Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Kondektur Juga Manusia Biasa



Sudah lama gak ngisi blog ini lagi, kali ini sekedar cerita tertinggal dari trip Cirebon ke Surabaya. Sebenarnya saya lebih prefer naik travel untuk separuh perjalanan saya yakni dari Cirebon ke Semarang untuk kemudian lanjut ke Surabaya. Namun akibat dampak pandemi COVID-19 travel langganan saya tidak lagi beroperasi untuk rute tersebut, hanya ada satu travel yang jalan namun dengan jadwal keberangkatan hanya sekali dalam sehari.

Dengan terpaksa saya menuju terminal Harjawinangun untuk mencari bus ke arah Semarang. Pada trip sebelumnya saya sempat menjajal armada bus ekonomi AC Harapan kita dengan trayek Cirebon-Jember. Namun hari itu saya beruntung karena saya lihat di lajur keberangkatan ada bus Sugeng Rahayu Patas sedang ngetem. Jujur waktu pertama kali menginjakkan kaki di terminal bus kota Cirebon ini saya agak "keder" maklum dari beberapa review di Google Map terminal ini banyak yang bilang "calo-calo bus" dan preman di tempat tersebut agak "reseh"

Setelah membaca situasi di luar bus, dan mencoba mencari tahu dari beberapa calon penumpang lain serta kru bus yang kebetulan berada di luar bus. Akhirnya saya putuskan naik bus tersebut dari Cirebon ke Semarang. Sejenak sebelum waktu tunggu bus habis, ada seseorang yang menarik uang tiket kepada saya dan menyerahkan secarik sobekan tiket sementara. Awalnya saya agak ragu untuk membayar, namun melihat besaran ongkos tiket yang saya pikir masih wajar akhirnya saya bayar juga.

Sesaat setelah bus meninggalkan terminal, kondektur segera menghampiri penumpang yang baru naik dari terminal dan menanyakan tiket. Alhamdulillah ternyata, tiket sementara tersebut ternyata tiket resmi dari agen bus SR. Kemudian kondektur memberi sobekan tiket asli kepada saya.

Skip-skip, perjalanan bus SR ini ternyata tidak menempuh jalur tol, melainkan menyusur jalur Pantura lama karena menghampiri calon penumpang yang sudah menunggu di agen-agen bus SR dan juga mampir ke beberapa terminal di kota yang dilalui.

Skip lagi di saat perjalanan sudah masuk kota Kendal setelah hampir 4 jam lebih perjalanan, setelah daerah Jerakah ada 2 orang penumpang baru naik. Keduanya bapak-bapak yang sudah setengah abad lebih usianya. Disini ada peristiwa yang sedikit mengusik perhatian saya, saya sempat mendengar obrolan antara kondektur dengan salah satu penumpang baru tersebut di saat dia hendak menarik ongkos bus.

Ternyata salah satu bapak tersebut nekat naik bus tersebut tanpa membawa uang sepeserpun karena kehabisan ongkos perjalanan. Seingat saya bapak tersebut hendak pergi menuju Ungaran kabupaten Semarang. Si kondektur hanya berkata kepada bapak tersebut setelah mengetahui kesulitan yang dialaminya. Begini katanya seingat saya "Pun Pak mboten usah mikir ongkos, sampeyan lungguh wae sing penak" Mengko tak terke sampek Ungaran."

Ya Allah, saya trenyuh sekali mendengar perkataan kondektur tersebut. Dalam hati kecil saya, ya Tuhan balaslah kebaikan hambamu tersebut yang telah menolong sesama dengan tanpa pamrih.


Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda