Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Trip Report Dadakan PO Jaya Utama Indo Surabaya Kudus

Bus Jaya Utama Indo rehat di RM Rasa Utama Tuban

Saya kurang tahu apakah benar telah terjadi penggabungan antara PO Jaya Utama dengan PO Indonesia, namun dari beberapa sumber di internet sebenarnya kedua PO ini adalah sama manajemen dan ownernya. Namun penggabungan kedua nama PO ini sudah saya ketahui semenjak setahun terakhir ini. Kedua PO ini memiliki trayek reguler baik armada PATAS maupun ekonomi jurusan Surabaya Semarang dan sebaliknya.

Ciri khas bus dari kedua PO ini awalnya bisa dilihat dari warna armadanya. Jika PO Jaya Utama warna bus adalah dominan biru sedangkan PO Indonesia adalah merah. Sedangkan bus Jaya Utama Indonesia saya lihat menggunakan kedua warna diatas.

Yang menarik adalah bus Jaya Utama Indonesia menggunakan armada bus terbaru dengan model topi atau caping dibagian depan bus juga kaca depan atas yang agak nekuk kedalam. Dari sumber yang ada armada ini menggunakan model Avante dari karoseri Tentrem.

Saya hanya sesekali naik armada PO ini jika ada pekerjaan di area Kudus dan Jepara. Sedangkan kalau dari Surabaya ke Semarang saya lebih memilih naik EKA baik itu langsung maupun transit dulu ke Solo. Maklum saja rumah saya berada di dekat jalan antar propinsi dekat bypass Krian. Dengan mudah saya bisa naik bus EKA setiap saat tanpa harus ke terminal Bungurasih terlebih dahulu.

Dua hari yang lalu saya melakukan perjalanan ke Jepara dengan transit lebih dahulu ke Kudus. Bus Patas jurusan Surabaya Semarang lewat jalur Utara memiliki jadwal terakhir adalah jam 12 malam dan akan start lagi jam 5 pagi keesokan harinya.

Kebetulan jam 11 malam lewat beberapa menit saya sudah sampai di terminal bus Bungurasih atau Surabaya. Dan alhamdulillah di lajur keberangkatan nomer 21 atau 23 saya lupa pastinya bus yang saya incar masih di tempatnya. Maklum saja di saat akhir pekan bisa saja j keberangkatan akan maju dari jam 12 menjadi jam 11 atau setengah 12 malam.

Bus dengan warna bodi biru dan livery tulisan putih nampak masih kelihatan baru. Segera saja saya naik kedalam dan beruntung masih beberapa penumpang aja yang ada didalamnya sehingga dengan bebas saya memilih tempat duduk. Saya memilih bangku no 4 dari depan sisi sebelah kiri sopir.

Ciri khas dari bus Patas Surabaya Semarang via Pantura seperti Jaya Utama Indo, Jaya Utama dan Indonesia adalah ada sekat berupa pintu pembatas antara kabin sopir dengan kursi penumpang paling depan. Ruang kabin sangat nyaman dan diatas bangku penumpang sudah dilengkapi colokan charger HP tipe USB. Di bagian belakang juga sudah tersedia toilet untuk buang air kecil selama perjalanan.

Berbeda dengan bus bus jalur selatan yang biasanya menyalakan music lewat MP3 player sepanjang perjalanan bus jalur pantura cenderung memanjakan penumpang dengan situasi dalam bus yang senyap sehingga baru beberapa saat perjalanan bisa dipastikan penumpang akan terlelap dalam tidur.
Sebelum bus berangkat mandor bus naik dan mengatakan bus tidak melewati jalur Lamongan kota melainkan akan lewat jalur Paciran yakni lewat persis sisi Pantai Utara langsung ke arah Tuban. Dengan terpaksa 2 orang penumpang turun dan berganti bus ke kelas ekonomi.

Tak lama bus pun berangkat dari terminal Bungurasih sekitar jam 12 malam lewat beberapa menit. Kondektur segera menarik tiket para penumpang rupanya ongkos Surabaya Kudus naik 5 ribu rupiah dari sebelumnya 90 menjadi 95 ribu rupiah sudah termasuk servis makan.

Sejuknya pendingin udara membuat saya langsung terlelap dalam pekatnya malam. Hingga saya terjaga tatkala kondektur bus berteriak teriak agar penumpang rehat dan makan sebentar. Ah rupanya bus sudah sampai di Jenu Tuban tepatnya di RM Rasa Utama. Saya lihat jam di HP ternyata baru jam setengah 3 pagi per jalanan Surabaya Tuban ditempuh hanya dalam waktu 2 jam lewat beberapa menit saja. Suoooos.


Menu Soto Ayam di RM Rasa Utama Tuban
Waktu rehat makan terkesan terburu buru dan suasana rumah makan yang tak ada perubahan semenjak beberapa tahun ke belakang menjadikan kesan yang tak pernah berarti di tempat ini. Fasilitas seperti kamar mandi atau toilet juga berbayar alias tidak GRATIS. Walaupun hanya 2 ribu perak saja dimata para penumpang seperti saya tetap saja itu membuat gerundelan dalam hati. Maklum harusnya itu bagian dari servis atau layanan dari rumah makan tersebut.

Perjalanan berlanjut dan sepertinya anda tahu kelanjutannya saya terlelap kembali dalam tidur panjang. Hingga terbangun dan terjaga karena terbiasa dengan waktu subuh. Benar saja saya lihat di HP jam sudah menunjukkan setengah 5 pagi. Ternyata bus sudah memasuki alun alun kota Pati, setelah sholat Subuh saya kembali terlelap dan terjaga kembali saat bus sudah memasuki pinggiran kota Kudus dan beberapa kilometer kedepan akan tiba di terminal kota Kudus.

Saya pun berjaga-jaga untuk turun, waktu menunjukkan masih pukul setengah 6 pagi.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda