Naik ke dalam bus, tangan saya coba menghindari kontak dengan pintu dan tempat duduk penumpang lain. Bus EKA Patas ini berisi penumpang kurang lebih setengahnya saja hingga saya bebas memilih tempat duduk yang kosong.
Tak lama kondektur menarik ongkos tiket, dia pun terseyum kepada saya, Ngenteni suwe Yo Mas? (Nunggu lama ya Mas). Iya Pak jawab saya, kenapa Pak ya? Dia hanya menjawab singkat, armada dikurangi Mas. Hanya jalan setengah saja. Penumpang sepi, dan banyak armada bus yang terpaksa Perpal katanya. Waduh, jawab saya setengah kaget.
Lepas itu dia berlalu, saya teringat pesan Upik Abu. Saya mengeluarkan hand sanitizer yang dia bekali, dan menyemprotkan ke kedua tangan saya. Lalu saya pakai kaos tangan, masker dan segera saya terlelap dalam tidur. Dengan kondisi sepi penumpang bisa saya tebak bus tidak akan naik TOL, dan benar saja bus menyusuri jalan propinsi Surabaya hingga Kertosono. Di daerah Brakan Kertosono saya terjaga dan sempat melihat beberapa penumpang baru naik, lepas itu bus pun melaju kembali membelah kelamnya malam saya pun terlelap lagi dalam mimpi panjang.
Sekitar jam 4 dini hari, bus merapat di RM Duta 1 Ngawi. Beberapa penumpang terlihat juga waspada akan bahaya penyebaran Covid 19, tidak seperti biasanya banyak dari penumpang memakai masker dan kaos tangan. Alhamdulillah mereka sadar akan kesehatan pribadi dan orang lain.
Bus melaju kembali menyusuri jalanan perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah saya pun terlelap tidur hingga terbangun ketika bis sudah masuk Karanganyar mendekati Palur. Dan akhirnya sekitar setengah 6 pagi bis merapat di terminal Tirtonadi Solo.
Terminal besar tersebut terlihat sepi seperti biasanya karena masih pagi, namun sepi kali ini tidak seperti biasanya. Nampak di dekat pintu masuk ada bilik untuk penyemprotan desinfektan namun kelihatan belum difungsikan. Masuk ke ruang tunggu terminal, lorong-lorong terminal terlihat sepi sekali tidak seperti biasanya. Hingga ditengah terminal bagian barat nampak hanya beberapa orang awak bus SR Patas jurusan Bandung dan kuah awak bus AKDP Solo Semarang seperti Safari dan Raya sedang duduk-duduk di salah satu warung dalam terminal.
Ya. sepi yang tidak seperti biasanya saya sudah rasakan. Mata saya berusaha mencari mandor bis EKA yang saya kenal dengan baik namun tak saya temukan. Hampir jam 6 pagi, ini berarti bus EKA yang mestinya jalan ke Semarang tidak jalan alias Perpal. Saya akhirnya memutuskan untuk naik bus RAYA yang hampir setengah jam ngetem dan belum berangkat dari awal saya duduk duduk di luar ruang tunggu.
Hanya ada beberapa gelintir penumpang saja yang naik awal dari terminal Tirtonadi. Bus segera melaju ke arah Semarang, di sepanjang perjalanan beberapa orang penumpang naik dari Kartosuro hingga Boyolali. Saya terlelap lagi dalam tidur panjang pagi itu.
Terjaga dari tidur ternyata bus baru sampai daerah Ampel Boyolali. Beberapa orang penumpang banyak naik di daerah tersebut dan di dominasi para pekerja pabrik garment.
Jalanan Boyolali, Salatiga, Ungaran masih ramai pagi itu walaupun anak anak sekolah sudah banyak yang diliburkan.
Skip.....skip sekitar jam 9 bus Raya yang saya naiki merapat di ex terminal Terboyo Semarang. Suasana di jalan raya Kaligawe masih tetap tak berubah, calo bus dan tukang ojek pangkalan masih ramai seakan tak terpengaruh oleh situasi pandemi Corona. Warung warung kopi dan makan pinggir jalan masih buka dan ramai pengunjung.
Saya beringsut ke arah sebelah kiri jalan Kaligawe arah ke Demak tepatnya di depan dealer mobil besar tempat atau titik aman penjemputan bagi ojek online. Beberapa ojek pangkalan memanggil saya dan menawarkan jasanya namun dengan halus saya tolak.
Tak berapa lama ojek online yang saya pesan untuk menuju pabrik telah berada di depan saya. Separuh perjalanan panjang saya sudah terlampaui hari itu. Alhamdulillah. (Bersambung............ bagian 3)
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih