Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Trip Report Naik Bus EKA Surabaya Purbalingga

Suasana dalam bus EKA
Hari itu kebetulan setelah pending akhirnya saya dapatkan order freelance di Purbalingga untuk inspeksi bulu mata. Ini adalah hal yang baru bagi saya. Beberapa tahun yang lalu saya sempat mendapat tawaran inspek barang yang sama di daerah yang sama juga namun saya tolak karena terlalu jauh dari Jakarta dan juga saya bingung masalah transportasi menuju kesana.

Karena sekarang home base ada di Surabaya saya merasa beruntung karena walaupun banyak order yang berada di Jawa Tengah namun saya tidak terlalu pusing masalah transportasi kesana karena banyak moda transportasi yang melayani.

Purbalingga adalah satu kabupaten kecil dekat dengan kota Purwokerto yang jelas lebih mapan infrastrukturnya. Daerah ini terkenal dengan industri bulu matanya baik skala rumahan sebagai pengepul dan skala pabrikan. Barang yang kelihatan sepele ini telah di ekspor di berbagai negara di belahan dunia lain.
Suasana dalam bus EKA
Untung saja ada rekan kerja yang dengan senang hati membantu memberi contoh dokumen inspeksinya kepada saya. Dia telah puluhan kali mengecek produk ini sebelumnya. Pengalamannya sebagai seorang QC mungkin telah melebihi saya baik dari segi lama maupun bidang yang telah dia inspeksi.

Skip......skip.... sebenarnya saya lebih memilih naik kereta dari Surabaya ke Purwokerto namun saat hari keberangkatan tiket kelas ekonomi tak ada yang tersedia alias habis yang tinggal hanyalah tiket kereta kelas eksekutif dengan harga yang lumayan menguras kantong. Chit chat dengan orang pabrik dia menyarankan saya untuk naik saja bus EKA jurusan Purbalingga dan nanti turun di terminal Purbalingga karena letak pabrik yang hanya 15 menit saja dari terminal. 

Lalu saya coba mencari info di internet mengenai jadwal bus EKA yang mengarah ke Purbalingga, saya agak lupa waktu itu info yang saya dapat jam berapa? Nyatanya saya menunggu bus di bypass Krian sekitar jam 8 dan disaat di perjalanan sekilas lewat bus EKA yang saya cari. 

Jadwal bus EKA dari Surabaya ke Purbalingga-Bobotsari: 10.30, 15.00, 19.30 dan 21.30

Saya kebetulan naik bus EKA jurusan Purbalingga dari Solo karena saat itu bus yang saya tunggu tersebut keburu melintas di depan saya di daerah bypass Krian. Untung saja masih terkejar di Solo karena bus tersebut menunggu waktu jam berangkat. Satu hal lagi bus yang saya naiki adalah tujuan akhir Purbalingga informasi dari kondektur kedua terminal diatas yakni Purbalingga dan Bobotsari terletak di daerah yang sama namun terminal Purbalingga letaknya dekat pusat kota sedangkan Bobotsari berada agak jauh di pinggiran.

Dengan terpaksa saya naik bus EKA selanjutnya yang selang waktunya tak lama sekitar 10 menit kemudian. Sopir bus EKA jurusan Magelang itu berkata jangan kuatir Mas nanti bus tersebut akan stay di terminal Tirtonadi beberapa saat. Dan sampeyan akan bisa mengejar waktunya dengan naik bus ini. 

Benar saja sekitar jam 1 atau setengah 2 malam saya lupa tepatnya bus yang saya tumpangi sampai di terminal Tirtonadi Solo. Dengan terkantuk kantuk saya berjalan dari pemberhentian akhir ke arah bus EKA yang sedang ngetem di sisi barat terminal. Nampak kondektur berdiri di pintu bus lalu saya hampiri dia sambil berkata "Mas ini jurusan bus Purbalingga? Iya benar Pak. Untuk memastikan saya tanyakan lagi bensr nih tujuan terakhir terminal Purbalingga? Iya Pak. 

Tak berhenti sampai di situ saya tanyakan juga perkiraan sampai Purbalingga jam berapa? Dia menjawab sekitar jam 6 sampai setengah 7 pagi paling lambat. Oh, ok jawab saya sambil naik kedalam bus. Didalam bus terlihat penumpang hampir semua dalam keadaan tertidur maklum masih dini hari ditambah lagi dengan kondisi dalam bus yang sejuk karena pendingin ruangan. 

Saya lupa berada di bangku nomer berapa namun masih ingat di sisi sebelah kiri sopir. Walaupun bus tersebut bukan bus jenis terbaru armada EKA yakni jetbus 3 namun telah dilengkapi selimut di tiap-tiap kursi penumpang. Oh ya tarif tiket dari Solo ke Purbalingga di kisaran 70 ribu rupiah.

Kurang lebih 5 menit menunggu bus melaju kembali melanjutkan perjalanan meninggalkan kota Solo ke arah Jogja. Skip.....skip entah jam berapa bus sudah memasuki terminal Giwangan Jogjakarta saya kembali tertidur hingga akhirnya bus sampai di lampu merah Blondo Magelang. Tak menunggu lama saya tertidur kembali. Jalanan Solo ke arah Magelang dan Wonosobo walaupun tidak terlalu lebar namun aspalnya bagus dan tidak bergelombang sehingga tidak terasa bagi penumpang didalam bus.

Saya akhirnya terjaga ketika bus mulai memasuki daerah Temanggung Wonosobo, hawa dingin menyengat merambati bodi bus dan berefek kedalam. Untung saja ada selimut yang disediakan oleh armada bus EKA yang membantu menghangatkan tubuh. Maklum saja Wonosobo adalah letak dataran tinggi Dieng yang terkenal dinginnya. 
Terminal Purbalingga

Saya terjaga sambil sesekali melihat suasana di luar bus dan mendengarkan pembicaraan antara kondektur dan sopir. Di jam-jam kritis seperti ini perlu bagi kondektur untuk mengetahui kondisi stamina sopirnya, maklum sudah hampir 10 jam sang sopir dibalik kemudi dengan waktu istirahat yang hanya beberapa saat di Ngawi dan Solo. 

Mereka terus berbincang dengan topik pembicaraan yang lumayan menarik bagi saya dan mungkin lain kali akan saya tulis sebagai artikel.

Jalanan naik turun dengan tenang dilalui bus EKA tersebut nampak skill mumpuni sopir bus bekas PO Sumber Alam atau Sinar Jaya tersebut. Memasuki kabupaten Purbalingga penumpang hanya tersisa 2 orang. Saya dengan satu penumpang cewek yang rupanya sudah langganan naik bus EKA karena terlihat jelas bersenda gurau dengan kru bus tersebut di akhir perjalanan. Dia rupanya bekerja sebagai seorang perawat di Purbalingga. 

Sekitar jam 6 pagi bus akhirnya merapat di Terminal Purbalingga. Sebuah terminal mungil yang besarnya hampir sama dengan terminal di Magelang. Alhamdulillah sampai juga di tujuan perjalanan saya hari itu.
(Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA)

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda