Penasaran dengan review yang ada di Google Map maupun beberapa artikel travel blogger, akhirnya kesampaian juga saya ke tempat ini, yakni Puthuk Panggang Welut yang merupakan wisata alam yang dikelola penduduk desa setempat dan area wisata Air Terjun Watu Gedheg dan Air Terjun Coban Curah Watu. Menurut saya letaknya sangat mudah dijangkau dan tidak terlalu jauh dari lokasi wisata lainnya di Pacet.
Kalau anda tahu lokasi sebuah pondok pesantren yang cukup kondang di daerah Pacet anda pasti gak akan nyasar jika hendak ke tempat ini. Dari arah bawah atau Mojosari, terdapat papan petunjuk arah besar jalan menuju ke arah Ponpes Amanatul Ummah Pacet. Sepuluh meter dari papan petunjuk anda belok saja ke kiri, jalanan di tempat itu kini telah dilebarkan dan mulus sekali untuk kendaraan. Ikuti saja jalanan besar tersebut tanpa berbelak belok.
Setelah beberapa kilometer jalanan akan sedikit menyempit, dan anda akan menemui sebuah institut agama Islam KH Abdul Chalim di sisi kiri jalan. Ikuti saja jalanan didepannya hingga akan melihat kubah masjid serta bangunan pondok berwarna putih dari kejauhan, itulah PONPES dan MBI Amanatul Ummah Pacet asuhan KH Asep yang kondang tidak hanya seantero Jawa namun juga se Indonesia.
Ikuti jalanan hingga sampai didepan pondok, kemudian ada jalanan menurun agak tajam di sisi kiri pondok. Setelah jalanan menurun anda harus bersiap-siap karena jalanan akan menanjak tajam beberapa puluh meter menuju desa diatasnya. Arah menuju tempat wisata Air Terjun Watu Gedheg adalah kita harus belok ke arah kanan.
Jalanan menuju kearah atas perbukitan tidak terlalu curam menanjak, hanya saja beberapa puluh meter menjelang lokasi ada jalananan atau jembatan yang ambrol disisi sebelah kiri karenanya anda harus berhati-hati. Kurang lebih 200 meter kedepan tepatnya disisi kanan atau seberang jalan lokasi wisata tersebut berada.
Nampak jajaran pohon pinus menyambut kedatangan kita, lokasi parkir mobil cukup luas, begitu juga parkir motor yang nampak dikelola oleh pemuda pemuda setempat. Kebetulan saya membawa sepeda motor bersama Upik Abu dan Pikri anak bungsu saya. Tiket masuk beserta parkir motor dihargai hanya 15 ribu rupiah saja. Murah bukan.
Setelah lepas area parkir nampak beberapa bangunan warung sederhana yang berjualan minuman dan makanan ringan, berlanjut ke jalan setapak dimana diatasnya dihiasi oleh payung warna warni hingga beberapa puluh meter jauhnya. Kemudian anda akan jumpai toilet disisi kiri jalan yang keberadaannya cukup membantu, saya sempat mencobanya, kondisinya bersih dan air mengalir dengan lancar.
Di dinding luar terdapat kotak kejujuran, yakni semacam kotak amal yang lebih ditujukan untuk pemeliharaan dan pengelolaan tempat wisata tersebut.
Lanjut kemudian di sisi kiri jal terdapat sebuah lereng yang baru dipenuhi batu batu besar yang sengaja diwarna-warni dan terdapat juga topi pak tani warna warni serta berbagai pbapan "Meme" bertuliskan kata-kata lucu dan unik.
Harap berhati-hati jika mendaki lereng ini karena cukup curam, apalagi saat miuusim hujan, bisa jadi lerengnya akan licin dan berbahaya kalau tidak waspada.
Lanjut lagi berjalan beberapa ratus meter kita akan disuguhi lokasi wisata dengan spot foto yang menarik dan instagrammable. Deretan payung yang sengaja dipasang membentuk mirip sebuah lorong, kemudian deretan pohon pinus dimana di batangnya dipasang beberapa tulisan menarik seperti: Kapan Aku Sugih??, Kapan aku Mbayar utang?? Kapan aku rabi.
Setelah menyusuri jalananan dengan deretan payung warna warni, terdapat sebuah taman kecil dengan hiasan bentuk hati ditengah taman, cocok sekali untuk tempat berfoto ria, kemudian terdapat sebuah meja dan kursi taman lengkap dengan payung outdoor yang sayang jika terlewati untuk mengambil tidak gambarnya.
Lanjut kemudian di sisi kirinya terdapat juga spot foto berupa meme meme menarik yang dipasang di batang pohon pinus. Kemudian berjalan kembali ke arah depan terdapat spot berupa ayunan single dengan latar perbukitan dibelakangnya atau juga bisa kita geser dengan latar hutan pinus disekitarnya.
Ada juga spot foto berupa nama wisata yang kita kunjungi tersebut dengan latar perbukitan dibelakang kita, sayang jika kita berkunjung saat pagi menjelang siang, kamera biasa atau handphone kita tidak akan berdaya menghadapi silaunya sinar matahari sehingga gambar yang dihasilkan akan terkesan gelap dan buram.
Di tempat tersebut juga terdapat single hammock yang saya sendiri kurang tahu apakah disewakan oleh warung-warung yang ada didekatnya atau sengaja memang dipasang oleh pengelola untuk spot foto. Jangan kuatir akan kelaparan karena warung warung di tempat tersebut menawarkan beberapa sajian makanan seperti, bakso, pentol, ceker pedas, aneka gorengan, mie rebus instan, dll dengan harga yang terjangkau.
Lalu dimana sebenarnya letak Air Terjun Watu Gedheg? Simak di artikel selanjutnya.....
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih