Omah Kayu di Gunung Banyak kota Batu |
Saya mengetahui tempat ini karena kebetulan mengantar tamu seorang turis perempuan asal Singapura. Dia ingin menjajal naik parasut tandem atau paralayang di wisata tersebut. Berangkat dari kota Malang tepatnya dari Kampung Warna-Warni Jodipan. Saya hanya mengandalkan Google Map saja untuk menuju ke arah tempat tersebut. Untung saja untuk obyek wisata populer keakuratan aplikasi mapping milik Google tersebut masih bisa diandalkan.
Spot-spot foto di wisata alam Omah Kayu, Gunung Banyak Kota Batu |
Berangkat pukul setengah 11 siang dari Malang, lalu lintas ke arah kota Batu tak seberapa padat maklum saja masih suasana bulan puasa, jadi orang agak enggan untuk keluar rumah saat siang hari. Jalanan kota Batu bisa saya bilang sangat mulus hanya sayang tidak terlalu lebar badan jalannya.
Melewati beberapa obyek wisata populer seperti Sengkaling, Jatim Park 3, dll kita terus naik ke atas perbukitan ke daerah Bumiaji. Suasana nyaman dan sejuk khas dataran tinggi menyambut kita saat masuk ke area Gunung Banyak, jalanan sempit dengan kelokan tajam namun untung saja tidak memiliki turunan dan tanjakan yang curam. [Gerimis Malam di Batu Night Spectacular]
Saat hendak sampai di lokasi tujuan saya sedikit kebingungan karena tidak ada petunjuk jalan, aplikasi Map juga mulai ngawur. Terpaksa saya turun untuk bertanya pada penduduk sekitar kemana arah ke tempat wisata Omah Kayu.
Dari sebuah rumah makan yang cukup besar di perempatan jalan belok saja ke arah kanan kemudian ada gang kecil ke arah kiri, kemudian lurus saja hingga kita bertemu dengan jalan sempit yang menanjak, tak jauh kemudian terdapat satu obyek wisata baru berupa wisata alam edukasi di sebelah kanan jalan, anda lurus saja ikuti jalanan terjal yang agak berbelok, hingga akhirnya kita benar benar masuk ke area wisata hutan gunung Banyak.
Tiket masuk lokasi wisata Gunung Banyak |
Lepas itu terdapat area parkir mobil, sayang masih belum di aspal. Bisa jadi akan becek saat musim hujan, sedang parkir motor berada di lokasi yang lebih tinggi. Terdapat lokasi pujasera di sisi sebelah kanan setelah kita naik dari tempat parkir. Tepat di ujung terdapat pendaftaran untuk pengunjung yang ingin merasakan sensasi melayang di udara dengan paralayang.
Saya sempat bertanya kepada petugas tentang beberapa hal ditempat itu, biaya paralayang 350 ribu rupiah di hari biasa dan 450 ribu rupiah di akhir pekan dengan durasi mengudara sekitar 8-10 menit saja di udara.
Lokasi start paragliding atau paralayang tepat di ujung sebelah kanan, sementara di area sebelumnya terdapat dua foto boot yang lumayan cantik dengan latar kota batu. Sedangkan pujasera atau beberapa warung makan berada tepat di depan foto boot tersebut, terdapat beberapa buah kursi dan meja outdoor dilengkapi dengan payung sebagai peneduh dari terik matahari.
Lokasi rumah atau Omah Kayu sendiri ada di sisi kanan, sedang di sisi kiri adalah wisata Taman Langit. Kedua obyek wisata tersebut saya rasa hampir memiliki tema yang sama. Terdapat loket tiket saat masuk ke wisata Omah Kayu, tarif masuk ke tempat itu sebesar 10 ribu per orang.
Di sisi sebelah kanan terdapat banner besar yang memuat beberapa spot yang ada di Obyek Wisata Omah Kayu. Beberapa spot yang bisa kita jumpai disini antara lain:
1. Rumah kayu itu sendiri yang sesungguhnya adalah rumah kayu kecil yang dibangun diatas pepohonan
2. Hammock atau jaring besar
3. Jembatan bambu yang menjulur cukup panjang ke arah jurang dengan latar belakang kota Batu.
Jembatan dan dek bambu di Omah Kayu Gunung Banyak |
Jalanan sempit dengan beberapa turunan dan tanjakan cukup menguras tenaga saya yang sedang berpuasa sedangkan tamu saya lihat cukup menikmati liburannya kali ini. Hanya saja di beberapa kesempatan dia mengatakan bahwa tempat tersebut lumayan bagus terutama wahana paralayangnya namun untuk wisata Omah Kayu dia bilang hanya biasa saja dan tidak ada sesuatu yang spesial. Hampir semua foto boot sudah kita jelajahi dan berkesempatan untuk mengambil fotonya, kecuali untuk wahana hammock atau jaring besar karena kita harus membayar untuk menikmati wahana tersebut.
Menurut saya yang lumayan bagus adalah jembatan julur dengan latar kota Batu adalah yang terbaik. Jembatan dari bambu dengan panjang kira-kira 10 meter tersebut berada di sisi jurang yang tidak terlalu curam menghasilkan momen yang cukup menarik. Sayang di siang hari itu, kabut tak kunjung beralih sehingga foto yang dihasilkan tidak bisa fokus.
Suasana di Omah Kayu Gunung Banyak |
Sementara itu saya sempat melihat kondisi rumah kayu atau omah kayu yang ternyata disewakan untuk umum. Rumah tersebut berukuran kecil yakni sekitar 2x3 meter saja, nampak didalamnya terdapat matras atau kasur busa didalamnya. Dan sebuah bangku kayu diluar ruang utama. Sementara untuk toilet ada di lokasi atas di sisi paling kanan. Toilet tersebut dikhususkan untuk penyewa omah kayu dan bukan untuk umum.
Secara kesuluruhan wahana Omah Kayu cukup worthed lha untuk wisata alternatif di akhir pekan, namun saya tidak menyarankan untuk anda kunjungi di saat musim hujan. Jalanan di obyek wisata akan menjadi becek dan tentu saja mengurangi kenyamanan saat menjelajahinya. Satu lagi obyek wisata ini tidak cocok bagi lansia dan anak-anak dibawah 5 tahun karena jalanannya yang naik turun.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih