Alhamdulillah setelah menabung di BRI Syariah selama 12 bulan akhirnya saya dan Upik Abu bisa mendapatkan surat rekomendasi dari bank terkait untuk mendapatkan nomer antrian ibadah Haji. Saya yang masih memegang KTP Surabaya beserta istri menabung di bank rekanan yang ditunjuk pemerintah menjadi salah satu bank penyedia layanan tabungan Haji, yakni di BRI Syariah Pusat Sidoarjo karena lebih dekat dengan tempat domisili saya tinggal.
Setelah nilai tabungan mencapai 25 juta rupiah maka bank akan menerbitkan surat keterangan atau rekomendasi ke Departemen Agama berkenaan dengan syarat mendapat nomer antrian atau waiting list ibadah haji. Sedangkan untuk mendaftar kita diharuskan ke Kantor Departemen Agama sesuai dengan domisili KTP.
Setelah mendapatkan dokumen yang diperlukan dari pihak bank, siang itu juga kita bertiga meluncur ke kantor DEPAG (Departemen Agama) Surabaya yang ada di Jalan Gayungsari, tepatnya persis di seberang Masjid Agung Surabaya sisi sebelah Timur. Saya langsung memarkirkan motor di area halaman depan kantor departemen agama Jawa Timur tersebut. Setelah bertanya tempat pendaftaran Haji dan Umroh pada petugas penerangan yang rupanya anak anak SMK yang sedang kerja praktek, dari depan lobi depan kita disuruh lurus keluar kemudian belok ke kanan, dan posisi ruangan ada di pojok sendiri.
Saya sendiri kaget saat melihat ruangan pendaftaran tersebut, dimana ruangan tersebut berukuran hanya sekitar 4x5 meter saja, dengan beberapa bangku panjang antrian didalamnya. Beruntung siang itu tidak banyak orang yang hendak mengurus nomer antrian haji tersebut.
Setelah bertanya kepada petugas kita disuruh menyerahkan beberapa dokumen yang telah disyaratkan dan kita harus menunggu beberapa menit untuk proses checking dokumen, kemudian kita diberi form isian yang harus kita isi ditempat. Setelah form tersebut kita isi kita disuruh menunggu lagi beberapa saat untuk menjalani proses rekam foto dan sidik jari.
Karena tak banyak orang yang melakukan pengurusan pendafatarn Haji proses menunggu antrian foto hanya sekitar 5 menit saja, kemudian kita berdua dipanggil kedalam untuk wawancara singkat seputar dokumen di form yang kita isi sebelumnya untuk memastikan, nama, alamat, tempat tanggal lahir kita sesuai. Setelah itu kita melakukan sesi foto dan rekam sidik jari. Setelah proses tersebut selesai kita disuruh menunggu di ruangan antri untuk mengambil nomer antrian ibadah haji.
Tak berapa lama, nama saya dan Upik Abu kembali dipanggil petugas dan satu lembar dokumen surat keterangan nomer porsi Haji yang kata petugas bisa di cek lewat website Depag atau aplikasi. Petugas tersebut berkata, nomer antrian tersebut akan diaktifkan paling lambat 3 bulan setelah proses pengurusan hari itu.
Alhamdulillah setelah saya coba download aplikasi Haji Pintar di Google Store 2 hari lalu saya iseng-iseng memasukkan nomer porsi haji milik saya dan Upik Abu ternyata kedua nomer antrian atau waiting list haji milik kita sudah keluar. Padahal baru sekitar 2 bulan kita selesai mengurus, ini berarti kurang dari waktu yang ditentukan kita sudah mengecek di tahun berapa kira-kira kita bisa berangkat melaksanakan Ibadah Haji ke Tanah Suci. (Cara Cek Lama Antrian atau Waiting List Ibadah Haji)
Ternyata ....... baru di tahun 2043 perkiraan kita bisa berangkat kesana ini berarti hampir 24 tahun waktu tunggu ibadah haji untuk wilayah kota Surabaya.
Ya, masih lama memang. Semoga saya dan Upik Abu diberikan umur panjang dan kesehatan agar bisa mewujudkan impian kami selama ini, yakni berkunjung ke tanah suci Makkah al Mukaromah, melihat Kabah dan makam Nabi Besar Muhammad Saw. Amiin..ya Robbal Alamiin.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih