Jalan Gula di kawasan Kota Lama Surabaya |
Akhirnya dengan berat hati Upik Abu mengijinkan saya pergi untuk "night riding" alias mlaku-mlaku bengi sendirian ke Surabaya. Alasan saya cukup kuat yakni ingin mencari inspirasi tulisan sekaligus mencari obyek foto baru di kawasan sekitar Kota Tua Surabaya.
Sekitar jam 8 malam berangkat dari Krian ditemani si "PUTIH" motor matic yang sudah tujuh tahun setia menemani perjalanan saya dan keluarga di rumah. Kondisi bypass Krian malam itu cenderung sepi, hingga mendekati jalan raya Trosobo jalanan mulai tidak enak karena adanya perbaikan jalan, jalanan menjadi berdebu dan kerikil kecil cukup menyiksa motor mungilku selama beberapa ratus meter perjalanan.
Memasuki bunderan Waru lalu lintas cenderung masih padat, saya berhenti sebentar di depan kantor Dolog untuk memotret Taman Pelangi yang ternyata malam itu lampu warna warninya kembali menyala seperti pelangi. Saya sempat melihat banyak motor yang diparkir di area taman menandakan banyak pengunjung malam itu.
Kupacu kembali motor matic-ku yg mulai terengah-engah dimakan usia. Sebenarnya ingin berhenti di sejenak di jembatan Kali Wonokromo untuk memotret warna warni lampu hias di sepanjang sungai tersebut, namun apa daya lalu lintas masih padat malam itu. Saya memilih lewat jalur tengah yakni Raya Darmo hingga memasuki Tunjungan Plaza. Di dekat JW Marriot saya berhenti di lampu merah yang mengarah lurus, ee tak tahunya saya salah ternyata mengarah ke jalan Tidar.
Usai lampu merah saya putar balik , walaupun ada larangan untuk berputar, tak apalah toh sudah malam dan sepi. Memasuki daerah Blauran untuk kemudian di kawasan Bubutan, saya melihat di sisi kiri jalan searah dengan perjalanan ternyata ada bangunan yang baru saya jumpai yakni gedung arsip atau museum arsip nasional saya kurang jelas memperhatikan.
Jalan Bubutan, Surabaya |
Lampu trotoar dengan kesan retro di sisi kiri jalan menyentil saya untuk memberhentikan si mungil, beberapa bidikan dengan kamera ponsel cukup untuk mengabadikan situasi jalan Bubutan malam itu. Berlanjut mengarah lurus ke Tugu Pahlawan sedangkan seingat saya jika belok ke kiri adalah Pasar Turi dan ke kanan kembali ke arah Tunjungan lewat jalan Kramat Gantung.
Lewat lampu merah, saya merapat ke sisi jalan. Nampak trotoar malam itu sepi begitu juga pos polisi di ujung jalan dekat belokan tak nampak penghuninya. Hanya ada sebuah becak dengan pengemudi yang nampak mengantuk di kursi becaknya. Kuberhentikan laju motor persis di seberang jalan tepat di pintu masuk Tugu Pahlawan di bagian barat.
Nampak Tugu Pahlawan malam itu begitu gagah mengangkangi langit Surabaya, bagian tugu menyala warna warna bergantian, merah, ungu, biru. Beberapa jepretan foto dan rekaman video beberapa detik mengabadikan warna warni Tugu Pahlawan malam itu (Simak Keliling Kota Surabaya GRATIS dengan bus tingkat Suroboyo). Bersambung.....
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih