Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

MENYUSURI WARNA WARNI BANGUNAN TUA DI KOTA LAMA SURABAYA (PART 2)

Warna Warni Bangunan di Jalan Panggung Surabaya

Setelah melewati jalan Bongkaran saya merapat ke kanan untuk mengarah ke jalan Kembang Jepun, dan saya sempat melihat di seberang jalan ternyata adalah jalan Panggung yang saya cari. Dari kejauhan memang nampak warna warni bangunan di gang tersebut.

Niat untuk memotong jalan dan langsung masuk ke gang tersebut saya batalkan karena ada tanda forbidden didepan gang tersebut. Saya terpaksa meneruskan perjalanan dan mencari gang disebelahnya, namun apa yang terjadi setelah masuk ke jalan yang entah apa namanya. Saya tidak menemukan jalan memutar untuk ke jalan Panggung, saya justru memasuki jalan Pabean yang mengarah ke wisata religi Sunan Ampel.

Saya putuskan kembali lagi dan memilih untuk menuju jalan Panggung meskipun harus menerjang tanda larangan masuk. Memutar balik ke jalan Bongkaran saya akhirnya masuk ke jalan Panggung yang sebenarnya satu arah saja, namun saya cuek saja karena kondisi lalu lintas disitu tidak sebegitu ramai. Di akhir gang tersebut saya memutar balik motor dan berhenti sebentar untuk mengamati kondisi sekitar dan menyempatkan untuk mengambil beberapa jepretan foto.

Di jalan Panggung tersebut sama seperti halnya jalan Bongkaran, Bibis dan Kembang Jepun yakni banyak difungsikan sebagai gudang-gudang penyimpanan perusahaaan ekspedisi.

Saya berhenti di pinggir jalan depan toko yang masih tutup rupanya diamati oleh dua orang yang entah siapa, mungkin penduduk sekitar atau pegawai perusahaan ekspedisi.

Kya Kya Kembang Jepun

Hasil pengamatan saya di sekitar jalan Panggung memang bangunan bangunan tua di gang yang panjangnya kurang lebih 200 meter tersebut dicat dengan warna warna mencolok yang di banyak media sering disebut warna PINK BARBIE.

Kesan yang saya dapat sebenarnya warna tersebut bagus untuk menarik perhatian namun jika menilik kisah historis bangunan tua sisa peninggalan sejarah kota Lama Surabaya agaknya kurang tepat apa yang dilakukan pemkot. Harusnya warna warna bangunan tersebut dicat dengan warna putih dan pastel yang cenderung cocok untuk bangunan historikal. Seperti halnya yang pernah saya lihat di sekitar kota Lama Semarang dan Jakarta.

Masih butuh waktu untuk pemkot Surabaya merealisasikan revitalisasi Kota Lama nya, terutama dari segi infrastruktur terlebih dahulu. Saya berharap ke depan daerah tersebut bisa menjadi destinasi wisata baru bertipe historis di Surabaya.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda