Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

AIOLA KAFE SURABAYA "KETEMU TEMAN MASA SMA"

Aiola Kafe Surabaya
Momen lebaran tahun ini sia sia jika dilewatkan untuk silaturrahmi dengan teman teman lama, acara dadakan hari ini ketemu dengan teman masa SMA dulu. Namun sayang rencana dadakan tersebut kelihatan hanya akan dihadiri beberapa orang saja. Tempat yang dipilih yakni Aiola Eatery di jalan Slamet area SMA komplek tepatnya di sisi utara Grand City Mall Surabaya.

Bagi saya tempat ini lumayan jauh karena domisili saya sekarang ada di Krian, Sidoarjo. Namun jarak tak jadi masalah bila ada niat kuat untuk bertemu dengan teman sejawat sekolah dulu.

Situasi lalu lintas masih bisa dibilang tak terlalu ramai di masa masa akhir libur panjang Lebaran. Hanya butuh waktu 45 menit saja dari Krian ke pusat kota Surabaya. Kepadatan hanya terjadi di perlintasan rel kereta dekat Royal Plaza.

Sesampainya dekat balaikota Surabaya saya hendak menyempatkan diri sholat Dhuhur di mesjid dekat kantor pemkot Surabaya. Namun ternyata ada forboden di jalanan masuknya,  terpaksa saya balik kembali dan mencari lokasi masjid lainnya.

Saya pacu si Putih menuju kawasan Gubeng,  dimana saya ingat ada masjid kecil di depan stasiun Gubeng Baru. Sejenak saya sholat di masjid tersebut untuk kemudian menelpon teman saya menanyakan lokasi tepatnya kafe atau foodcourt Aiola tersebut.

Ternyata lokasinya sangat mudah yakni dari halte SMA negeri 9 belok. saja ke kiri kemudian ada gang setelahnya belok ke kiri lagi. Lokasinya di sisi sebelah kiri jalan.




Suasana kafe Aiola Surabaya
Konsep kafe ini sangat unik menurut saya,  bangunan aslinya berupa bangunan rumah tinggal dengan arsitektur lawas. Rumah di bagian tengah dan halaman yang luas. Payung payung khas outdoor kafe dengan meja pendek dan kursi kayu dengan dudukan bekas minuman teh botol menambah hangat suasana.

Kebetulan di daerah seputaran SMA komplek tersebut demikian orang Surabaya seringkali menyebutnya daerah yang relatif sejuk karena rindangnya pohon penghijauan. Suasana panas kota Surabaya nyaris tak saya dapati di sepanjang jalanan dekat kafe tersebut.

Barisan sepeda motor terpakir rapi di tepi jalan,  demikian juga mobil. Satu lagi yang menjadi sorotan saya,  wilayah ini lahan gemuk bagi jukir atau "penguasa" daerah tersebut.  Nyatanya benar saat saya hendak pulang dan mengambil motor saya jukir dengan enak menarik ongkos parkir 3 ribu rupiah tanpa ada tiket parkir. Dan seperti yang sudah sudah bisa ditebak darimana mereka berasal.





Salah satu menu yang cukup menarik di kafe AIOLA

Kembali ke Aiola,  makanan yang ditawarkan di tempat itu bukanlah makanan yang asing dan aneh-aneh, yang sempat terlihat oleh saya adalah mie ayam, kue crepes, ada juga es krim dan wafel dengan toping aneka macam. Kemudian tahu campur,  nasi goreng,  dll. 

Pedagang crepes sendiri lengkap dengan gerobak dagangannya sendiri, namun dengan sistem pembayaran berupa kupon yang harus dibayar di kasir terlebih dahulu.

Mungkin ada pola sistem bagi hasil di tempat ini antara pengelola dan penjual makanan. Overall kafe ini menurut saya tempat yang cocok untuk kongkow dan hang out bareng bersama teman,  lebih cocok untuk yang berusia muda menurut saya. Tempatnya penuh dengan kehangatan bersuasana urban. Dan yang terpenting harga menu makanan yang ditawarkan relatif terjangkau oleh kocek remaja dan mahasiswa.

Obrolan santai mewarnai reuni kecil saya dengan teman teman SMA yang tak lebih dari 5 orang tersebut. Tak terasa sudah mendekati sore hari,  saya terpaksa pamitan terlebih dahulu karena kebetulan rumah saya yang jaraknya paling jauh di antara teman-teman yang hadir.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda