Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

"PANTAI KELAPA PANYURAN" TUJUAN WISATA FAVORIT DI KOTA TUBAN

Wisata Pantai Kelapa Panyuran Tuban
Sejenak melupakan kepenatan akhir tahun ini setelah trip ke Kota Batu beberapa hari kemarin, akhirnya sekeluarga memutuskan berlibur kembali ke Kota Tuban. Setelah browsing beberapa destinasi wisata di kota wali tersebut yang kebanyakan berupa pantai, akhirnya kita berencana mengunjungi pantai Cemara, Goa Akbar dan Taman kota. [Simak Serunya Menyusuri Gelapnya Goa Akbar]

Berangkat setelah subuh tepat pukul lima dari bypass Krian, jalanan arah Kedamean Gresik sudah ramai oleh truk-truk besar sarat muatan. Sempat memantau siaran radio SS ternyata di jembatan Morowudi dari Cerme arah ke Surabaya ternyata ada truk besar mogok persis di awal masuk jembatan, untung saja kejadian belum terlampau lama terjadi. 

Dan benar saja saat sampai di pertigaan Boboh menuju jembatan tersebut kemacetan sudah terjadi sekitar 100 meter, dan setelah 15 menit akhirnya kita melintasi jembatan tersebut dan masih nampak truk besar sarat muatan berhenti karena mogok di ujung awal masuk ke jembatan. Kemacetan lumayan panjang terjadi di arah sebaliknya.




Lepas dari itu jalanan ke arah Cerme pagi itu sudah ramai oleh para karyawan yang berangkat kerja. Sesampai di Terminal Bunder Gresik jalanan Kragan Rembang Surabaya Pantura sudah padat oleh aktifitas lalu lintas. Mobil saya pacu dengan kecepatan stabil 60-80 km per jam memasuki Lamongan, Babat, dan akhirnya masuk di jembatan Widang Tuban yang sempat terputus karena ambruk dan memakan beberapa korban nyawa.

Setelah hampir 3.5 jam perjalanan dan sempat nyasar karena kurang memahami arahan Google Map kita sudah sampai di Pantai Cemara, namun apa yang terjadi terjadi? Ternyata lokasi tujuan yang ditandai Map salah karena Pantai Cemara tersebut adalah jalanan di tengah kota Tuban mengarah balik ke Surabaya.

Menyadari kekeliruan tersebut saya terpaksa turun dan bertanya pada warga yang sedang "cangkruk" atau duduk duduk di tepi jalan arah ke Pantai Cemara, ternyata kita total salah arah harusnya kita mengarah ke jalanan Pantura arah Semarang dan mereka lebih menganjurkan saya agar ke Pantai Kelapa saja yang letaknya ternyata tak jauh dari tempat itu hanya sekitar 1 km lurus dari jalan tersebut.

Setelah mengucapkan terima kasih kita melanjutkan perjalanan dan benar saja sekitar beberapa ratus meter ke depan di sisi kiri jalan nampak tulisan besar PANTAI KELAPA Panyuran Tuban.

Nampak di loket parkir tidak nampak petugas, di area parkir hanya ada dua mobil dengan plat W dan S sudah datang sebelum saya. Area parkir masih berupa tanah berpasir khas pantura. Harga tiket masuk ke dalam lokasi wisata Pantai Kelapa Panyuran Tuban adalah 5 ribu rupiah per orang.







Yang menjadi khas di pantai wisata ini adalah pohon pohon kelapa dengan nyiur nya yang melambai-lambai. Pasir pantai didalamnya bersih dan tak nampak sampah berserakan di sekitar area tengah. Belum banyak pengunjung pagi itu yang terlihat adalah lalu lalang pedagang yang membuka lapak-lapak mereka.

Di posisi tengah mengarah ke bibir pantai terdapat boot foto berupa kursi panjang beton bertuliskan Pantai Kelapa diatasnya, serta kursi dengan background hati di belakangnya. Nampak juga beberapa bangkai kapal terbalik di bibir pantai, sedangkan di sisi kanan terdapat anjungan dan jembatan dari pokok pohon kelapa untuk pengunjung berjalan diatas pantai sedang diujung anjungan terdapat kembali bangku kayu tempat boot foto untuk Sunrise dan sunset.

Sedangkan di bagian pojok kanan sendiri terdapat kolam renang dangkal khusus untuk anak anak yang kelihatan baru saja dibangun. Ternyata harga tiket masuk kolam renang adalah 10 ribu rupiah per orang dan untuk pengantar seperti orang tua anak adalah GRATIS, saya dan istri sempat masuk ke tempat ini sambil menunggu si bontot bermain air didalamnya.

Area wisata ini juga menyediakan wahana lain berupa flying fox, penyewaan APV dan berkuda. Untuk motor APV sewanya 25 ribu rupiah per 15 menit.



Sampah sampah berserakan di bibir Pantai Kelapa yang perlu mendapat perhatian pengelola

Over all cukup berkesan berkunjung di Pantai ini karena kebersihan pasir didalam area wisata, namun tidak di bibir pantai dekat anjungan. Saya lihat banyak sampah menumpuk dekat anjungan di bibir pantai yang mungkin saja bukan sampah dari area wisata namun sampah yang terseret oleh ombak ke tepi pantai.

Yang kedua, terlalu banyak pedagang yang berjualan didalam area wisata ini, harusnya mereka ditaruh di posisi bagian luar tempat wisata. Jadi para wisatawan dan pengunjung lebih bisa menikmati keindahan pantai daripada melihat begitu banyak lapak lapak pedagang.


Tags:

# Obyek wisata Pantai di Tuban
# Pantai Kelapa Tuban
# Wisata Pantura
# Goa Akbar Tuban
# Tiket masuk Pantai Kelapa 

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda