujan, namun hujan sudah agak reda memasuki alun alun kota Tuban. Bus mulai berjalan agak cepat, jalanan Widang dilindas dengan gagah hingga sampai di Babat kabupaten Lamongan. Gerimis kecil masih terus mengguyur bumi malam itu, beberapa orang penumpang turun dan naik di sisa perjalanan.
Ada yang aneh dengan penumpang yang baru naik dari Babat, saat ditarik karcis kondektur menawarkan pakai karcis atau tidak, si bapak menjawab "Ya iya Pak saya khan bayar tarif penuh, nanti kalau ada kontrolan saya gimana? Situ mau tanggung jawab. Kondektur tak kurang akal, entah apa yang mereka bicarakan berdua kurang jelas padahal persis di kursi seberang belakang bangku saya, hanya uang makan untuk saya dan sopir begitu intinya sempat terdengar.
Akhirnya penumpang mengiyakan untuk tidak diberi karcis oleh kondektur, dugaan saya ternyata terbukti awak bus ini tidak beres dengan kerajaannya. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya kontrol dari pihak PO. Beberapa orang penumpang baru juga naik dari Lamongan, terminal Bunder bahkan dari pintu gate jalan tol Gresik, wah lumayan juga ceperan awak bus malam ini.
Jalan tol Gresik Surabaya lancar sekali malam itu, jam 9 malam kurang seperempat saya turun di belokan arah Medaeng. Saya harus oper bus yang ke arah Mojokerto untuk turun di ByPass Krian Sidoarjo. Pas saya turun, bus Harjay Tulungagung sedang berhenti sebentar di lampu lalu lintas Medaeng Waru, ah beruntung saya kali ini tak terlalu lama menunggu bus sehingga bisa cepat sampai rumah.
Total perjalanan dari terminal Kudus sampai Medaeng Bungurasih adalah dari jam 1 siang lewat 15 menit hingga pukul 8 malam lewat 45 menit. Total 7 jam 30 menit, selisih hampir dua jam dibanding perjalanan saya sebelumnya dari arah sebaliknya tapi di malam hari hanya butuh waktu 5 jam 30 menit.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih