Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

APA YANG ISTIMEWA DARI BUKIT KUNEER KEBUN TEH WONOSARI LAWANG???

Jembatan kayu Bukit Kuneer Wonosari Lawang
Menurut saya tak ada yang menarik di kebun Wonosari Lawang saat pertama kali ke sana bersama tamu dari Singapura. Hanya suasana alam dengan bentang kebun teh yang menyejukkan mata. Setelah membayar tiket masuk sebesar 10 ribu rupiah per orang dan parkir mobil 5 ribu rupiah. Saya disarankan oleh sekuriti untuk memarkir mobil di depan salah satu villa tepat di seberang depan Rollas Mart.

Parkir mobil sebenarnya ada di lapangan luas yang letaknya berada di bagian yang agak bawah kira kira 100 meter dari pos sekuriti. Tepat di belakang pos sekuriti terdapat pabrik pengolahan teh,  entah milik swasta atau perkebunan milik negara saya kurang tahu.


Tiket masuk kebun teh Wonosari Lawang
Tamu saya sebenarnya ingin sekali mengerti proses pengolahan teh dalam pabrik,  saya kemudian bertanya kepada salah seorang sekuriti. Dengan ramah dia menjawab harus ke kantor dahulu untuk mengurus pendaftaran dan pembayaran. Kami berdua kemudian beringsut menuju kantor informasi pengelola yang letaknya tepat di seberang pos penjagaan.


Pabrik teh Wonosari Lawang
Saya bertanya kepada petugas jaga informasi ada apa saja wahana menarik yang bisa kita lihat di kebun teh tersebut. Dia menjawab,  ada beberapa tempat menarik di kebun Teh Wonosari, yakni:
1. Pabrik Teh
2. Kolam renang
3. Kebun Teh
4. Villa
5. Flying fox
6. Lapangan tennis
7. Kebun teh
8. Jembatan Bukit Kuneer

Nama terakhir adalah spot yang lagi nge trend saat ini di perkebunan teh Wonosari Lawang.

Untuk bisa masuk dan melihat proses pengolahan teh bagi pengunjung biasa dikenakan tarif 50 ribu rupiah per orang. Menurut saya relatif mahal, benar saja tamu saya keberatan dan membatalkan niatnya untuk melihat secara langsung proses pengolahan teh di tempat itu.

Sedangkan untuk ke Jembatan Bukit Kuneer tidak dikenakan biaya namun jalanan menuju kesana cukup terjal dan berbatu,  untuk kesana bagi pengunjung yang tidak mau capek disediakan fasilitas mobil Jeep, namun harga sewanya cukup membelalakkan mata yakni 500 ribu rupiah pulang pergi,  entah apakah itu hitungan per orang atau per mobil.

Saya kemudian menanyakan untuk kesana dengan jalan kaki butuh waktu berapa lama, petugas menjawab sekitar 30 menit dengan jalan kaki biasa dan medan menanjak. Tamu saya akhirnya mengajak untuk mencobanya berjalan kaki menuju tempat itu.

Di awal perjalanan kita menjumpai beberapa orang warga atau mungkin pegawai pabrik menawarkan jasanya untuk ngojek ke tempat lokasi jembatan Kuneer. Mereka menawarkan tarif 25 ribu per orang sekali jalan. Saya bertanya sekali lagi pada tamu asal Singapura tersebut untuk mencoba naik motor trail tersebut atau tetap memaksakan diri naik dengan jalan kaki.

Dia pun akhirnya mengalah dan mau saya ajak naik ojek motor tersebut. Benar saja perjalanan ke atas bukit menuju jembatan Kuneer sangat menanjak dengan jalanan berbatu. Kita berada di belakang truk engkel yang kebetulan naik untuk mengambil hasil panen teh,  debu debu beterbangan, si tamu rupanya tidak tahan dengan debu yang menerpa sepanjang perjalanan.

Saya menyuruh pengemudi motor berhenti sebentar dan membiarkan truk itu jalan terlebih dahulu. Setelah agak jauh kita melanjutkan perjalanan, jalanan ke atas sangat tidak ramah bagi kendaraan bermotor, batu batu besar yang tidak rata membuat perjalanan menggunakan motor trail itupun seperti siksaan bagi kami.

Tak lama kemudian motor dibelokkan ke arah kiri jalan,  jalanan tanah sempit itu agak menanjak namun rata dan tak berbatu.

Beberapa ratus meter kemudian sampailah kita di sebuah lapak atau tempat berteduh sederhana. Di tempat itulah kita diturunkan, mereka akan menunggu tamu yang akan ke atas,  namun tamu saya memilih untuk pulang dengan berjalan kaki. Saya persilahkan mereka berdua untuk kembali ke lokasi awal.

Kami akhirnya melanjutkan perjalanan ke jembatan bukit Kuneer yang sudah terlihat dari kejauhan. Jalanan tanah di sisa perjalanan cukup menguras energi saya yang sedang berpuasa, untung saja matahari bersinar tak terlalu terik siang itu. Setelah berjalan naik turun sekitar 300 meter akhirnya kita sampai ke lokasi,  di satu tempat saya lihat papan bertuliskan "motor trail dilarang masuk". Hmmm berarti benar apa yang dikatakan para tukang ojek tersebut.





Akhirnya sampailah kita di tempat tujuan,  lokasi bukit Kuneer ini memang terletak di posisi dengan view atau pemandangan yang indah. Dengan letak yang lebih tinggi daripada bentang kebun teh lainnya tempat tersebut memanjakan mata kita akan hamparan hijau kebun teh di sekitar kita.

Di tempat itu terlihat tiga buah rumah atau lebih tepatnya dek pohon. Tamu saya meminta naik keatas namun terlebih dahulu saya disuruh mencoba terlebih dahulu. Dek pohon yang pertama hanya dilengkapi tangga dari batang bambu yang diberi panjatan kaki,  agak riskan dan berbahaya jika tidak berhati-hati menaikinya.  Sedangkan dua dek pohon lainnya dilengkapi dengan tangga yang lebih baik dari sebelumnya.

Ada satu buah gazebo saya lihat di pojok kiri dari jembatan di bukit Kuneer, nampak dua orang muda mudi bercengkerama di dalamnya. Kita berdua akhirnya naik ke jembatan Kuneer yang terbuat dari kayu tersebut dengan lebar tak lebih dari satu meter dan panjang 25 meter,  jembatan itu membentang lurus dan menghadap perkebunan teh dibawahnya.




Tepat di tengah jembatan terdapat bot foto berupa beberapa buah kursi kayu dan ornamen bergambar hati dan patung burung. Sayang kursi kayu tidak bisa diduduki dengan nyaman karena dudukannya lepas dari penyangga bawahnya.
Beberapa jepretan foto sempat kita abadikan berdua. Sayang sekali kita tidak membawa tongkat tongsis untuk hasil selfie yang lebih sempurna.

Saat saya turun di sisi jembatan sebelah kiri sempat terlihat tulisan kecil di sebuah papan,  biaya naik jembatan adalah 5 ribu rupiah per orang. Namun siang itu tak terlihat penjaga yang bertugas di tempat itu. Sempat melihat papan petunjuk dimana di sisi kanan terdapat mushola,  toilet dan warung kecil. Namun dari tempat saya berdiri saya tidak melihatnya. 

Setelah puas melihat pemandangan sekitar,  akhirnya kita turun ke bawah kembali ke lokasi awal. Perjalanan terasa jauh lebih ringan karena jalanan menurun, hanya memakan waktu 15 menit saja sampai ke lokasi parkir mobil.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda