Tas berisi pakaian yang tertinggal di bus EKA arah Surabaya |
Ini kali kedua saya mengalami kejadian tertinggal barang di
bus EKA. Kejadian pertama entah kapan saya sudah lupa, saat itu jaket tertinggal di bus
tersebut dan saya tak berniat kembali untuk menanyakan ke pihak bus. Kejadian kedua saya alami barusan saja tadi pagi sekitar jam setengah 5.
Beruntung barang berupa tas jinjing berisi pakaian pakaian kotor tersebut bisa saya dapatkan kembali, cerita singkatnya adalah sebagai berikut.
Beruntung barang berupa tas jinjing berisi pakaian pakaian kotor tersebut bisa saya dapatkan kembali, cerita singkatnya adalah sebagai berikut.
Bus EKA yang saya naiki berangkat dari terminal Terboyo
Semarang sekitar jam 8 malam kurang 10 menit. Namun berhenti sekitar 10 menit
di depan pintu keluar terminal atau di jalan Kaligawe Raya untuk ngetem mencari
penumpang. Suasana malam itu hujan lumayan lebat mengguyur kawasan Terboyo dan
sekitarnya, cuman ada 4 orang yang berangkat dari dalam terminal termasuk saya
salah satu diantaranya.
Sedikit sekali penumpang yang naik saat bus tersebut ngetem,
hingga akhirnya sopir memutuskan melanjutkan perjalanan kembali, dari depan
Universitas Islam Sultan Agung ada satu lagi penumpang naik sebelum akhirnya
bus masuk ke jalan TOL.
Selepas tol Tembalang bus ngetem lagi di daerah Sukun, hujan
nampaknya kurang bersahabat bagi awak bus karena penumpang menjadi sepi, hanya
dua atau tiga orang saja yang naik dari tempat tersebut. Bus pun melaju kembali
sambil sesekali mendapatkan penumpang dengan tujuan Solo di jalan yang
dilewatinya.
Jalanan Ungaran Salatiga hingga Boyolali dilalap habis oleh
sopir bis Eka kali ini. Cara menggocek jet darat ini sangat lihai, halus dan
salah satu yang terbaik menurut saya dari sekian kali naik bus Eka Semarangan. Namun ada
yang aneh dengan sopir nomer lambung 7511 dari logatnya sangat kental sekali
menunjukkan bahwa dia bukan berasal dari Jawa. Tak terasa 2.5 jam perjalanan
sampailah bus EKA yang saya naiki di Terminal Tirtonadi Solo.
Perjalanan berhenti sejenak untuk istirahat awak bus meregangkan otot
kaki, dan penumpang yang hendak buang air. Hanya ada 2 penumpang naik di
terminal ini, dari pembicaraan sopir dan kernet bus perjalanan malam itu mereka
mendapatkan uang setoran sekitar satu juta rupiah.
Solo dan sekitarnya juga diguyur hujan malam itu walaupun tak selebat kota Semarang. Lepas dari terminal bus terbaik yang pernah saya jumpai itu, saya pun tertidur hingga sampai di RM Duta Ngawi.
Solo dan sekitarnya juga diguyur hujan malam itu walaupun tak selebat kota Semarang. Lepas dari terminal bus terbaik yang pernah saya jumpai itu, saya pun tertidur hingga sampai di RM Duta Ngawi.
Penumpang bus EKA rehat sejenak di RM Duta Ngawi |
Sebatang rokok sempat saya sulut untuk mengusir hawa dingin
malam itu, dan segera setelah habis kondektur bus memanggil penumpang bus EKA
nomer lambung 7511 itu. Tak menunggu lama semua penumpang naik. Bus melaju
melalui jalan arteri kota Ngawi dan tidak mengarah ke terminal Ngawi lama
seperti biasanya.
Jalanan Ngawi-Badas dan Karangjati sangat tidak enak, banyak jalan bergelombang dan berlubang. Belum lagi truk-truk besar yang parkir di pinggiran jalan. Saya tak bisa membayangkan bagaimana saat Lebaran nanti yang kurang 3 bulan ke depan. Pemerintah Propinsi Jawa Timur harusnya bertanggungjawab segera merenovasi jalur penting transportasi ini.
Jalanan Ngawi-Badas dan Karangjati sangat tidak enak, banyak jalan bergelombang dan berlubang. Belum lagi truk-truk besar yang parkir di pinggiran jalan. Saya tak bisa membayangkan bagaimana saat Lebaran nanti yang kurang 3 bulan ke depan. Pemerintah Propinsi Jawa Timur harusnya bertanggungjawab segera merenovasi jalur penting transportasi ini.
Di sisa perjalanan tersebut saya terbangun ketika bus
menurunkan penumpang di daerah Mbrakan Kertosono. Lepas itu saya terlelap dalam
tidur karena kelelahan. Dan tiba-tiba kondektur membangunkan saya, "Mas Mas
bangun sudah sampai Bypass Krian".
Mata saya bunar memandang sekeliling sambil menggendong tas ransel saya, belum sepenuhnya saya tersadar posisi saya dimana. Hanya terlintas sekilas melihat patung ikan dan udang yang memang menjadi ciri khas taman di perempatan bypass Krian.
Mata saya bunar memandang sekeliling sambil menggendong tas ransel saya, belum sepenuhnya saya tersadar posisi saya dimana. Hanya terlintas sekilas melihat patung ikan dan udang yang memang menjadi ciri khas taman di perempatan bypass Krian.
Sesaat setelah bus EKA tersebut berlalu,
saya pun teringat bahwa tas jinjing berisi baju baju kotor di
bagasi atas lupa saya bawa, maklum karena ketiduran dan kelelahan sehingga saat
dibangunkan kondektur saya tak sadar saat turun tidak mengambil tas tersebut di bagasi atas.
Segera setelah sholat subuh di rumah saya meluncur ke garasi bus EKA MIRA di jalan raya Gilang No. 10 atau Kletek orang sering menyebutnya.
Segera setelah sholat subuh di rumah saya meluncur ke garasi bus EKA MIRA di jalan raya Gilang No. 10 atau Kletek orang sering menyebutnya.
Garasi bus EKA di daerah Kletek Sidoarjo |
Sesampainya disana saya menghampiri pos sekuriti di depan
garasi dan menyampaikan maksud mencari tas yang ketinggalan tersebut.
Maksud tersebut disambut dengan baik oleh sekuriti atau satpam yang sedang
bertugas saat itu. Mereka mengatakan bahwa memang setiap bus yang dari luar
kota akan menurunkan penumpang terlebih dahulu di terminal Purabaya atau
Bungurasih dan kemudian langsung kembali ke garasi.
Salah satu diantara orang yang duduk disitu rupanya mengenal awak kru bus EKA Semarangan yang saya naiki, dia mengatakan bahwa sang sopir adalah orang Batak dan segera dia menelepon kondektur bus untuk mengamankan tas saya, 15 menit menunggu akhirnya bus yang saya cari merapat di garasi.
Salah satu diantara orang yang duduk disitu rupanya mengenal awak kru bus EKA Semarangan yang saya naiki, dia mengatakan bahwa sang sopir adalah orang Batak dan segera dia menelepon kondektur bus untuk mengamankan tas saya, 15 menit menunggu akhirnya bus yang saya cari merapat di garasi.
Saya diajak sekuriti menghampiri bus tersebut seraya membawa
tiket untuk mengambil tas saya yang tertinggal tersebut. Sambutan dan pelayanan
yang hangat dari petugas yang berjaga di garasi memberikan kesan baik pada
perusahaan organda saingan Sumber Grup ini. Setelah dicatat di buku kejadian,
saya disuruh memeriksa terlebih dahulu isi tas apa ada yang kurang atau tidak.
Saya periksa sekilas dan saya katakan tidak ada.
Tiket bus EKA, simpan baik baik mungkin saja diperlukan suatu saat |
Kemudian saya diajak ke komandan jaga yang bertugas pagi
itu, kembali saya disuruh memeriksa isi tas tersebut apakah utuh. Saya jawab "YA", dan akhirnya saya disuruh menandatangani laporan di buku kejadian. Selepas itu tas diberikan kembali ke saya, tak
lupa saya mengucapkan terima kasih kepada beliau. Tak lupa pula kepada sekuriti
yang berjaga di depan.
Terima kasih kepada PO EKA, pelayanan petugas dan awak bus
anda patut diacungi jempol. Saran saya jika anda tertinggal barang baik itu
berupa tas, handphone, ataupun barang berharga lainnya lebih baik anda segera
menelepon ke garasi sambil menjelaskan sejelas jelasnya kronologi kejadian. (Namun hal ini tidak sepenuhnya menjamin barang anda yang ketinggalan akan kembali, karena bisa saja diambil oleh "oknum penumpang" yang tidak bertanggung-jawab)
Alangkah baiknya jika anda masih hapal nomer lambung bus, jangan lupa simpan baik baik tiket anda, dan jurusan darimana bus anda. Jika anda berdomisili di sekitar Surabaya sebaiknya langsung menuju garasi bus sesaat setelah kejadian agar barang yang ketinggalan akan lebih mudah terlacak.
Alangkah baiknya jika anda masih hapal nomer lambung bus, jangan lupa simpan baik baik tiket anda, dan jurusan darimana bus anda. Jika anda berdomisili di sekitar Surabaya sebaiknya langsung menuju garasi bus sesaat setelah kejadian agar barang yang ketinggalan akan lebih mudah terlacak.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih