Unyeng unyeng dua di kepala |
Saya hanya menyimpan dalam dalam perkataan Beliau tersebut hingga suatu saat "Upik Abu" tercinta melahirkan buah hati cinta kita berdua seorang bayi laki-laki kurang lebih tiga tahun yang lalu.
Saat masih kecil jagoan saya ini cenderung diam dan tak banyak tingkah, hingga usia satu setengah tahun tak banyak perkataan yang diucapkan, istri saya pun sempat khawatir kalau si kecil telat dalam berbicara.
Lepas dari itu saya luput mengamati bahwa "Piki" begitu kami memanggilnya ternyata memiliki unyeng unyeng berjumlah dua biji di kepalanya. Hingga menginjak usia dua tahun lebih barulah ketahuan, sedikit saja mendengar pembicaraan kami dia sudah bisa menirukan, tingkahnya kadang membuat Upik Abu kerepotan.
Seakan tidak memiliki rasa capek dan lelah dia selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain, selalu bosan dengan hal-hal yang itu saja dan ingin mencoba hal yang baru yang bahkan kita tidak pernah memikirkannya.
Saya selaku ayah tentunya punya rasa khawatir jikalau dia bermain yang membahayakan dirinya, karena itu mata saya tidak pernah luput dari apa yang dilakukannya.
Permainan yang kita belikan tak akan bisa bertahan lama paling dua hari saja dia sudah bosan, atau kalau tidak pasti sudah "protol" alias sudah tak berbentuk karena dipretelinya.
Bagi saya itu kreatif namun yo kok keterlaluan hauahahah. Saya dan istri hanya saling mengingatkan dan menyabarkan diri, memaklumi bahwa anak laki laki kita memang kreatif.
Saat diajak pergi arisan PKK di perumahan dikala anak seusianya dipangku dan duduk manis dengan ibunya, lain halnya dengan anak saya malah nyemplung di kolam tetangga yang ketempatan. Istri saya hanya bisa mengelus dada, dan beristigfar.
Sekarang saya dan istri coba menyertakan Piki ikut Play Group walaupun didalamnya usianya masih terbilang sangat muda dibanding teman temannya.
Istri yang mendampingi setiap harinya saat sekolah hanya bisa berkata. Bahwa dari dalam kelas nama anak saya lah yang sering dipanggil gurunya karena tidak bisa duduk diam dan sering berdiri diatas meja, namun di sisi lain disaat temannya tidak ada yang berani maju ditunjuk untuk menyanyi anak saya dengan santainya maju ke depan dan menyanyi dengan lancar.
Aneh memang padahal di saat pelajaran kelihatan tidak memperhatikan namun dia bisa menghafal apa yang diajarkan gurunya.
Satu hal di rumah yang bisa membuat dia duduk tenang adalah melihat channel You Tube di ponsel. Sebenarnya ini kebiasaan buruk namun apa daya saat kesulitan untuk menyuapi makan istri saya terpaksa memberi kesempatan dia untuk melihat chanel kesukaannya.
Hmm saya berharap semoga kelak anak saya menjadi anak sholeh dan berbakti kepada kedua orangtua. Semoga mitos unyeng-unyeng dua hanyalah sekedar mitos dan tidak memiliki pengaruh ke masa depan anak saya. Amin.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih