Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Turbulensi, emergency exit dan seat favorit


Naik pesawat terbang, ah itu mungkin bukan sekedar impian sekarang bagi banyak orang. Di negara kita mungkin menjadi pasar terbesar untuk low cost airlines karena bentuk negara kita kepulauan dan tentu saja jumlah penduduk yang besar. Saya mungkin termasuk pengguna setia low cost airline,s ini dikarenakan tuntutan pekerjaan dan tentunya masalah budgeting hehehe. Dalam satu minggu bisa saja saya terbang 3 kali PP jadi paling tidak banyak hal menarik yang bisa saya bagikan. 

Hal yang pertama yakni emergency exit seat row, pesawat terbang yang dipakai maskapai ini sampai saat ini adalah tipe 900 dan 800 ER, untuk yang 900ER ada 3 row seat favorit yang letaknya tentunya di emergency exit door dan windows, yakni di seat 20 dan 21, serta row 30 di posisi belakang dan seat 31 di no A dan F, seat ini menjadi favorit banyak penumpang untuk perjalanan jauh karena jarak antar seat lebih longgar dibandingkan seat lainnya. Namun tentunya perlu datang cek in lebih awal untuk mendapatkannya. Di maskapai lainnya bahkan untuk mendapatkannya kita dikenakan tambahan biaya untuk dapat duduk di kursi ini. 

Topik yang kedua adalah seat favorit di pesawat terbang, bagi kebanyakan orang Indonesia bisa keluar dengan cepat dari pesawat adalah satu keharusan apalagi bagi yang banyak barang bawaan maka seat terdepan dan paling belakang adalah jadi pilihan. Namun khusus untuk seat belakang hal yang mesti kita perhatikan adalah karena dekat dengan toilet maka efek bau adalah kendalanya. 

Saya dulu senang memilih kursi paling belakang di pesawat namun sekarang tidak karena sering waktu terjadi turbulensi efeknya paling terasa pada penumpang yang duduk di seat belakang dan tidak begitu terasa untuk seat depan dan di tengah. 

Topik terakhir adalah turbulensi udara, bagi yang belum pernah mengalami hal ini tentunya akan menjadi efek yang menakutkan, namun jika kita pandai memilih posisi seat maka efek tersebut tidak terlalu berdampak. Saran saya untuk menghindari efek turbulensi tersebut ada baiknya jangan memilih seat yang terlalu belakang yakni diatas no 20. Mudah mudahan bermanfaat, terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda