Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Japre episode 2

- JAPRE EPISODE 2 - 

Menyambung pada bagian pertama JAPRE (Jatah Preman), suatu saat saya mendapat kesempatan untuk bergabung dengan agent besar yang kebetulan akan membuka kantor cabang di Surabaya, mungkin sebuah kebetulan atau sebuah anugerah akhirnya saya diberi kepercayaan untuk inspek barang kerajinan tangan di Bali, tidak butuh waktu lama untuk inspek barang barang kerajinan tangan karena produknya tidak rumit waktu itu seingat saya yakni sandal jepit yang dihiasi dengan manik manik dan lilin berbentuk bunga bunga. 

Setelah selesai inspek dan berpamitan pulang, manajer pabrik menitipkan dua amplop sambil berkata, Pak ini untuk bapak dan satunya untuk temen bapak Mrs. X. Mungkin karena tidak pernah menerima pemberian semacam itu, awal mulanya saya menolak dengan halus dan berkata balik "Pak maaf saya tidak diperbolehkan menerima pemberian apapun dari pabrik terkait dengan adanya kode etik dari perusahaan", namun dia balik berkilah "Pak hal semacam ini sudah biasa kita lakukan pada semua QC termasuk teman teman Bapak sebelumnya, ini bukan apa-apa Pak hanya sekedar untuk uang makan di airport nanti", akhirnya dengan hati bimbang saya terima pemberian JAPRE dari orang pabrik tersebut.

Dan sesampai di Surabaya baru saya buka amplop pemberian pabrik, beberapa ratus ribu rupiah lumayan lha untuk ukuran di tahun itu. Penulis hanya terngiang ucapan manajer pabrik "ini sudah biasa kita lakukan pada semua QC termasuk teman teman Bapak sebelumnya". Memang hal semacam itu sudah lumrah di dunia per QC-an apalagi di QC Buyer, tapi satu hal yang perlu kita cam kan adalah, "Jangan pernah meminta apapun dari pabrik, tapi kalo kita diberi ya apa boleh buat terima aja daripada mubadzir...... :-)

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda