Bus Harapan Jaya jurusan Jakarta-Tulungagung berhenti di RM Duta 1 Ngawi |
Dini hari kemarin tak sengaja saya bertemu empat mata dengan bus yang sudah lama menjadi incaran yakni bus double deck atau bus berlantai dua. Beberapa kali memang saya pernah melihat bus ini di jalanan dan di terminal namun hanya sekilas melintas saja, beberapa bus double decker yang pernah saya pergoki adalah Lorena, Putra Mulya dan Harapan Jaya. Khusus bus terakhir saya sering berpapasan di jalur Semarang-Solo.
Bus-bus ini bisa saya bilang istimewa dari segi apapun, baik bentuk, konstruksi, harga dan fasilitasnya. Dengan harga komplet bus per biji yang bisa mencapai diatas 3.5 milyar rupiah, ini merupakan pertaruhan jangka panjang untuk masing-masing perusahaan otobus agar bisa bersaing dengan perusahaan transportasi lainnya.
Saya bertemu dan melihat dari dekat walaupun tidak sempat masuk ke dalam bus Harjay ini di Rumah Makan Duta 1 Ngawi, saat hendak ke Solo di waktu bis EKA yang saya naiki rehat sebentar di Ngawi. Bus berwarna khas putih dengan stripping jingga ini nampak bongsor terparkir di bagian tengah depan restoran.
Setengah agak mengantuk saya dekati bus tersebut sambil beberapa kali membidikkan jepretan dari ponsel. Agak takut juga sebenarnya karena tempat saya berdiri adalah jalan masuk bus-bus jarak jauh seperti Harjay dan Gunung Harta ke restoran tersebut.
Saya beringsut mendekat untuk mengetahui interior dalam bus, tanpa saya sadari ternyata ada sekuriti rumah makan yang membuntuti saya dari belakang. Saya hanya bisa tersenyum simpul sambil berkata, "Foto foto sambil liat Pak". Rupanya jawaban saya membuat dia senang dan tambah mendekat. "Bis larang iki Mas", katanya. Ya udah tahu Pak, batin saya.
Interior dalam bus, di lantai bawah |
Kemudian kelas VIP tentunya di lantai bawah ada 2 baris saya lihat dengan konfigurasi 2-2 berarti 8, sedangkan di lantai atas ada 16 kursi kalau tidak salah. Harga kelas VIP antara lantai atas dan bawah berbeda, lebih mahal yang dibawah. Hal ini dikarenakan menurut sekuriti tersebut lantai atas sedikit kurang nyaman karena goyangan bus akan sedikit terasa dengan bodinya yang bongsor.
Sekuriti RM Duta tersebut menyebutkan untuk tiket bus sleeper room di kisaran 500 ribu rupiah sedangkan kelas dibawahnya di harga 350 ribu rupiah. Harga yang pantas untuk fasilitas mumpuni yang didapat begitu juga jauh perjalanan Jakarta-Tulungangung yang memakan waktu kurang lebih 16-18 jam.
Bus tersebut dilengkapi dengan sistem checking karcis yang modern mirip magnetik ticketing jadi bukan karcis manual seperti biasanya. Bus dengan mesin dan chasis milik Scania tersebut dibesut karoseri Adiputro tersebut dilengkali dengan Wi-Fi dan kata sekuriti tersebut terdapat pula fasilitas telepon gratis (mesti di cross check lagi).
Saya hanya bisa mengamati interior dalam bus yang nampak istimewa sambil berharap-harap kapan bisa ngaspal bersama bus ini. Mungkin suatu saat akan saya ajak Upik Abu, si Bontot mbolang dari Tulungagung ke Jakarta dengan menggunakan bus tersebut, sekalian bikin trip report. Semoga saja.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih