Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

SERUNYA KELILING SURABAYA NAIK BUS TINGKAT "DOUBLE DECK" GRATISAN [EDISI LIBUR AKHIR PEKAN TAK HARUS MAHAL]

Bus Tingkat "Double Deck" Suroboyo bantuan Bank Mayapada

Bus tingkat atau double decker mulai diperkenalkan lagi kepada masyarakat kota Surabaya sebagai transportasi massal yang ramah bagi penumpang. Hal ini dikarenakan armada bus tingkat terbaru ini dilengkapi dengan kursi prioritas yang ramah bagi lansia dan penumpang difabel, tak lupa juga sistem pendingin udara. Surabaya seingin tak kalah dengan kota kota lain di Indonesia yang sudah mengoperasikan bus tingkat dengan tujuan mengenalkan wisata lokal daerah.

Bus tingkat bukan kali pertaman beroperasi di Surabaya, sekitar pertengahan tahun 80-90 an saat saya masih duduk di sekolah dasar bus ini pernah lalu lalang di jalanan utama kota. Hanya saja waktu itu bus yang digunakan bukan armada baru melainkan bus hibah entah dari negara mana. Keberadaannya pun tak berlangsung lama,  mungkin sekitar 2-3 tahun saja karena dianggap tak menguntungkan bagi pihak pengelola yakni PT DAMRI. Kemudian operasional bus tersebut hilang berlalu bagai angin.

Berbeda dengan sekarang operasional bus Suroboyo armada reguler maupun double deck atau bus tingkatnya dikelola sendiri oleh Pemkot Surabaya. Yang menjadi agak unik adalah penumpang yang naik tidak membayar dengan uang melainkan diwajibkan membayar dengan botol plastik bekas air minum kemasan.

Penumpang bus Suroboyo bisa menukar plastik bekas air minum kemasan dan akan diberi satu stiker sebagai uang pembayaran. Rinciannya penukaran botol bekas air mineral untuk tiket bus Suroboyo adalah sebagai berikut:
3 buah botol besar ukuran 1.5 liter
5 buah botol ukuran sedang atau
10 buah gelas plastik kemasan air mineral

Nah,  jika anda ingin melakukan perjalanan pulang pergi maka tinggal siapkan dua sticker yakni dengan menukarkan 6 botol besar bekas kemasan air mineral atau seperti rincian diatas.

Khusus untuk bus double deck, mulai resmi dioperasikan sejak tanggal 5 September kemarin dan akan di GRATIS kan hingga 2 minggu sesudahnya atau di tanggal 18 September. Setelah itu akan dipungut biaya dengan model yang sama dengan bis Suroboyo reguler lainnya yakni dengan menukarkan botol bekas air minum kemasan.

Kebetulan pagi tadi yakni hari Minggu tanggal 9 September memang sudah berencana dari dua hari yang lalu untuk mencoba armada bus tingkat Suroboyo, sayangnya tak ada informasi lengkap dari pemerintah kota Surabaya mengenai jadwal bus ini.
Interior dalam bus double deck Suroboyo
Hanya dari teman serta sekelumit info di internet bahwa bus Suroboyo "double deck"akan mulai beroperasi pada jam 6 pagi hingga 10 malam, itu jadwal setiap harinya namun untuk yang khusus hari Minggu ternyata bus beroperasi mulai pukul 10 pagi menunggu car freeday selesai di sekitar jalan Raya Darmo. [Simak Rute Bus Suroboyo]

Dengan bekal informasi seadanya kita bertiga yakni saya, Upik Abu dan Fikri si bungsu berangkat ke terminal Purabaya atau Bungurasih dari Krian sekitar jam setengah 7 pagi. Perjalanan hanya memakan waktu kira kira setengah jam saja, maklum lalu lintas cenderung sepi di hari Minggu, tak terjadi kemacetan di daerah Sepanjang dan Kletek seperti hari hari biasa.

Di depan pintu keluar bus dalam kota terminal Bungurasih lah bus Suroboyo ini berada baik armada reguler maupun bus tingkatnya. Persis di seberang halte Gudang Garam tempat para driver ojek online berkumpul.

Si bungsu berteriak teriak kegirangan melihat sebuah bus tingkat warna kuning bertuliskan nama sponsor yakni Bank Mayapada yang merupakan pihak penghibah bus tersebut standby persis di depan pintu gerbang keluar terminal Bungurasih, nampak beberapa buah bus Suroboyo reguler berwarna merah dibelakangnya.

Segera saya mencari lokasi parkir sepeda motor di area perkampungan dekat pintu keluar terminal tersebut. Saya beruntung setelah sebelumnya ditolak masuk ke salah satu parkir karena motor saya yang besar dan memang kebetulan parkir juga sudah penuh.
Tempat Penukaran Kupon Bus Suroboyo di terminal Purabaya
Skip skip kita bertiga kemudian bergegas menuju lokasi bus berada untuk mencari informasi lengkap cara naik bus tingkat Suroboyo. Tepat di sisi kanan dekat gapura keluar ternyata dibangun bedak atau pos semi permanen bagi petugas bus Suroboyo, dimana ditempat itu juga adalah pusat penukaran botol botol bekas air minum dengan tiket perjalanan GRATIS bus Suroboyo. Hal itu dibuktikan dengan adanya bak bak sampah besar tempat penampungan botol plastik bekas dari warga.

Nampak hanya ada empat antrian pagi itu, hanya dua orang yang membawa kresek berisi botol bekas. Dua yang lain termasuk saya tidak membawa apa-apa, mungkin niat dan tujuan sama yakni bertanya cara naik bus Suroboyo gratis. Ternyata benar,  ibu ibu yang ada persis di depan saya bertanya perihal tersebut, namun jawaban petugas kurang begitu enak dan rinci serta kelihatan seadanya.



Kupon antrian dan print out tiket
Saat giliran saya kemudian bertanya hal yang sama,  saya mencoba mencari lebih detail bagaimana caranya,  dan jadwal bus berangkat.

Ternyata sama, jawaban petugas terkesan ogah-ogahan dan seadanya. Dia hanya bilang, tunggu aja di loket belakang tempat ini Pak, nanti akan diberi antrian nomer untuk tiket, saya balik bertanya "Berarti ada tiketnya Mas walaupun itu Gratis?, Ya pokoknya tunggu aja di loket sebelah nanti antri nomer untuk masuk bus katanya. Bus akan berangkat jam 10 an katanya. Sebenarnya saya kurang puas akan jawaban yang diberikan petugas, namun ya sudahlah.

Saya kemudian beringsut ke loket sebelah yang letaknya sebenarnya di depan loket penukaran. Loket itu juga berupa pos semi permanen, sudah nampak beberapa orang calon penumpang didekatnya kebanyakan adalah emak-emak beserta putra puti mereka. Nampak pos tersebut masih kosong dari petugas, maklum saja jam operasional untuk hari Minggu ternyata jam 10 pagi, sedangkan pos penukaran telah buka dari pagi.

Dari obrolan dengan emak-emak dan seorang bapak saya dapatkan kejelasan bahwa bus tingkat akan berangkat jam 10 pagi dan mereka juga menunggu didepan pos tersebut untuk pembagian nomer antrian masuk bus. Para calon penumpang lambat laun makin banyak di tempat tersebut.

Upik Abu asyik memainkan HP nya sedang saya kewalahan dengan si bungsu yang ada saja tingkahnya "maklum anak saya yang satu ini unyeng-unyeng nya ada dua" konon riwayatnya anak yang memiliki unyeng-unyeng lebih dari satu terkenal tidak bisa diam.

Saat jam delapan tepat seorang petugas nampak hendak memasuki pos tersebut, dia hanya berkata "saya akan buka antrian jam setengah 10" katanya. Emak-emak yang ada disitu tidak terima rupanya dan membalas "Mas-mas sudah bagi saja kita sudah capek nunggu dari awal.

Saya dengan dua bapak lainnya juga menimpali, iya bagi saja dulu dan kita akan tunggu di sebelah bus daripada menunggu disini,  kasihan antrian sudah banyak. Petugas yang rata rata masih remaja itu akhirnya luluh juga,  antrian emak-emak pun akhirnya tumpah ruah saat petugas membagikan nomer antrian,  teriakan saya dua Mas,  saya tiga Mas,  dan ada juga yang minta sepuluh nomer, gila emak buat sekampung nih :-)

Saya yang ada di posisi dekat pintu tak berapa lama akhirnya mendapat dua nomer antrian bus,  dan segera berlalu dari kerumunan emak emak haus tiket itu hahahaha.


Bus Suroboyo reguler dan "double deck"

Kemudian kita bertiga beralih ke sisi dekat pintu masuk bus yang berada di tengah bodi bus, jam masih menunjukkan delapan lewat beberapa menit itu berarti masih dua jam lagi dari jadwal keberangkatan, kita bertiga hanya bisa larut menunggu bersama kerumunan emak-emak. Hingga akhirnya menjelang jam setengah sepuluh, seorang kru bus memasuki bus dan meminta kerumunan kita itu sedikit menepi karena bus akan sedikit dipinggirkan,  saya agak curiga "jangan-jangan bus ini sengaja digeser karena sebentar lagi akan diberangkatkan".

Dan ternyata dugaan saya benar,  setelah bus agak dimajukan,  kru bus naik dari pintu darurat depan dan membuka pintu tersebut lalu mempersilahkan penumpang yang memiliki nomer antrian untuk masuk.

Kontan saja emak-emak termasuk saya berhamburan ke pintu depan bus yang sebenarnya bukan target kita, karena dipikir pintu tengah bus yang akan dibuka, saya sempat terjatuh karena serondolan emak-emak dibelakang saya yang kelihatan sudah sangat bernafsu ingin masuk bus xixixixi.

Saya agak kerepotan naik dan sempat terjatuh di setelah masuk pintu bus karena menggendong si kecil sementara Upik abu di belakang saya semlat tertinggal masuk karena dorongan emak emak di belakang saya.

Setelah menunggu Upik Abu masuk kita bergegas menuju tangga naik yang berada di posisi bagian belakang sebelah kanan. Untuk kemudian naik ke lantai dua bus. Nampak kursi di deretan depan sudah terisi penuh,  saya akhirnya memilih kursi yang berada persis di depan tangga naik.

Lanjut ke episode kedua RUTE BUS TINGKAT "DOUBLE DECK" SUROBOYO

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda