Terminal Bus Bungurasih atau Purabaya |
Anda yang sering lalu lalang menggunakan bus antar kota atau dalam kota di Surabaya dan sekitarnya pasti akan kenal dengan nama yang satu ini, yakni terminal Bungurasih atau Purabaya. Terminal yang memiliki luas hampir 12 hektar ini menjadi lalu lalang penumpang bus tak kurang dari 100 ribu orang per harinya.
Dari sekian ratus ribu penumpang yang transit di terminal ini tentunya tidak bisa buang hajat sembarangan, karena itu keberadaan "ponten" atau toilet umum menjadi sangat vital keberadaannya.
Banyak ponten umum dibangun di sekitar terminal kedatangan dan keberangkatan. Bisnis ini sangat menjajikan karena tak akan pernah sepi dan mati kalau terminalnya tidak dipindah.
Saya hanya membuat pengandaian saja dari 100 ribu orang yang lalu lalang, 20% mampir ke toilet untuk buang air, maka perputaran uangnya adalah 20 ribu dikalikan 2 ribu rupiah. Total 40 juta rupiah per hari uang pemasukan dari bisnis "pesing" ini tentunya dibagi dari semua toilet umum yang ada.
Pintu masuk ruang tunggu terminal Bungurasih |
Namun ada satu pertanyaan menggelitik di benak saya, kalau ponten di sekitar atau diluar terminal OK saja lah kita dipungut biaya, namun kalau keberadaan ponten atau toilet didalam area dalam terminal terutama bangunan terminal baru "apakah juga harus membayar" karena notabene yang membangun adalah pemerintah dan bukan swasta atau perorangan.
Anda bisa temukan toilet dalam gedung baru di lantai dua sisi sebelah kanan dan kiri, di depan toilet selalu ditunggu penjaga lengkap dengan "kotak amalnya".
Pengunjung tentu tak keberatan jika dipungut dua ribu perak untuk biaya "buang hajat" tapi yang akan menjadi keberatan jikalau uang pemasukan ini masuk ke dalam kantong-kantong oknum yang gak jelas dan lihai membaca peluang.
Sebagai salah satu fasilitas publik seperti halnya terminal, stasiun dan bandara jikalau terletak didalam lokasi dalam biasanya bersifat GRATIS atau tidak dipungut biaya, sebagai bahan perbandingan saja. Saya yang sering lalu lalang di terminal Tirtonadi Solo tidak pernah menjumpai satu toilet pun dalam terminal yang berbayar semuanya GRATIS.
Kepada pemerintah propinsi Jawa Timur khususnya pihak Dishub tolong diperjelas dan diadakan sidak untuk masalah ini, jangan sampai masyarakat dirugikan karena fasilitas publik dijadikan lahan mencari uang tak resmi. Dan bagi pihak yang memanfaatkan fasilitas publik ini untuk mencari "uang" dan menggemukkan kantong pribadi segeralah bertobat, jangan sampai bau pesing toilet mengiringi anda ke akhirat kelak.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih