Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya, Sedati Juanda |
Sampai saat ini saya belum percaya juga bahwa dalam jangka waktu dekat akan pergi ke luar negeri, walaupun terbilang tidak seberapa jauh
yakni “tetangga sebelah” Vietnam. Sebelumnya pihak kantor saya yang ada di luar
negeri jauh jauh hari mengingatkan saya agar segera mengurus PASPORT untuk
persiapan sewaktu-waktu pergi ke luar negeri. Namun dasar saya yang bandel,
surat ijin berkunjung dan pergi keluar negeri itupun tak kunjung saya buat.
Hingga akhirnya seminggu yang lalu mau tak mau saya harus
mengurus surat tersebut karena “mau tak mau” juga saya harus datang ke Vietnam
karena pekerjaan sudah menanti disana. Saya sempat panik karena Manager saya
sebelumnya bilang surat itu harus selesai dalam 2-3 hari, untung saja saya
menang argumentasi bahwasanya jangka waktu mengurus PASPORT di Indonesia
tidaklah secepat itu.
Sebelum mengurus
PASPORT saya sempat menghubungi rekan-rekan se profesi yang sudah terlebih
dahulu melanglang buana keluar negeri bagaiamana dan dimana tempat mengurus
PASPORT yang mudah di kawasan Surabaya dan sekitarnya. Untuk di Surabaya dan
sekitarnya sebenarnya terdapat beberapa alternatif tempat pengurusan PASPORT,
yakni:
1. Di daerah Sedati Juanda tepatnya arah ke
terminal II bandara Juanda setelah lampu merah sebelum bypass Juanda di sisi
kiri jalan sebelum lapangan Albatros atau sebelum SPBU kiri jalan
2. Di dekat terminal Bungurasih pintu keluar bus
antar kota. Sebelum pabrik biscuit UBM, atau sisi kiri flyover Waru.
3. Di Graha Pena lantai II, ini pindahan dari
kantor di Giant Mall Ahmad Yani
4. Imigrasi Tanjung Perak (namun lokasi terdaftar
di jl Raya Darmo Indah)
Dari rekan kerja saya dapat pelayanan yang cukup cepat dan mudah
adalah Kantor Imigrasi di Juanda. Karena di dua tempat terakhir belum ada teman
yang mencoba kesana, hanya untuk kantor imigrasi di Bungurasih dimana teman ada
yang baru saja membuat passport beberapa bulan yang lalu disana mengatakan
antrian pengurusan panjang dan terjadi double antrian.
Dimana seharusnya pengurusan PASPORT online sekarang harus
menggunakan sistem antrian online namun kenyataan di lapangan, calon pengurus passport
harus datang pagi-pagi ke lokasi untuk antri secara manual. Ini agak aneh menurut
saya karena di antrian ONLINE sudah ditentukan jadwal kita datang, baik itu
hari maupun tanggalnya.
Sebelum lanjut, perlu anda ketahui jika ingin mengurus passport
harus membawa bukti antrian online berupa file PDF dimana didalamnya ada nama,
jadwal pengurusan serta SCAN QR barcode sebagai bukti antrian. Anda harus
download dulu aplikasinya di GOOGLE PLAY atau APP STORE atau bisa ke website
dirjen Imigrasi dan Kependudukan. Setelah download anda harus register dulu ke
dalam aplikasi tersebut sebelum bisa digunakan.
Data yang harus diisi adalah saat proses registrasi adalah:
1.
NAMA (user)
2.
PASSWORD (kata sandi untuk masuk ke dalam
aplikasi)
3.
ALAMAT
4.
NOMER KTP/KIK ELEKTRONIK
5.
ALAMAT EMAIL
6.
NOMER TELEPON
Setelah proses registrasi selesai, anda akan mendapat email
verifikasi berupa link untuk mengaktifkan program tersebut. Klik saja link yang
ada dalam email tersebut, kemudian buka aplikasi ANTRIAN ONLINE tersebut. Didalamnya
ada list atau daftar alamat kantor Imigrasi dimana anda bisa melakukan proses
pengurusan passport di lokasi tersebut. Pilih saja lokasi kantor imigrasi
terdekat dengan rumah anda, lalu pilih jadwal (hari dan waktu anda ingin
melakukan proses pengurusan).
Setelah berhasil, anda akan mendapat bukti antrian secara
online. Anda bisa unduh file antrian dalam bentuk PDF kemudian print dalam
kertas A4 satu lembar sebagai bukti antrian yang akan ditanya oleh petugas saat
pengambilan formulir.
Saat hari H pun tiba, saya datang kira kira 15 menit sebelum
jadwal. Nampak di kursi tunggu luar puluhan orang sedang menunggu antrian
PASPORT, saya sempat keder sebelum akhirnya bertanya ke bagian informasi. Hanya
dengan menunjukkan nomer antrian online saya lalu diberi 2 lembar formulir
pendaftaran. Saya tidak sempat mengambil foto formnya karena panik hehehhe.
Satu lembar form berupa surat pernyataan yang menyatakan
bahwa tujuan kita ke luar negeri tidak dalam rangka bekerja, didalamnya harus
disertakan materai 6 ribu rupiah. Sedangkan form satunya adalah form berisi
data lengkap diri kita antara lain:
1.
Nama lengkap
2.
Tempat tanggal lahir
3.
Alamat
4.
Nomer telepon
5.
Nama dan alamat kantor
6.
Nama, TTL dan alamat orangtua
7.
Nama dan alamat istri atau suami
Semua isian form diatas harus ditulis dalam huruf balok dan
tinta warna hitam.
Setelah mengisi form tersebut saya bergegas lanjut ke proses
selanjutnya, yakni penyerahan berkas pengurusan passport (Akta lahir, KTP, KK)
berkas tersebut difotokopi dalam kertas A4 masing masing satu lembar dan jangan
lupa sertakan dokumen aslinya.
Di proses ini rupanya kesabaran saya diuji, sempat berdebat
dengan petugas di loket verfikasi data awal karena alasan saya keluar negeri
rupanya menjadi sedikit bermasalah. Namun yang membuat saya cemas dan sempat
heboh adalah saat petugas menanyakan KTP, saya coba mencari kemana-mana namun
tidak ketemu. Entah hilang atau keselip dimana saya panik saat itu, saya
putuskan untuk mundur dulu antrian untuk mencari KTP tersebut dan menenangkan
diri sejenak.
Saya kembali ke meja tempat mengisi formulir, sambil mencoba
bertanya pada orang di sekitar apakah melihat KTP yang tertinggal. Tak lupa
bertanya kepada pak sekuriti yang cukup ramah menurut saya apakah ada orang
yang menemukan KTP saya, ternyata dia berkata “belum ada Mas yang menemukan KTP
tertinggal sampai sekarang”.
Saya hanya bisa duduk termenung menghela nafas panjang dan
berharap keajaiban datang, hingga saya meihat bungkus r….k di kantung sebelah
tas. Mungkin saya harus mer….k dulu untuk menenangkan pikiran, saya ambil
bungkus tersebut dan eng ing eng, ada kartu berwarna biru terselip didekatnya.
Alhamdulillah ya Allah, ternyata KTP saya ketemu.
Bergegas saya lari ke verifikasi awal tanpa lagi
menghiraukan peringatan mereka untuk menyiapkan data tambahan yang mungkin
diperlukan nanti, saya lalu beringsut ke tempat pengambilan berkas untuk
wawancara tepat disebelahnya. Saya diberi MAP berwarna krem berisi dokumen data
diri kita yang sudah difotokopi dan 2 form pendaftaran di awal. Lantas kita
diberi nomer antrian untuk proses interview dan verifikasi data akhir di ruang
tunggu atas.
Saya mendapat nomer antrian diatas seratus lima puluhan…
sedangkan di papan antrian elektronik baru tertulis nomer seratus san, waktu
menunjukkan jam setengah 11 siang. Saya berharap-harap cemas mudah-mudahan saja
sebelum jam makan siang saya sudah dipanggil ke antrian di lantai 2. Untung
saja nomer antrian di papan elektronik cepat berlalu, entah mengapa mungkin
saja orang yang antri banyak yang tidak hadir saat itu, hingga saat bapak sekuriti
yang ramah tadi berteriak memanggil nomer antrian dibawah 160 an.
Bergegas saya naik ke ruang atas di lantai dua, saya lihat
sudah banyak juga antrian didalamnya. Terlihat banyak sekali meja petugas, dan
kursi tunggu berupa sofa kotak berwarna biru. Area dalam ruang tunggu ini
sangat nyaman, sofanya empuk dan dilengkapi pendingin udara. Hingga tiba
giliran saya untuk proses interview, ternyata benar juga kata petugas dibawah
ada dokumen pendukung yang mesti saya lengkapi dan harus di sertakan dalam
bentuk cetak atau Print.
Saya kebingungan harus print dimana karena yang ada di luar
hanya kedai fotokopi, saya beranikan diri bertanya kepada petugas yang
memverifikasi berkas saya dimana kira kira ada komputer dan printer di dekat
situ, ternyata ada di luar ruangan dekat dengan tangga sebelah kiri. Dia lantas
berkata setelah di print langsung aja balik ke meja ini Pak.
Saya bergegas menuju tempat dimaksud dan berharap-harap
cemas semoga PC dan printernya bisa digunakan. Komputer ternyata sudah menyala,
dan setelah mencolok kabel USB saya dapat membuka screen shoot email lalu
kemudian mencetaknya di printer yang syukurlah sudah ada kertas ukuran A4
didalamnya. Printer tersebut dengan
lancar mencetak dokumen pendukung tersebut, sekali lagi Alhamdulillah saya
diberi kemudahan hari itu.
Tanpa menunggu lama saya kembali ke meja petugas setelah
sebelumnya beberapa menit menunggu karena ada antrian orang setelah saya. Proses
verifikasi berlangsung cepat, lanjut ke rekam sidik jari dan pemotretan. Tak lebih
dari 5 menit selesai, petugas akhirnya member potongan atau slip bukti
pengurusan untuk lanjut ke proses pembayaran pengurusan PASPORT di mobil kantor
pos yang ada di halaman depan kantor imigrasi.
Mobil kantor Pos, tempat pembayaran pengurusan Pasport |
Saya akhirnya turun ke lantai bawah tepat saat kumandang
adzan dhuhur dari musholla di sisi kiri depan kantor imigrasi tersebut,
terlihat mobil kantor pos berwarna orange di halaman depan. Saya mendekat ke
mobil tersebut sambil menyerahkan slip yang diberi petugas, Mbak mbak kantor
pos itu berkata “355 ribu Pak”. Ok Mbak sambil saya serahkan uang pas
kepadanya. Kemudian dia menyerahkan slip pembayaran kepada saya dan juga nomer
pengambilan, sambil berkata “paspor bisa diambil 3 hari kemudian Pak, tapi
lebih amannya 5-7 hari daripada bolak-balik kesini”.
Alhamdulillah selesai juga proses pengurusan PASPORT hari
ini, saya bergegas ke musholla untuk menunaikan sholat Dhuhur lebih dahulu
sambil mengucapkan doa telah diberi kelancaran hari itu.
Secara keseluruhan menurut saya pengurusan Pasport cukup
mudah asal berkas-berkas yang diperlukan sudah kita penuhi, yakni:
1.
Kartu Keluarga
2.
KTP elektronik
3.
Akta Lahir
4.
Bukti antrian online pengurusan Pasport
Semua dokumen asli harus disertakan dalam proses pengurusan
dan jangan lupa fotokopi masing-masing satu lembar saja dokumen tersebut dalam
kertas ukuran A4.
Satu hal lagi, jangan segan untuk bertanya kepada petugas
yang ada di lokasi jika anda menemui kesulitan, karena mereka tidak segan dan
dengan ramah akan siap membantu masyarakat yang hendak mengurus passport.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih