Ada satu hal pasti yang masih dan tak pernah kulupa dalam hidupku yakni kata kata almarhum ayahku. Dulu semasa aku masih sekolah beliau pernah sekali dalam seumur hidupnya naik pesawat terbang ke Jakarta untuk urusan kantornya. Dan setelah pulang ia pun berkata kepadaku, kamu sekolah yang pinter ya dan belajar berbahasa Inggris Nak, agar kelak kamu dapat naik pesawat terbang tanpa bayar karena dibayar oleh perusahaan.
Ahh rupanya kata kata ayahku juga merupakan doa bagi aku anaknya. Meskipun aku hanya pegawai biasa namun karena profesiku menuntut untuk bepergian dari satu ke kota lain maka bepergian dengan pesawat terbang sekarang merupakan rutinitas bagiku tiap minggu. Bisa jadi dalam satu minggu aku bisa 3 kali (PP) dari Jakarta ke kota lain dan sebaliknya, ini berarti dalam satu minggu aku bisa terbang sampai dengan 6 kali. Woow, mungkin banyak orang yang tidak percaya, namun dengan banyaknya low cost airlines sekarang dan mobilitas menuntut kita hal itu bukanlah suatu kemustahilan.
Dulu waktu di perusahaan yang lama kita selalu terbang dengan maskapai plat merah milik pemerintah, namun di perusahaan yang sekarang dengan alasan budgeting hal itu tidak bisa kunikmati lagi. Dulu dengan adanya program Milleage dari maskapai tersebut dalam satu tahun aku bisa dapat tiket gratis pulang pergi dari maskapai tersebut. Ahh andai kata maskapai yang satu ini punya program yang sama tentunya aku bisa dapat lebih dari satu tiket pulang pergi dalam satu tahun.
Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang. Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang. Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu...
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih