Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Naik Ojek online dari stasiun Lempuyangan Jogjakarta

Stasiun Lempuyangan Jogjakarta

Sejauh pengalaman yang saya alami kota Jogja lebih ramah kepada ojek dan taxi online daripada kota besar di dekatnya seperti Solo dan Klaten. Dimana di dekat fasilitas publik seperti stasiun dan terminal kita dengan mudah dan tidak terlalu jauh bisa mencari keberadaannya.

Hal ini seperti yang saya alami saat tiba di kota Gudeg dari Purwokerto dengan menggunakan moda transportasi kereta api. Tujuan akhir adalah stasiun Lempuyangan Jogjakarta. Kebetulan tempat yang sering saya kunjungi di Jogja adalah terminal bus Giwangan bukan stasiun kereta jadi ini adalah pengalaman baru.

Sekitar jam 5 sore kereta berhenti di Lempuyangan dana sebelumnya saya sempat mencari info dimana zona hijau tempat pemesanan ojek online berada. Ternyata lokasinya ada di sisi sebelah kiri dari pintu gerbang keluar utama stasiun. Tepatnya jalanan setelah rel kereta api dibawah fly over kira kira 300 meter dengan berjalan kaki dari stasiun.

Dengan "PD" saya berjalan kaki keluar menuju ke tempat yang dimaksud. Tawaran dari opang dan pengemudi taksi pangkalan saya tolak dengan halus. Beberapa menit berlalu sampailah saya di ujung jalan sebelah kiri stasiun. Tepat di ujung jalan saya lihat memang ada fly over. Saya berdiri santai di trotoar jalan sambil menyalakan aplikasi ojek online langganan.

Ternyata masih ada opang dan pengemudi taksi pangkalan yang menawari saya jasa mereka namun sekali lagi saya tolak dengan halus.

Sambil melakukan pemesanan ojol saya mengamati daerah sekitar dan memberikan ancer ancer kepada drivernya tempat titik penjemputan. Saya tulis disitu bahwa lokasi di trotoar di bawah fly over. Pemesanan pun berhasil, beberapa detik kemudian ada pesan singkat dari driver yang kembali menanyakan lokasi saya. Saya jawab seperti asal diatas sambil melihat lihat tempat apa yang bisa dijadikan petunjuk dan ternyata di seberang jalan ada tempat laundry atau cuci pakaian.

Beberapa saat kemudian ada panggilan telepon dari nomer yang tidak saya kenal. Saya yakin ini adalah nomer driver ojol yang saya pesan dan benar saja ternyata dia berada di seberang jalan dari tempat saya berada.

Saya segera melambaikan tangan dan bergegas menuju ke arah dia berada.
Skip skip ternyata lokasi titik jemput saya masih termasuk zona merah bagi ojek dan taksi online di seputaran stasiun Lempuyangan. Harusnya saya bergeser ke sisi sebelah kiri setelah rel kereta api. Di situ sudah termasuk zona hijau bagi para pengguna ojek online. Oalah ternyata begitu, baru saya tahu nih.

Sekedar saran kalau anda hendak memesan ojek atau taxi online sebaiknya bergeser dulu ke zona hijau seperti yang sudah saya terangkan diatas. Dan selama perjalanan dari pintu luar stasiun bersikaplah sewajarnya dan tidak acuh terhadap tawaran ojek dan taxi pangkalan. Bilang saja terima kasih atau matur nuwun untuk menolak tawaran mereka secara halus.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda