Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

EDISI LIBURAN TAK HARUS MAHAL "WISATA PUTHUK PANGGANG WELUT DESA NOGOSARI PACET"


Penasaran dengan review yang ada di Google Map maupun beberapa artikel travel blogger,  akhirnya kesampaian juga saya ke tempat ini, yakni Puthuk Panggang Welut yang merupakan wisata alam yang dikelola penduduk desa setempat dan area wisata Air Terjun Watu Gedheg dan Air Terjun Coban Curah Watu.  Menurut saya letaknya sangat mudah dijangkau dan tidak terlalu jauh dari lokasi wisata lainnya di Pacet.

Kalau anda tahu lokasi sebuah pondok pesantren yang cukup kondang di daerah Pacet anda pasti gak akan nyasar jika hendak ke tempat ini. Dari arah bawah atau Mojosari, terdapat papan petunjuk arah besar jalan menuju ke arah Ponpes Amanatul Ummah Pacet. Sepuluh meter dari papan petunjuk anda belok saja ke kiri, jalanan di tempat itu kini telah dilebarkan dan mulus sekali untuk kendaraan. Ikuti saja jalanan besar tersebut tanpa berbelak belok.

Setelah beberapa kilometer jalanan akan sedikit menyempit, dan anda akan menemui sebuah institut agama Islam KH Abdul Chalim di sisi kiri jalan. Ikuti saja jalanan didepannya hingga akan melihat kubah masjid serta bangunan pondok berwarna putih dari kejauhan, itulah PONPES dan MBI Amanatul Ummah Pacet asuhan KH Asep yang kondang tidak hanya seantero Jawa namun juga se Indonesia.

Ikuti jalanan hingga sampai didepan pondok,  kemudian ada jalanan menurun agak tajam di sisi kiri pondok. Setelah jalanan menurun anda harus bersiap-siap karena jalanan akan menanjak tajam beberapa puluh meter menuju desa diatasnya.  Arah menuju tempat wisata Air Terjun Watu Gedheg adalah kita harus belok ke arah kanan.

Jalanan menuju kearah atas perbukitan tidak terlalu curam menanjak, hanya saja beberapa puluh meter menjelang lokasi ada jalananan atau jembatan yang ambrol disisi sebelah kiri karenanya anda harus berhati-hati. Kurang lebih 200 meter kedepan tepatnya disisi kanan atau seberang jalan lokasi wisata tersebut berada.

Nampak jajaran pohon pinus menyambut kedatangan kita, lokasi parkir mobil cukup luas,  begitu juga parkir motor yang nampak dikelola oleh pemuda pemuda setempat. Kebetulan saya membawa sepeda motor bersama Upik Abu dan Pikri anak bungsu saya.  Tiket masuk beserta parkir motor dihargai hanya 15 ribu rupiah saja. Murah bukan.

Setelah lepas area parkir nampak beberapa bangunan warung sederhana yang berjualan minuman dan makanan ringan, berlanjut ke jalan setapak dimana diatasnya dihiasi oleh payung warna warni hingga beberapa puluh meter jauhnya. Kemudian anda akan jumpai toilet disisi kiri jalan yang keberadaannya cukup membantu, saya sempat mencobanya,  kondisinya bersih dan air mengalir dengan lancar.

Di dinding luar terdapat kotak kejujuran,  yakni semacam kotak amal yang lebih ditujukan untuk pemeliharaan dan pengelolaan tempat wisata tersebut.
Lanjut kemudian di sisi kiri jal terdapat sebuah lereng yang baru dipenuhi batu batu besar yang sengaja diwarna-warni dan terdapat juga topi pak tani warna warni serta berbagai pbapan "Meme" bertuliskan kata-kata lucu dan unik.
Harap berhati-hati jika mendaki lereng ini karena cukup curam,  apalagi saat miuusim hujan,  bisa jadi lerengnya akan licin dan berbahaya kalau tidak waspada.


Lanjut lagi berjalan beberapa ratus meter kita akan disuguhi lokasi wisata dengan spot foto yang menarik dan instagrammable. Deretan payung yang sengaja dipasang membentuk mirip sebuah lorong, kemudian deretan pohon pinus dimana di batangnya dipasang beberapa tulisan menarik seperti: Kapan Aku Sugih??, Kapan aku Mbayar utang?? Kapan aku rabi.

Setelah menyusuri jalananan dengan deretan payung warna warni, terdapat sebuah taman kecil dengan hiasan bentuk hati ditengah taman,  cocok sekali untuk tempat berfoto ria,  kemudian terdapat sebuah meja dan kursi taman lengkap dengan payung outdoor yang  sayang jika terlewati untuk mengambil tidak gambarnya.

Lanjut kemudian di sisi kirinya terdapat juga spot foto berupa meme meme menarik yang dipasang di batang pohon pinus. Kemudian berjalan kembali ke arah depan terdapat spot berupa ayunan single dengan latar perbukitan dibelakangnya atau juga bisa kita geser dengan latar hutan pinus disekitarnya. 

Ada juga spot foto berupa nama wisata yang kita kunjungi tersebut dengan latar perbukitan dibelakang kita, sayang jika kita berkunjung saat pagi menjelang siang,  kamera biasa atau handphone kita tidak akan berdaya menghadapi silaunya sinar matahari sehingga gambar yang dihasilkan akan terkesan gelap dan buram.

Di tempat tersebut juga terdapat single hammock yang saya sendiri kurang tahu apakah disewakan oleh warung-warung yang ada didekatnya atau sengaja memang dipasang oleh pengelola untuk spot foto. Jangan kuatir akan kelaparan karena warung warung di tempat tersebut menawarkan beberapa sajian makanan seperti,  bakso,  pentol,  ceker pedas,  aneka gorengan,  mie rebus instan,  dll dengan harga yang terjangkau.

Lalu dimana sebenarnya letak Air Terjun Watu Gedheg?  Simak di artikel selanjutnya.....

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda