Terminal Tirtonadi Solo |
Kurang lebih 2 atau 3 tahun yang lalu terminal ini masih kelihatan kumuh, jorok seperti kebanyakan terminal bus di Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu pemerintah kota menganggarkan dana yang cukup besar untuk merenovasi terminal tersebut. Seingat saya hanya butuh waktu kurang lebih dua tahun saja terminal baru Tirtonadi sudah berdiri kokoh.
Terminal Tirtonadi saat dalam tahap renovasi |
Kini, calon penumpang bisa dengan nyaman menunggu bus bus favoritnya tanpa harus kepanasan dan kehujanan. Ruang tunggu dilengkapi dengan bangku bangku panjang demikian juga dengan bangku-bangku besar kayu jati yang menghiasi selasar dan lorong lorong terminal.
Lorong bagian barat Terminal Tirtonadi Solo |
Akan sering dijumpai beberapa tukang ojek, sopir taxi yang menawarkan jasanya kepada penumpang yang baru turun dari bus, namun kesemuanya saya melihat tidak berusaha memaksa dan memburu secara membabi buta penumpang.
Lokasi yang saya pikir aman dan nyaman adalah area dekat Masjid Al Musafir yang berada di sebelah kiri pintu kedatangan bus dan mengarah ke area tunggu bus yang hendak berangkat ke arah Selatan seperti Madiun, Surabaya dan sekitarnya.
Di dekat masjid Al Musafir ada semacam lounge area yang terbuka dengan bangku bangku besar dari kayu jati. Sedangkan untuk beristirahat didalam masjid tidak diperbolehkan, anda juga diwajibkan menitipkan tas atau barang bawaan anda di tempat penitipan saat sholat berjamaah berlangsung. Namun saran saya bawa tas kecil yang berisi barang-barang berharga, walaupun sebenarnya aman untuk menitipkannya disitu. Hanya untuk berjaga-jaga saja.
Fasilitas di terminal ini cukup komplit dari sekian banyak terminal bus yang pernah saya kunjungi. Ada counter khusus yang akan memberikan penerangan kepada calon penumpang. Ada layar monitor besar yang memberikan petunjuk bis bis apa saja yang beroperasi di tujuan tujuan tertentu. Ada counter penjualan tiket bus online, namun saya belum melihatnya beroperasi secara langsung. [simak fasilitas seperti airport di Terminal Tirtonadi Solo]
Warung-warung yang menjual makanan, pulsa telepon, jajanan khas Solo, serta minuman berjajar dan berderet di sepanjang lorong terminal. Saya pernah mencoba membeli segelas kopi panas dan sepotong gorengan harganya sama dan tidak lebih mahal kalau kita beli di warung pinggir jalan.
Secara kesuluruhan bisa saya bilang terminal ini yang terbaik di pulau Jawa untuk saat ini. Mudah mudahan apa yang telah terbangun ini tidak bermasalah ke depannya karena terminal ini dibangun oleh uang rakyat. Dan semoga operasional bisa maksimal seperti apa yang diharapkan banyak pihak terutama calon penumpang bus antar kota antar propinsi di kota Solo.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih