Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

NASI JAGUNG KULINER NDESO BERCITARASA TINGGI

Nasi jagung dengan urap sayur dan ikan asin

Waktu SD saya masih teringat jelas bahwa setiap pelajaran IPS bahwa makanan pokok di Indonesia adalah nasi atau beras. Sedangkan sagu adalah makanan pokok masyarakat Papua, sedangkan jagung adalah makanan pokok orang Madura dan Nusa Tenggara. 

Sama sama mengandung karbohidrat yang tinggi, sebenarnya jagung bisa dijadikan bahan diversifikasi dari beras. Namun karena persepsi dan sugesti orang Indonesia bahwa kalau belum makan nasi belum terasa kenyang atau dianggap belum makan. 

Sudah sangat jarang sekali saya jumpai orang yang berjualan nasi jagung dengan urap urap sayur. Di Surabaya hanya di pasar pasar tradisional bisa kita jumpai kuliner unik tersebut. Itupun hanya sedikit sekali pedagang yang berjualan.

Kebetulan di rumah mertua yang masih udik atau ndeso masih terdapat kedai nasi yang menjual kuliner tersebut, anda mungkin tak akan percaya dengan uang 4 ribu rupiah saja satu bungkus nasi jagung dengan urap sayur lauk rempeyek dan sepotong ikan asin serta sambal korek yang super pedas. Satu porsi cukup untuk membuat kenyang cacing-cacing dalam pencernaan saya hahaha.

Tak perlu malu akan kuliner tradisional bangsa sendiri, tampilan memang ndeso namun rasanya tak kalah dengan Pizza, Sepakgeti, Fret Ciken, Stik, dll. Lidah kita harusnya banyak dimanjakan dengan kuliner bangsa sendiri, nama nama makanan seperti BLENDONG, GATOT, TIWUL, KLANTING, RENGGINANG, INTIP, JENANG, dll mungkin akan musnah dari anak cucu kita ke depan jika tidak ada yang melestarikannya.


Tags: Lontong kikil moto Prambon, Gado-gado Pemuda Semarang,

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda