Aiola Kafe Surabaya |
Bagi saya tempat ini lumayan jauh karena domisili saya sekarang ada di Krian, Sidoarjo. Namun jarak tak jadi masalah bila ada niat kuat untuk bertemu dengan teman sejawat sekolah dulu.
Situasi lalu lintas masih bisa dibilang tak terlalu ramai di masa masa akhir libur panjang Lebaran. Hanya butuh waktu 45 menit saja dari Krian ke pusat kota Surabaya. Kepadatan hanya terjadi di perlintasan rel kereta dekat Royal Plaza.
Sesampainya dekat balaikota Surabaya saya hendak menyempatkan diri sholat Dhuhur di mesjid dekat kantor pemkot Surabaya. Namun ternyata ada forboden di jalanan masuknya, terpaksa saya balik kembali dan mencari lokasi masjid lainnya.
Saya pacu si Putih menuju kawasan Gubeng, dimana saya ingat ada masjid kecil di depan stasiun Gubeng Baru. Sejenak saya sholat di masjid tersebut untuk kemudian menelpon teman saya menanyakan lokasi tepatnya kafe atau foodcourt Aiola tersebut.
Ternyata lokasinya sangat mudah yakni dari halte SMA negeri 9 belok. saja ke kiri kemudian ada gang setelahnya belok ke kiri lagi. Lokasinya di sisi sebelah kiri jalan.
Suasana kafe Aiola Surabaya |
Kebetulan di daerah seputaran SMA komplek tersebut demikian orang Surabaya seringkali menyebutnya daerah yang relatif sejuk karena rindangnya pohon penghijauan. Suasana panas kota Surabaya nyaris tak saya dapati di sepanjang jalanan dekat kafe tersebut.
Barisan sepeda motor terpakir rapi di tepi jalan, demikian juga mobil. Satu lagi yang menjadi sorotan saya, wilayah ini lahan gemuk bagi jukir atau "penguasa" daerah tersebut. Nyatanya benar saat saya hendak pulang dan mengambil motor saya jukir dengan enak menarik ongkos parkir 3 ribu rupiah tanpa ada tiket parkir. Dan seperti yang sudah sudah bisa ditebak darimana mereka berasal.
Salah satu menu yang cukup menarik di kafe AIOLA |
Kembali ke Aiola, makanan yang ditawarkan di tempat itu bukanlah makanan yang asing dan aneh-aneh, yang sempat terlihat oleh saya adalah mie ayam, kue crepes, ada juga es krim dan wafel dengan toping aneka macam. Kemudian tahu campur, nasi goreng, dll.
Pedagang crepes sendiri lengkap dengan gerobak dagangannya sendiri, namun dengan sistem pembayaran berupa kupon yang harus dibayar di kasir terlebih dahulu.
Mungkin ada pola sistem bagi hasil di tempat ini antara pengelola dan penjual makanan. Overall kafe ini menurut saya tempat yang cocok untuk kongkow dan hang out bareng bersama teman, lebih cocok untuk yang berusia muda menurut saya. Tempatnya penuh dengan kehangatan bersuasana urban. Dan yang terpenting harga menu makanan yang ditawarkan relatif terjangkau oleh kocek remaja dan mahasiswa.
Obrolan santai mewarnai reuni kecil saya dengan teman teman SMA yang tak lebih dari 5 orang tersebut. Tak terasa sudah mendekati sore hari, saya terpaksa pamitan terlebih dahulu karena kebetulan rumah saya yang jaraknya paling jauh di antara teman-teman yang hadir.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih