Terminal Tidar Kota Magelang |
Sepinya pekerjaan kantor membuat saya leluasa untuk menjalankan pekerjaan sambilan yang lain, yakni menjadi freelance auditor sekaligus QC. Selama 5 tahun sudah ada beberapa klien tetap khususnya dari China yang menggunakan jasa saya. [Simak Hasil Kerja Freelance Selama 6 tahun]
Pekerjaan bermodalkan kepercayaan dan tentu saja profile pekerjaan saya sebelumnya ini dengan nikmat dan bahagia selalu saya jalani, maklum saja saya sudah jarang travelling semenjak resign dari kantor yang lama.
Tugas saya kali ini adalah mengaudit sebuah industri briket arang kelapa di Magelang yang saya sendiri notabene belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di wilayah dekat kaki bukit Tidar ini. Setelah cocok dengan fee yang ditawarkan, saya diberi nomer kontak telepon orang pabrik yang hendak saya audit. Chit chat sana sini akhirnya disepakati dia akan menjemput saya di Terminal Tidar Magelang sekitar jam 9 pagi.
Transit di terminal Tirtonadi Solo |
Skip skip, sebelum adzan subuh saya sudah sampai di terminal Tirtonadi Solo, selepas ibadah sholat Subuh kemudian ngopi sebentar di warung langganan saya, untuk kemudian bergeser ke bagian barat terminal dimana bus ke arah Magelang berada.
Saya yang hafal dan kenal baik dengan mandor bus Eka disitu tak terlalu kesulitan mencari tahu kapan bus ke arah Magelang akan berangkat, sekitar jam setengah 6 pagi bus EKA Magelangan pun muncul, si Mandor agak terkejut karena saya akan ke Magelang karena biasanya ke Semarang. Demikian juga Mbah Man driver EKA Semarangan yang sempat berpapasan dengan saya.
Bus berisi tidak sampai separuh membawa kita ke arah Yogya kemudian ke Magelang, namun ternyata di pertengahan jalan beberapa penumpang arah ke Yogyakarta dioper bus Eka yang lain karena bus ini hendak potong kompas langsung ke Magelang. Lalu lintas daerah Bantul-Sleman cukup padat di awal minggu itu, belum lagi jalanan yang tidak terlalu lebar membuat supir bus sulit take over. Sekitar jam setengah 9 pagi bus merapat di terminal Tidar Magelang, terminal ini tidak terlalu besar sekilas mirip terminal Boyolali, dan Tingkir Salatiga namun lebih tertata rapi.
Barisan bus EKA di terminal Tidar Magelang |
Saya beringsut mendekati toilet tersebut untuk kemudian bertanya kepada penjaga apakah boleh mandi di toilet itu, "Saget Mas" jawabnya ramah.
Bagian dalam toilet sangat bersih dan tidak berbau pesing, nampak sekali dijaga kebersihannya, air dingin dan jernih dalam bak mandi menggoda saya untuk segera mandi melepaskan kepenatan selama perjalanan. Byar byur dingin air membasahi, segar rasanya. Setelah acara bersih bersih, saya menanyakan berapa biaya mandi di toilet tersebut ternyata cuman dua ribu perak saja.
Suasana warung makan di salah satu sudut terminal Tidar Magelang |
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih