Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

NASIB DRIVER GOJEK "TARIF IRIT BIKIN MENJERIT"

Pengemudi Ojek online

Setelah hampir kurang lebih 8 tahun keberadaannya, bisa dibilang GOJEK beserta seluruh layanan aplikasinya membuat perubahan secara signifikan di kehidupan masyarakat Indonesia. Layanan aplikasi transportasi berbasis online ini memudahkan masyarakat dalam semua lini kehidupan.

Di awal kehadirannya para mitra Gojek atau drivernya seakan "dimanjakan" dengan pemberian BONUS harian dan tarif yang lumayan sehingga kala itu tak begitu susah bagi pari pengemudi ojek online mendapatkan penghasilan kotor 500 ribu rupiah per hari

Dengan besarnya bonus harian dan tak banyak syarat yang harus dilalui kala itu banyak tersebar cerita kesuksesan driver ojek online meraup pundi pundi penghasilan, sehingga banyak orang yang banting setir ingin menjadi anggota layanan transportasi online.

Namun itu dulu dan cerita itu berubah sekarang semenjak semakin banyaknya mitra kerja GOJEK maka persaingan mendapatkan ceruk rejeki semakin sulit ditambah dengan persyaratan mendapatkan bonus harian yang semakin susah. Belum lagi ditambah dengan tarif irit yang menguntungkan konsumen namun "mencekik" pengemudi.

Saya akan membuat sebuah ilustrasi pendek mengenai berapa penghasilan driver GOJEK per hari nya di tahun 2018 ini, tolong catat ini hanya sebuah ilustrasi saja.

Untuk mendapatkan BONUS harian dari GOJEK para drivernya harus memperoleh sedikitnya 16 point setiap harinya, dengan skema sebagai berikut:
16 point bonus didapat adalah 15 ribu rupiah
18 point bonus didapat adalah 25 ribu rupiah
20 point bonus didapat adalah 40 ribu rupiah
Skema bonus diatas berlaku akumulasi dengan kata lain, bonus total harian yang didapat pada point maksimal 20 adalah (15+25+40) = 80 ribu rupiah.

Sedangkan skema penghasilan dari setiap tripnya bisa kita andaikan sebagai berikut:
1. Setiap point didapat dari Go-Ride dan Go-Food yakni satu point untuk satu order.
2. Minimal nilai order yakni 5 ribu rupiah. 3. Jarak pick up dan sent bisa diselesaikan kurang lebih setengah hingga satu jam.
4. Maka untuk memperoleh bonus maksimal sebesar 20 point dibutuhkan 20 kali order maka perhitungan penghasilan driver GoJek sebagai berikut:
20x5 ribu rupiah= 100 ribu rupiah dipotong 10% untuk gojek menjadi 90 ribu rupiah.
ditambah Bonus harian = 80 ribu rupiah
Maka total penghasilan kotor driver GOJEK per hari (September 2018) di kisaran 170 ribu rupiah. Penghasilan itu belum ditambah tips dari pelanggan dan dikurangi BBM dan pulsa serta kuota internet dari pengemudi.

Ilustrasi penghasilan driver GOJEK diatas berlaku jika point maksimal diperoleh, dengan asumsi perolehan 20 point didapat dan penyelesaian order sekitar setengah sampai satu jam. Maka dalam satu hari driver GOJEK harus bekerja minimal 10 jam sampai 20 jam per harinya.

Masih tertarik untuk gabung dengan ojek ONLINE? Pikir dahulu untung ruginya sobat, semoga ilustrasi diatas bisa memberikan sedikit gambaran.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda