Bus Sugeng Rahayu Patas berhenti di RM Utama Caruban |
Hampir 8 bulan lamanya saya tak lagi melakukan perjalanan jarak menengah dengan menggunakan bus atau jet darat. Beruntung bagi saya, mungkin rejeki anak sholeh atau hanya semata kebetulan saja ada kesempatan untuk melakukan perjalanan tersebut dari Surabaya ke Semarang dan sebaliknya dengan menggunakan bus dari Sumber Grup.
Dua hari terakhir hampir selama 20 jam saya berada di dalam perjalanan lewat jalur tengah atau selatan menyusuri jalanan Jombang, Nganjuk, Ngawi, Solo, Salatiga, dan berakhir di kota Lumpia Semarang.
Perjalanan hari pertama amat terasa menyiksa, saya keluar rumah dan berada di jalanan bypass Krian Sidoarjo sekitar jam 11 malam, hampir setengah jam menunggu tak satupun bus kelas Patas ke arah Solo lewat. Saya memang sadar bahwa bus Eka atau Sugeng Rahayu jurusan Semarang terakhir adalah jam 11 malam.
Perkiraan saya jika tidak terburu mendapatkan bus tersebut saya masih bisa naik bus bus ke arah Solo dan Jogja yang setiap saat bisa saja lewat, sekilas saya lihat bus dengan lampu tunggal diatas ciri khas bus Eka meluncur kencang, lambaian tangan saya tak dihiraukan. Akhirnya saya putuskan untuk bergeser dari depan warung Apung Rahmawati ke sisi sebelah kanan dari perempatan. Dan ternyata saat jam sudah menjelang tengah malam banyak juga penumpang yang sedang menunggu bus maklum saja awal minggu hari Senin.
Setelah 15 menit kemudian nampak di kejauhan nyala khas dari lampu atas bus yang pernah sangat saya kenal, ya bus warna orange Sugeng Rahayu Patas. Tanpa pikir panjang saya akhirnya naik ke bus itu, sekilas saya lirik di plakat depan bus, ternyata tujuan akhirnya adalah Yogyakarta. Ini berarti saya harus turun di Solo dan oper bus lagi ke Semarang. Tiket bus dari Krian ke Solo saya tebus dengan 87 ribu rupiah itu sudah termasuk servis makan di daerah Caruban nantinya.
Bus baru dari Sumber Group ini tidak memiliki toilet di bagian belakang, rupanya bus yang memiliki toilet dialokasikan untuk tujuan yang lebih jauh yakni, Cilacap dan Purwokerto. Kursi recliner sangat nyaman dan bersih. Satu botol air minum kemasan dengan botol khas warna orange seperti warna bodi busnya segera dibagikan kondektur. Setelah itu suasana dalam bus kembali hening.
Satu setengah jam perjalanan saya nyaris tak bergeming tahu-tahu bus berhenti sejenak dan saya melirik keluar kaca bus deretan warung oleh-oleh ciri khas daerah Brakan di Kertosono. Tak lama kemudian saya terlelap lagi dengan gocekan sopir yang lembut dan deru mesin baru bus yang senyap.
Namun setengah jam berselang saya terbangun, suara pintu bus terbanting keras saya pikir ada penumpang naik, ternyata tidak. Saya coba sadarkan diri sejenak ternyata kenek bus turun untuk melihat keadaan lalu lintas sekitar. Saya tersadar bahwa bus terjebak dalam kemacetan panjang di sekitar Baron Nganjuk dan Wilangan Madiun.
Bus hanya sesekali bergerak perlahan, hampir sudah setengah jam mungkin beberapa meter saja pergerakannya. Akhirnya timbul keberanian dan sedikit nyali dari sopir, jalur sebelah kanan disasak juga karena melihat ada bus dari Sumber Group dan Restu yang berani take over, segera lampu darurat dinyalakan dan mulai tancap gas.
Hasilnya lumayan beberapa ratus meter bisa dilewati. Untuk akhirnya bus harus berhenti karena lalulintas yang stack. Iseng saya buka internet dan aplikasi map ternyata ada truk yang as rodanya patah dekat dengan perlintasan kereta api, dan nampak di map jalur sepanjang kurang lebih 2 kilometer berwarna merah, ini berarti lalu lintas di depan masih susah untuk ditembus.
Hasilnya lumayan beberapa ratus meter bisa dilewati. Untuk akhirnya bus harus berhenti karena lalulintas yang stack. Iseng saya buka internet dan aplikasi map ternyata ada truk yang as rodanya patah dekat dengan perlintasan kereta api, dan nampak di map jalur sepanjang kurang lebih 2 kilometer berwarna merah, ini berarti lalu lintas di depan masih susah untuk ditembus.
Dengan sedikit jengkel dan mengantuk kubiarkan apa yang terjadi di luar terjadilah, bus hanya bisa berjalan beberapa meter saja sebelum akhirnya terhenti lagi iti terjadi berulang kali hingga akhirnya titik kemacetan terlewati dan bus kembali melaju kencang.
Tak berapa lama akhirnya sampailah bus di RM Utama Caruban. Saya segera berlari ke toilet karena didalam bus tidak lagi terdapat toilet seperti bus Sugeng Rahayu Patas yang dulu saya tumpangi. Tempat makan untuk penumpang bus di rumah makan ini bergeser ke ruang sebelah kanan karena ruangan lamanya sedang di renovasi.
Saya kebetulan masuk ke toilet di sisi tengah hmmm kondisinya memprihatinkan bau pesing dimana mana dan agak tak terurus dan kitapun dihadang oleh penjaga toilet dengan wajah tak ramah. Lain dengan rumah makan kompetitor sebelah yang kondisi toiletnya selalu bersih, dan gratis.
Saya kebetulan masuk ke toilet di sisi tengah hmmm kondisinya memprihatinkan bau pesing dimana mana dan agak tak terurus dan kitapun dihadang oleh penjaga toilet dengan wajah tak ramah. Lain dengan rumah makan kompetitor sebelah yang kondisi toiletnya selalu bersih, dan gratis.
Saya memilih untuk tidak makan, saya tukar kupon makan dengan snack berisi tiga potong biskui coklat dan satu botol tanggung air mineral, lumayanlah untuk mengganjal perut nanti.
Sepuluh menit kemudian bus kembali meluncur di jalanan dan saya terbangun ketika bus memasuki terminal Sragen. Berarti perjalanan ke Solo kurang lebih tinggal satu jam lagi. Saya terbangun di sisa perjalanan hingga akhirnya jam 8 pagi lebih bus merapat di terminal Tirtonadi. Turun dari bus hanya bisa bernafas kecil perjalanan Krian Solo kali ini saya tempuh hampir 8 jam dua jam lebih dari standar waktu biasanya.
Bersambung..... Tiga Jam Solo Semarang di atas bus Safari
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih