Sebuah bus berwarna orange dengan gambar atau stripe bintang akhirnya muncul. Harusnya di jam yang sama bus EKA muncul terlebih dahulu, mungkin bus EKA tersebut "PERPAL" atau tidak jalan di Solo karena sepi penumpang.
Sempat iseng kutanyakan pada kru bus jam berapa tepatnya bus berangkat, jam 6 lebih seperempat sore, berarti kurang 20 menit lagi. Ku berlari menuju mushola di belakang terminal untuk sholat Mahgrib terlebih dahulu. Jam 6 lewat menit bus kulihat masih berada di tempat parkirnya. Kunyalakan sebatang rokok terakhir yang saya punya untuk mengusir hawa dingin karena awan hitam menggelayut menyelimuti kawasan Kaligawe.
Beberapa menit kemudian mandor bus berteriak "Ayo berangkat berangkat" awak bus pun bersiap-siap. Hanya 3 orang kulihat termasuk saya yang naik langsung dari dalam terminal.
Tepat jam enam seperempat bus meninggalkan lokasi dalam terminal Terboyo. Di jalanan keluar terminal beberapa orang penumpang naik, namun empat baris kursi di depan kosong dan telah di booking oleh penumpang lain.
Bus melaju kencang masuk tol Semarang arah Sukun. Stamina sopir masih bagus walaupun hanya istirahat beberapa saat. Berhenti sejenak di Sukun, beberapa orang penumpang naik lagi. Tak lama bus kembali menyusuri jalanan sambil sesekali menaikkan penumpang baru.
Dapur pacu bus SR PATAS GOLDEN STAR |
Menjelang jam setengah 9 bus masuk terminal Boyolali, namun jalur alternatif bagi bus dan kendaraan besar lainnya sedang mengalami perbaikan sehingga arus kendaraan dialihkan ke dalam kota. Untung saja hari sudah menjelang malam sehingga kepadatan lalu lintas mulai berkurang. Tepat jam 9 lebih menit bus merapat di terminal Tirtonadi Solo.
Tepat di depan antrian saya lihat armada terbaru Sugeng Rahayu Patas dengan jurusan Tasikmalaya dan terakhir Bandung. Bus dengan model SHD dan dilengkapi dengan toilet dalam tersebut nampak masih kinclong, sebenarnya saya ingin keluar dari dalam bus dan memotretnya namun terbesit lamunan toh nanti saya akan ketemu lagi dengan bus itu di RM Utama Caruban.
Sekitar 10 menit berhenti dan lima orang penumpang baru naik bus pun akhirnya melaju kembali. Kondisi sopir bus pun masih fit dan bagus terlihat dari jalannya bus yang lumayan kencang dan beberapa kali goyang kanan. Kondektur pun dengan rajin memberi aba aba sebagai pengaman saat overtake.
Tepat tengah malam bus pun merapat di RM Utama Caruban. Entah mengapa tumben-tumbenan banyak mobil travel berhenti di tempat ini sehingga bus yang saya tumpangi kesulitan mencari tempat.
Saya turun dan segera pengen tahu menu servis makan apa untuk malam ini. Ya, hanya sayur lodeh, mie goreng, telor bulat digoreng, bakwan jagung dan krupuk serta minum teh hangat dan es. Tak ada perubahan berarti dari sisi servis makan. Itu dan itu saja.
Setelah itu saya bergeser ke toilet dekat mushola, tumben si gendut dengan tape dangdutnya tidak sedang menjaga kaleng lusuhnya malam itu.
Diujung RM Utama sebelah kiri persis seperti dugaan saya bus yang saya incar masih berada di tempat itu, tidak hanya satu melainkan dua sekaligus, ya satu ke arah Purwokerto sedangkan satunya balik ke Surabaya.
Bus itu kelihatan benar-benar baru beroperasi mungkin baru sebulan terakhir. Model bodi depan dengan spion mirip topi dan dek penumpang yang lebih tinggi serta dilengkapi toilet adalah nilai jual armada baru ini. Dengan puas segera kuambil beberapa kali jepretan ke arah armada baru Sumber Grup itu. [Simak bus Sugeng Rahayu SHD jurusan Surabaya-Tasikmalaya-Bandung]
Setelah dua bus tersebut berangkat giliran bus yang saya tumpangi akhirnya berangkat juga. Beberapa kali terbangun dan terjaga, bus sempat berhenti sekitar tiga menit di daerah sebelum Mojoagung. Saya pikir supir bus hendak buang air kecil, namun saya runut dan simpulkan sang sopir hendak membuang rasa kantuknya dengan push up beberapa kali. Ah bisa saja dugaan saya salah. Simak trip report Solo-Surabaya di "Jalan itu bernama Neraka".
Namun dugaan saya benar setelah itu bus melaju kembali dengan kencang, namun kemudian berhenti mendadak dan jalannya mulai oleng sedikit, beberapa kali bus diklakson oleh mobil di belakang. Saya paham betul sopir sudah mengantuk, staminanya sudah habis-habisan mendekati garis finish di Surabaya yang tinggal satu jam perjalanan.
Memasuki Balongbendo bus makin oleng dan tidak teratur jalannya, saya sempat lihat kondektur diam sepertinya tidur pulas. Saya tengok sopir sebenarnya masih tegak duduk namun siapa yang tahu dia kantuk berat. Bus akhirnya memasuki bypass Krian, kondektur terjaga dan berteriak "bypass bypass".
Saya yang duduk di kursi kedua dari depan bersiap-siap, laju bus makin melambat menjelang perempatan bypass dimana saya akan turun. Dan sejurus kemudian bus benar-benar menepi ke pinggir dan saya pun turun. Bus melaju kembali dan nampak dua lampu kecil kelap kelip dinyalakan menandakan kendaraan lain dibelakangnya harap berhati-hati.
Saya hanya bisa membantu doa dari jauh semoga di pendek sisa perjalanan tidak terjadi apa apa.
Anda bisa bayangkan sang sopir berada dijalanan selama total 18 jam dalam sehari dan keesokan harinya harus berangkat lagi. Sungguh satu pekerjaan berat dan beresiko tinggi karena bertanggungjawab atas keselamatan banyak orang.
Jam istirahat yang mepet dan terbatas yang kadang menjadi alasan bagi sopir bus untuk lari kencang di aspal jalan untuk memburu waktu istirahat yang lebih panjang di sisa perjalanan tujuan. Harusnya ada regulasi dari pemerintah tentang masalah keselamatan transportasi darat ini. Jangan sampai manajemen perusahaan otobus yang tidak memberikan jam istirahat cukup bagi pengemudinya menjadikan buah simalakama yang mengakibatkan kecelakaan di jalan.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih