Warna Warni Bangunan Tua di jalan Panggung Surabaya |
Penasaran dengan langkah pemkot Surabaya yang berupaya merevitalisasi cagar alam budaya berupa bangunan bangunan tua di sekitar area Kota Lama Surabaya, pagi itu saya berangkat sendirian tanpa ditemani Upik Abu dan si kecil untuk menjelajahi kebenaran hal tersebut.
Jalanan dari Krian ke arah Surabaya relatif ramai lancar, memasuki kawasan Kletek ada sedikit perbaikan jalan persis di depan garasi atau pool bis EKA. Memasuki bunderan Waru lalu lintas cenderung sepi menurut saya karena biasanya terjadi kepadatan di sekitar area masuk ke bunderan tersebut dari arah Waru ke jalan Ahmad Yani.
Motor matic bontot saya pacu maksimal namun terkendala dengan marka jalan di tiap ratusan meter jalan yang ada. Setelah Royal Plaza saya belokan kendaraan ke arah kiri untuk menuju arah DTC Wonokromo ke Ngagel. Karena saya melihat kepadatan lalu lintas yang mengarah ke arah Raya Darmo. Lurus Raya Ngagel ke Bagong Ginayan kemudian jalan Gubeng tempat dimana jalanan nya pernah ambles, nampak masih ada seng seng besi di kiri jalan yang entah digunakan untuk apa, menutup sisi jalan saya rasa.
Bangunan tua di sudut jalan Bongkaran |
Kemudian belok ke kanan mengarah ke pasar Atom, setelah melewati pasar legendaris tersebut saya belok persis di sisi kanannya, untuk lanjut ke jalan yang entah apa namanya, lurus menyusuri jalan Bibis dimana banyak terdapat bangunan bangunan tua yang mungkin dipergunakan sebagai gudang penyimpanan oleh perusahaan ekspedisi yang banyak terdapat di sekitar area tersebut.
Di ujung jalan nampak tumpukan tong-tong bekas yang sudah ada semenjak saya masih ada, entah siapa pemiliknya yang pasti di daerah itu ada beberapa lapak rongsokan yang seakan tak terjamah pemerintah kota. Melewati awal jalan Bibis nampak gereja Bibis yang warnanya bagi saya klasik dan menawan, sementara di ujung jalan sebelah kiri nampak bangunan tua jalan Bongkaran.
Dan yang membuat saya terkejut, saya melihat beberapa orang sedang mengecat dua buah bangunan di jalan Bongkaran, nampak dari seragam yang dipakainya salah satu diantara mereka adalah pegawai pemkot Surabaya.
Dengan menggunakan scaff folding mereka mengecat bagian atas bangunan yang cukup tinggi. Saya berhenti sejenak namun tak sempat mengambil foto aktifitas yang mereka lakukan. Saya lihat sedikit ada perubahan di area jalan Bongkaran tersebut, beberapa gedung terlihat sudah di cat sehingga terlihat bersih dan rapi. Begitu juga di depan Jalan Gula yang kondang tersebut terlihat diberi pagar pengaman warna orange karena sedang ada pengerjaan pengecatan gedung gedung tua. [Simak Menyusuri Jalan Gula Malam Hari]
Bergeser lurus nampak Vihara setelah jalan Gula juga terlihat sudah dicat dengan warna putih cerah, dan ada satu bangunan baru setelahnya seperti bangunan kantor yang baru saya ketahui keberadaannya.
Sekilas melintas di jalan Bongkaran area Kota Lama Surabaya rupanya pemkot Surabaya tidak mau mengulangi kejadian di jalan Panggung, dimana bangunan di sekitar jalan tersebut di cat dengan warna warna cerah dan mencolok. Setelah proses pengecatan selesai banyak pemerhati cagar budaya menyesalkan hal tersebut karena warna cat yang diaplikasikan ke bangunan tua tersebut tidak pas sebenarnya jika dikaitkan dengan nilai historis kota Lama Surabaya.
Saya lanjutkan perjalanan untuk mengetahui kondisi jalan Panggung sekarang yang sempat menuai sedikit polemik dan protes dari penggiat sejarah. Simak perjalanan saya di artikel berikutnya.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih