Bus Sinar Mandiri Mulia Ekonomi masuk terminal Bungurasih |
Bukan salah siapa-siapa sebenarnya, malam itu saya sudah nongkrong di bypass Krian dekat pos Polisi jam 11 malam kurang. Namun karena ada perbaikan jalan tepat di perempatan sekitar traffic lights membuat lalu lintas agak semrawut.
Harjay Tulungagung ekonomi AC sempat melintas cepat di depan saya namun tak berhenti karena takut menunggu terlalu lama lampu hijau berikutnya. Beberapa menit kemudian ada pemuda tanggung yang diantar pacar atau istrinya datang beberapa meter di sebelah saya. Rupanya dia juga hendak ke Bungurasih setelah mengobrol sebentar dengan saya.
Kita berdua akhirnya memutuskan pindah tempat di depan ruko baru di sisi sebelah kiri traffic light bypass Krian.
Jam sudah menunjukkan 12 malam kurang beberapa menit, gerimis kecil yang tadi sempat datang sudah mulai reda, tak nampak tanpa tanda bus Harjay atau Pelita Indah dari kejauhan. SR, dan Mira hanya melintas di depan kita tanpa mau berbelas kasihan. Sejurus kemudian ada avanza warna hitam berhenti tepat di depan kita, kaca depannya dibuka dan sang sopir berteriak, Bungur Mas? Piro Pak sahut saya? Sepuluh ewu ae wong siji, ah tanpa pikir panjang kita berdua naik ke mobil yang masih kelihatan baru tersebut.
Kolase foto bus Sinar Mandiri Mulia |
Rupanya gerimis datang lagi saat sampai di pertengahan bypass, obrolan kecil pun terjadi. Ternyata mobil ini adalah taxi gelap yang biasa mangkal di terminal bus Bungurasih. Jam sudah menunjukkan lewat tengah malam, ah pasti saya tak kebagian bus Patas Surabaya Semarang lewat Pantura. Pak tua pengemudi taxi gelap itu membawa mobilnya dengan santai sekali, kondisi jalan yang agak licin ditambah penerangan jalan yang kurang memadai sepanjang jalan Krian, Kletek membuatnya extra waspada akan kendaraan lain terutama motor.
Jam 12 lewat beberapa menit akhirnya kita merapat ke terminal bus Bungurasih, teman dari bypass Krian terpaksa saya tinggal di belakang karena buru buru ke lajur 22 untuk melihat apakah bus Patas tersebut masih ada, dan benar saja di gate yang hampir di ujung sebelah kanan itu tak nampak lagi ada bus ngetem, ada beberapa orang yang nampaknya kru bus sedang ngobrol di ujung pojok.
Sambil lalu saya tanyakan, Mas bus Patas Semarang e entek tha? Wah iyo Mas, tas ae budhal! sahut satu dari mereka. Nek peyan kanti yo entenono sampai setengah 5 isuk, nek ora numpak bus ekonomi ae, kuwi sebelah e bus EKA! tunjuknya. Tanpa pikir panjang saya bergeser ke sisi kanan dari tempat sebelumnya, dan benar saja nampak bus berwarna stripping hijau tepat di samping bus EKA, didalamnya nampak sudah terisi banyak penumpang.
Saya naik dari pintu belakang bus, saya amati kondisi bus yang memprihatinkan, belum lagi ada penumpang yang merokok didalamnya. Saya akhirnya memilih kursi di bagian tengah dengan bangku tiga, dengan harapan bus tak terlalu penuh di sisa perjalanan sehingga bisa menyisakan cukup ruang gerak.
Penumpang hampir penuh mengisi semua tempat duduk ketika bus perlahan meninggalkan lajurnya. Mesin HINO bus Sinar Mandiri Mulia utu meraung raung memecah keheningan malam. Bersambung...... (bagian 2)
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih