Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

WARNA WARNI IKAN HIAS DI PASAR IKAN GUNUNG SARI


Pasar Ikan hias permanen di wilayah Surabaya Barat ini sejatinya dibangun untuk menampung luberan pedagang ikan hias di daerah rolak atau tepi sungai Gunung Sari beberapa tahun lalu. Saya ingat beberapa tahun yang lalu pasar kaget ikan di daerah Gunung Sari seringkali meluber ke jalan dan membuat macet arus lalu lintas di daerah yang cukup padat lalu kontrasnya tersebut.

Akhirnya pemerintah kota Surabaya berinisiatif membuat pasar dengan bangunan permanen untuk menampung luberan pedagang ikan agar tidak berjualan di sepanjang jalan Gunung Sari.

Sebenarnya ada dua pasar ikan hias di Surabaya selain di tempat tersebut ada juga di daerah Kayun dengan bangunan permanen, dan di seputar jalan Irian Barat atau IRBA yang buka hanya pada hari Rabu dan Sabtu malam saja.
Namun untuk di daerah Kayun saat ini seperti apa kondisinya saya kurang tahu, mengingat beberapa tahun yang lalu sudah sepi pembeli karena harga ikan yang dijual terlalu mahal, maklum pedagang resmi harus membayar sewa kios yang lumayan mahal.



Saya berkesempatan mengunjungi pasar ikan hias di Gunung Sari Sabtu malam kemarin setelah sekian lama hanya lewat lewat saja. Jika dilihat pas ramai pengunjung sebenarnya saya sudah malas mampir ke tempat ini jika harus membawa mobil karena tidak ada lahan parkir yang memadai didalamnya, seringkali kemacetan timbul akibat parkir pengunjung di pinggir jalan. 

Jam buka pasar ikan Gunung Sari ini adalah setiap hari mulai pukul 6 pagi hingga selesai, namun hari yang ramai adalah Rabu dan Sabtu malam.
Saat parkir mobil saya kebagian persis di depan pintu masuk parkir motor, dan kebetulan ada juru parkir yang mengarahkan. Namun tak terlihat rompi resmi parkir dipakainya.

Skip...skip kita berempat segera menghampiri lapak pedagang yang berada diluar bangunan utama, nampak plastik plastik menggembung berisi ikan beraneka warna dan jenis digantung di depan lapak. Berbagai macam jenis ikan hias dijual di tempat itu, macam ikan mas koki, black molly, guppy, ikan koi, ikan kupang, dll.

Sempat melihat dan menanyakan berapa harga ikan guppy yang dijual secara partai tersebut, pedagang menyebut 40 ribu dengan jumlah ikan 50 ekor.
Sayang Upik Abu tak tertarik sama sekali dengan warna ekor ikan guppy yang beraneka ragam dengan alasan ikannya terlalu kecil.

Beralih ke jenis ikan lain, harganya relatif sama dengan jumlah ikan yang dijual per kantung tergantung ukuran ikan. Untuk ikan agak besar biasanya 1 sampai 2 ekor, ikan sedang 5 sampai 10 ekor sedangkan ikan kecil 25 sampai 50 ekor per kantung.

Tak sepakat dengan jenis ikan yang hendak kita beli, kita beringsut kedalam bangunan utama untuk mencari ikan yang dijual eceran sehingga bisa mendapat jenis ikan yang beraneka ragam.

Sampai di satu lapak, tanpa pikir panjang Upik Abu segera memilih ikan yang diinginkan, di lapak utama ini, ikan dijual dijual dalam partai yang lebih kecil. Semisal 10 ribu rupiah dapat 5 ekor ikan jenis tertentu. Akhirnya dengan merogoh kocek 75 ribu rupiah kita dapat 6 jenis ikan berbeda dengan jumlah ikan sekitar 20 ekor.

Berhubung capek setelah berbelanja, saya akhirnya mengajak keluarga cepat pulang agar bisa beristirahat. Sesampai di pinggir jalan ternyata mobil yang parkir di depan mobil saya sudah tidak ada berarti saya bisa leluasa keluar dari area parkir tersebut. 

Uang parkir terlebih dahulu diurus oleh Upik Abu, namun setelah berlalu dari tempat tersebut istri saya berkata "Opo Mas parkir e sepuluh ewu, tiwas tak siapke duit limang ewu. Tukang parkire wis nyebut ongkos parkir e pas mbayar".

Zonnnnkkk, sebelumnya saya belanja di Royal Plaza, tarif parkir resmi dalam gedung hanya 8 ribu saja. Namun saat parkir seadanya di pinggir jalan kena 10 ribu rupiah, tak ada tiket, tukang parkir juga tidak memakai seragam. Sebenarnya saya berani untuk menanyakan hal tersebut kepada juru parkir yang bersangkutan namun biasanya juga akan berakhir dengan keributan.

Tolong donk pemkot Surabaya ditertibkan sekaligus diberi sanksi tegas kepada parkir parkir liar, jangan dikembalikan lagi kepada masyarakat untuk berani bersikap Ketegasan peraturan pemerintah yang sebenarnya harus ditegakkan dalam hal ini, percuma warga masyarakat teriak-teriak kalau tetap keadaannya seperti ini.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda