Sudah beberapa kali di waktu yang sama yakni sekitar pukul setengah 6 pagi, bus EKA trayek Surabaya-Semarang tak saya temui di tempat biasanya parkir yakni di depan ruang tunggu sebelah utara terminal Tirtonadi bagian Barat. Sang mandor yang saya kenal dengan baik tidak juga terlihat batang hidungnya, biasanya dia mondar mandir di sekitar area tersebut.
Saya kurang tahu apakah ada perubahan jadwal dari bus EKA trayek tersebut atau memang karena sepinya penumpang jam bus tersebut dipindah ke jam lain. Terakhir saya pernah mencoba menunggu hingga pukul 7 pagi dan ternyata bus tersebut tak saya lihat batang hidungnya.
Dengan terpaksa saya putuskan untuk naik bus lokal Solo-Semarang seperti Raya, Taruna, Royal Safari, Safari Lux, Rajawali, Mulyo Indah dan Ismo. Tarif bus Solo Semarangan ini naik menjadi 40 ribu rupiah untuk jarak penuh.
Adanya kenaikan tarif juga berlaku pada armada bus EKA dan juga kompetitornya Sugeng Rahayu Patas yang kenaikannya lumayan yakni sekitar 60% dari tarif normalnya. Melihat kenyataan tersebut bisa jadi kenaikan tarif bus EKA dari Solo Semarang akan sama dengan tarif bus lokal. Yakni 40 ribu rupiah untuk jarak penuh dari yang biasanya hanya 25 ribu rupiah saja.
Melihat masih sepinya penumpang akibat pandemi COVID-19 banyak perusahaan otobus yang harus jungkir balik menghadapi kenyataan ini. Mengoperasikan banyak armada untuk membendung kompetitor nyatanya bukan alternatif terbaik karena ceruk penumpang yang belum sepenuhnya normal. Alternatif yang dilakukan adalah mengatur ulang jam jam keberangkatan bus dan mencari jam-jam terbaik yang mana diprediksi penumpang akan banyak naik.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih