Pagi ini agak kesiangan datang ke kantor. Tapi masa bodoh lah, toh banyak teman sekantor yang datangnya pada telat setiap hari dengan alasan yang sama yakni "MACET".
Mungkin ini akan kualami terus sepanjang tidak ada lagi perubahan jadwal kereta dari Surabaya ke Jakarta. Karena awal April 2015 jadwal kereta api "Kertajaya", kuda besi favorit para PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad) lovers dari Surabaya dan sekitarnya mengalami perubahan jadwal. Sebenarnya jadwal keberangkatan tidak mengalami perubahan berarti yakni berangkat dari Surabaya jam 21.00 dari sebelumnya jam 20.45. Namun yang menjadi masalah adalah jadwal kedatangan dimana dulunya jam 07.11 menjadi jam 08.30.
Sebenarnya ada kereta alternatif lain untuk kelas ekonomi dari Surabaya ke Jakarta dan sebaliknya yakni kereta "Gaya Baru Malam" yang lewat jalur Selatan, namun jam keberangkatan dari Surabaya jam 12.00 siang menjadi kendala karena waktu untuk keluarga menjadi semaking singkat.
Semalam kebetulan tempat duduk di depan saya diisi sesama "PENGLAJU", Mas sopo lali jenenge yang pasti dia naik dari Cepu dan memang sudah sering ketemu dan Beliau termasuk Suhu atau Sesepuh di Universitait de Kertajaya..... hahahaha
Terjadi pembicaraan hangat antara kita bertiga kebetulan dia bersama temannya sesama penglaju, ya yang dibahas apalagi kalo bukan jadwal kereta dan persiapan perburuan tiket untuk Lebaran tahun ini. Namun sebelum itu terjadi sebenarnya ada kejadian yang UNIK dan baru pertama kali saya alami selama Proses Reformasi Kereta Api yang sudah berjalan hampir 3 tahun ini. Apakah kejadian itu, penasaran gak yang baca tulisan saya ini.........
Penuh sesak dalam gerbong kereta ekonomi |
Saya puterin dulu ah, memang telah diakui banyak pihak semenjak PT KAI dikomandani Pak Jonan telah banyak hal hal positif yang berubah dalam wajah dunia transportasi massal ini, dulu tanpa tiket pun kita bisa naik seenak UDEL kita sendiri, calo calo merajalela walaupun sekarang masih ada, maaf para Asongan juga merajalela di dalam gerbong kereta dan tentu saja copet copet dan maling tas, sehingga keamanan dan kenyamanan penumpang menjadi hal yang kesekian.
Saya sendiri sekalipun belum pernah waktu itu mencoba untuk naik kereta api tanpa tiket (penumpang gelap), atau istilahnya "Mbayar Nang Nduwur" atau bayar diatas alias bayar tips ke kondektur. Karena terlalu riskan bagi saya, dan maaf saya memilih mending beli tiket di calo daripada harus bayar tip ke kondektur. Namun itu dulu, sekarang sangat susah dan bahkan beresiko untuk naik kereta tanpa tiket atau tiket dari calo.
Namun tadi malam, ada MODUS baru atau mungkin Skenario konyol menurut saya terjadi. Berangkat dari Surabaya saya duduk di kursi 3E, dan pas di depan saya 4E ada penumpang cowok umur sekitaran 25 tahun dan kebetulan tempat duduk disamping kita kosong kedua-duanya. 5 menit lepas dari Stasiun Pasar Turi kurebahkan badan karena yakin kursi sebelah kosong paling tidak sampai Lamongan, lumayan lah tidur 3/4 jam. Kulihat cowok didepan kursi juga sama. Hingga ku tersadar karena ditepuk sekuriti kereta untuk pemeriksaan Tiket.
Setengah tersadar kudengar ia menyebutkan tujuan Pasar Senen pak ya, kujawab Iya. Dan sepintas lalu ia berkata lagi tujuan Cepu mas kepada penumpang didepanku. Lepas lalu kulanjutkan mimpiku hingga stasiun Babat tempat duduk masih aman terkendali, kulihat cowok didepanku mulai beraksi menggelar koran untuk tidur dibawah kursi, Aneh pikirku, tapi ahhh bukan urusanku. Lepas stasiun Bojonegoro tempat duduk masih aman belum ada penumpang lain yang naik, tapi aneh tidak ada tanda tanda bangun dari penumpang di depanku padahal tadi kudengar mestinya dia turun Cepu. Sekali lagi ahhh bukan urusanku.
Penumpang tidur di lorong kereta |
Rupanya di stasiun Cepu banyak penumpang baru yang naik termasuk di gerbong 5 tempat saya duduk, ahhh dan benar saja ada dua orang penumpang dan kebetulan satu diantaranya adalah Penglaju teman saya yang ternyata tempat duduknya adalah tepat didepanku dan tepat yang diduduki si cowok yang masih tidur di kolong itu. Kereta masih belum berangkat, saya bertanya pada teman saya benar gak nomer tempat duduknya dan ia mengiyakan, mulailah drama itu terjadi. Saya coba tepuk dengan pelan kaki si cowok tak ada tanda tanda bangun, kereta mulai akan berangkat karena terdengar Siulan Panjang peluit kepala Perjalanan, semakin keras saya goyang kakinya tak ada respon dari si cowok, saya pun berteriak teriak, Mas Mas sampeyan turun mana, ini udah di Cepu. Hingga dia menjawab dengan ogah ogahan "Biarin Pak saya tidur di bawah aja. Penumpang yang lain pun banyak yang terbangun dan terheran heran dengan kejadian tersebut. Wah cari masalah ni, gumam saya dengan teman saya.......
Kereta terus melaju kencang, saya dan teman akhirnya memutuskan untuk menunggu Kondektur dan sekuriti kereta melakukan pemeriksaan tiket, selang lima menit keduanya pun datang. Dan tanpa basa basi kuceritakan kejadian sebenarnya. Hmmmm lucunya si kondektur ternyata masih tetangga jauh teman saya, dari wajah dan gesturnya orangnya kalem dan benar saja, dengan sopan dia duduk di kursi berusaha membangunkan cowok tersebut, selang lima menit """""GILA BOKKK""""" tidak ada respon apapun, saya yang mulai hilang kesabaran, memilih menyingkir di toilet daripada kepikiran mau "Nggebukin tuh Cowok",
Entah apa yang dilakukan sang Kondektur dan sekuriti kereta hingga akhirnya si cowok beringsut dari kandangnya, eng i eng mulailah proses interograsi berlangsung, dengan sangat sopan Pak Kondektur meminta tiket si cowok tersebut, dan benar seperti dugaan saya tiketnya hanya sampai Cepu dan dia memang berniat untuk sampai ke Jakarta. Dia berkata kalo bisa saya akan bayar berapapun untuk tetap bisa naik kereta ini Pak, katanya. Lucunya selama proses interograsi tersebut penumpang lain pada berdiri dan melihat, sementara si cowok mungkin malu atau BeTe tetap menggunakan masker untuk menutup wajahnya.
Salut untuk Pak Kondektur dan kru nya, profesionalisme kerja mereka jauh melebih hati nurani mereka, kadang hati nurani harus dikorbankan demi menjaga wibawa "PERATURAN" yang telah dibuat. Ahhh andai saja hal ini bisa menular ke semua pegawai negeri atau BUMN lainnya.
Kereta melaju pelan ketika akan memasuki stasiun Randu Blatung, dengan wajah yang kuyu dan masih kelihatan mengantuk si cowok PENUMPANG GELAP KERETA dibarengi kondektur dan sekuriti kereta akhirnya diturunkan di stasiun tersebut, jam menunjukkan hampir setengah dua belas malam. Entah apa yang terjadi dengan cowok tersebut kita tidak tahu.
Tapi ada pelajaran penting yang dapat kita ambil. Kita kadang terlalu berani mengambil resiko atas hal yang sudah tahu resikonya. Kedua, mari selaku warga negara yang baik kita hormati peraturan yang telah dibuat. Ketiga, sebenarnya kalo peraturan tersebut dengan keras ditegakkan tanpa pandang bulu dan mengesampingkan hati nurani pasti akan berakibat baik bagi kita semua.
Tags: "TIPS JITU" CARA DAPETIN TIKET KERETA API LEBARAN, BAYAR TIKET KERETA DI ATM BCA, CARA CETAK TIKET KERETA SENDIRI, HAL PENTING PADA PEMESANAN TIKET SECARA ONLINE, PEJUANG PJKA, KEJADIAN UNIK DI KERETA API, LARANGAN DI DALAM GERBONG KERETA API, Tips Naik Kereta Api Ekonomi Jarak Jauh
Tags: "TIPS JITU" CARA DAPETIN TIKET KERETA API LEBARAN, BAYAR TIKET KERETA DI ATM BCA, CARA CETAK TIKET KERETA SENDIRI, HAL PENTING PADA PEMESANAN TIKET SECARA ONLINE, PEJUANG PJKA, KEJADIAN UNIK DI KERETA API, LARANGAN DI DALAM GERBONG KERETA API, Tips Naik Kereta Api Ekonomi Jarak Jauh
Salut juga ama tuh cowok, berani ndablek.. Meskipun akhirnya gak berdaya diturunkan paksa oleh tim KAI.. hehe
ReplyDeleteIn my opinion pak, PT KAI di bawah pak Jonan mengalami transformasi yang luar biasa.
Orang yang gak punya background perkereta-apian sama sekali tapi mampu membuat revolusi di tubuh KAI dan membuat banyak orang berdecak kagum dan tidak percaya kalau semua lini di KAI menjadi sangat tersistem.
Prinsipnya, masyarakat harus dipaksa mengikuti sistem, bukan sistem yang harus mengikuti bad habit masyarakat.
Pak Jonan itu membuat para perokok sengsara (termasuk saya, hehehe). Di stasiun dilarang merokok. Di sambungan kereta pun dilarang merokok.. Padahal pak Jonan sendiri perokok berat, tapi menghargai hak non perokok untuk mendapatkan udara segar..
Cerita rokok, waktu masih nge-QC, saya amati ada 3 perilaku owner pabrik terhadap tamu-tamunya yang perokok:
1. Owner tidak merokok, melarang tamu merokok di dalam area pabrik. No excuse.
2. Owner tidak merokok, tapi menyediakan ruang khusus merokok untuk para tamu. Contoh nya di PT. IN***RA di Sidoarjo.. Waktu aku inspek disitu, mau rehat sejenak untuk merokok harus jalan dulu 500 meter ke ruang merokok.. Jadilah ruang tersebut tempat berkumpul para QC buyer yang sama sama rehat merokok.. hehe.
3. Owner perokok, GM perokok, Manajer produksi perokok, manajer qc perokok, dan hampir semua supervisor perokok.. Jadilah semua ruangan di main office penuh dengan asap rokok.. hehe.. Contoh: PT. IN******ND, masih di Sidoarjo..
Salam hangat