Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

7 JAM BERSAMA BUS JAYA UTAMA (TRIP REPORT SURABAYA-KUDUS)

Bus Jaya Utama trayek Semarang-Surabaya

Mumpung kerjaan kantor sedang sepi,  saya sempatkan untuk datang sendiri melakukan inspeksi di Jepara. Jujur ini kali pertama kali saya berkunjung ke kota kelahiran RA Kartini,  kota yang terkenal dengan ukiran dan mebel kayunya tersebut.

Sekedar mengingatkan saja "Konon kata" saking mahirnya orang Jepara membuat ukiran kayu dari semenjak bayi oeeek mereka mahir memegang pahat dan palu ukir. Ukiran Jepara tak hanya kondang di negeri sendiri namun sudah diakui di seluruh dunia. 
Kompilasi foto bus JAYA UTAMA

Berangkat jam 12 malam dari terminal Bungurasih saya rupanya beruntung karena masih ada bus Patas Jaya Utama jurusan Semarang yang lewat Pantura. Saya akan transit di Kudus terlebih dahulu karena pihak pabrik akan menjemput di terminal kota penghasil jenang atau dodol tersebut. [Simak Jadwal Bus Patas Surabaya-Semarang]

Bus berwarna biru dengan tulisan warna putih tersebut rupanya sudah hampir terisi penuh,  saya kebagian dua kursi kosong di posisi belakang dekat pintu belakang. Tak berapa lama menunggu bus perlahan meninggalkan terminal Bungurasih atau Purabaya. Bus membelah kesunyian tol Surabaya arah Gresik, tak melaju kencang seperti bus malam lainnya. Tapi eiiit tunggu dulu itu baru pemanasan mungkin.

Lepas tol bus memasuki terminal Bunder Gresik, tak nampak penumpang baru naik namun lepas terminal ada beberapa orang naik, bus hampir dalam kondisi penuh. Kursi sebelah yang mulanya kosong akhirnya harus saya relakan ditempati penumpang baru.


Tiket bus Jaya Utama Surabaya-Semarang

Kondektur mulai menarik tiket,  Surabaya Kudus dihargai 95 ribu rupiah, saya tak mengamati tiket tersebut lebih lanjut karena rasa kantuk tak tertahankan. Bus membelah laju jalan Pantura, saya pun terbuai dalam dinginnya penyejuk udara didalam bus. [Tiket bus Jaya Utama dan bus Indonesia Surabaya - Semarang]

Entah sudah berapa lama perjalanan, bus akhirnya berhenti dan saya terbangun karena suara berisik penumpang yang turun. Saya amati kondisi di luar bus, ah saya pernah mampir di tempat ini sebelumnya. Sebuah warung makan di daerah Jenu kabupaten Tuban.

Hanya nampak bus yang saya tumpangi berhenti di tempat itu,  saya akhirnya masuk kedalamnya setelah mendapati tiket bus ternyata sudah termasuk kupon makan. Sebenarnya saya sudah ill feel ketika tahu bus berhenti di rumah makan yang sama seperti beberapa tahun lalu ketika saya naik PO Indonesia dari Semarang ke Surabaya.




Rumah Makan Rasa Utama dan menu soto ayamnya di Jenu Tuban

Nampak di depan meja saji hanya ada menu soto,  rawon,  nasi rames dan kare ayam. Saya memilih soto ayam dengan alasan kuah hangatnya mungkin bisa menyegarkan tubuh.

Tak berapa lama pesanan saya datang,  teh hangat pun tak luput dari genggaman. Ternyata benar, menu tersebut mengecewakan, nasinya menggumpal,  beberapa potong suiran daging ayam dan telur ayam menjadi lauknya. Tak apalah mubadzir juga kalau tak saya makan.

Saya kemudian beringsut keluar untuk merokok,  kemudian ke kamar kecil. Saya amati toilet tersebut masih seperti dulu, yakni tidak GRATIS karena ada "penunggu" didepannya. Dua ribu rupiah untuk tiap pengguna. 

Saya teringat kejadian beberapa tahun lampau di tempat yang sama, sempat bersitegang dengan si penunggu toilet yang saya pikir GRATIS karena termasuk fasilitas dari bus, akhirnya saat itu saya mengalah daripada ribut ribut sama cewek hehehe.

Tak lama berselang nampak bus Indonesia dari Semarang memasuki parkir rumah makan tersebut. Kondektur bus yang saya naiki kemudian berteriak-teriak memanggil penumpang untuk segera naik,  bus akan segera berangkat. 

Lepas dari restoran tersebut sopir bus mulai menunjukkan keahliannya, goyangan khas bus Pantura mulai terlihat, beberapa over take kepada kontainer dan truk-truk besar dilakukan. Saya terjaga beberapa kali ketika bus masuk kota Rembang,  Pati dan Juwana.


Terminal Jati di kota Kudus
Saya akhirnya memilih terjaga ketika bus mulai kota Kudus karena akan sampai ke tujuan sebentar lagi,  hingga akhirnya bus berhenti tepat di seberang terminal KudusDari seberang jalan terlihat sebuah terminal bus yang lumayan besar namun pagi itu masih kelihatan sepi.

Turun dari bus saya sempatkan sebentar ngopi di warung seberang terminal sambil membaca situasi sekitar dan menunggu jemputan pabrik yang masih sekitar 2 jam lagi.

Comments

  1. Kira-kira dlm perjalanan ngk transit lama

    ReplyDelete
  2. Kalau perjalanan malam hari akan lebih cepat drpd pagi atau siang hari.
    Kalau naik bus Patas hanya berhenti rehat di Tuban dan beberapa terminal besar saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jam berapa nyampe di Kudus?

      Delete
    2. Kalau berangkat jam 12 malam dari Surabaya sampai Kudus sekitar jam 6 pagi.

      Delete

Post a Comment

Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda