Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

PENGALAMAN 5 TAHUN NAIK KERETA API JAKARTA KE SURABAYA

Lokomotif Langsir di Stasiun Tanjung Priok

Bangku keras kereta api ekonomi telah menjadi tempat tidur saya yang kedua selama ini. Sudah lima tahun naik kereta api Jakarta ke Surabaya dan sebaliknya adalah hal rutin yang saya jalani hampir 2 minggu sekali (kadang seminggu sekali). Berbagai perubahan yang ada di kereta api pernah saya alami baik itu yang pahit dan manis. 

Pengalaman berdiri dari Jakarta sampai Pekalongan, tidur di dekat pintu keluar kereta hingga dekat toilet, sampai tidur di lorong kereta hingga diinjak-injak penumpang lain saya sudah mengalaminya.

Kini naik kereta api ekonomi jarak jauh sudah sangat berbeda dari tahun 2012 semenjak PT KAI dipimpin Ignatius Jonan. Pujian memang patut diberikan pada orang yang satu ini, banyak perubahan positif terjadi di sistem perkeretaapian Indonesia. Saya angkat topi pada beliau dan sebagai pengguna setia kereta api merasakan benar hal tersebut.

Kondisi gerbong kereta api ekonomi jarak jauh "Aman dan Nyaman"
Dulu penumpang kereta api ekonomi jarak jauh tidak bisa tidur dengan nyenyak. Hawa panas didalam gerbong kereta, penuh sesak penumpang bercampur dengan pedagang asongan. Penumpang gelap alias penumpang tak memiliki tiket bebas berkeliaran. 

Tiket berdiri pun dijual semata-mata untuk kepentingan “BISNIS” semata tanpa mempedulikan kenyamanan penumpang. Harga yang murah dijadikan alasan AMPUH masalah pelayanan tersebut. Ya sudah nasibmu…. KELAS EKONOMI KOK MINTA ENAK. Kalau mau enak ya naik kereta api bisnis atau eksekutif. Nasib ya nasib.

Kini sudah hampir 4 tahun semenjak perubahan terjadi, memang harga tiket naik 100% untuk kelas ekonomi. Namun itu berbanding lurus dengan apa yang kita dapatkan, suasana sejuk gerbong ekonomi yang sudah dilengkapi AC, toilet yang bersih dan selalu terisi air. 

Tidak ada lagi penumpang gelap dan pedagang asongan juga tidak ada lagi tiket tanpa tempat duduk yang dijual. Jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta pun selalu hampir tepat waktu, paling 15 sampai 30 menit jika memang harus terlambat.

Kereta api Kertajaya berhenti di Stasiun Semarang Tawang
Kembali lagi ke masalah perjalanan kereta, jika kita naik kereta Kertajaya dari Jakarta ke Surabaya dengan jadwal berangkat jam 2 siang dari Stasiun Senen setidaknya selepas kita dari Stasiun Tegal sekitar jam setengah 7 malam kita bisa beristirahat dengan tenang karena sudah malam dan kondisi dalam gerbong sudah mulai dingin. Sekitar jam 9 malam lepas dari Stasiun Tawang Semarang sudah dapat dipastikan kita akan tertidur lelap. 

Sedangkan sisa perjalanan ke Surabaya anda saya pastikan tidak akan terbangun sebelum sampai ke Stasiun Pasar Turi Surabaya. Namun jika anda berhenti sebelum Surabaya pastikan saja anda berjaga jaga takut kalau keenakan dan ketiduran dalam kereta.

Sedangkan untuk perjalanan kereta api Kertajaya dari Surabaya ke Jakarta dengan jadwal keberangkatan jam 9 malam dari Stasiun Pasar Turi saya pastikan anda akan bisa langsung tertidur dari Surabaya sampai Cirebon sekitar jam setengah 6 pagi. Anda akan terbangun karena sinar matahari akan menyilaukan mata anda. 





Tags: "TIPS JITU" CARA DAPETIN TIKET KERETA API LEBARANBAYAR TIKET KERETA DI ATM BCACARA CETAK TIKET KERETA SENDIRIHAL PENTING PADA PEMESANAN TIKET SECARA ONLINEPEJUANG PJKAKEJADIAN UNIK DI KERETA APILARANGAN DI DALAM GERBONG KERETA APITips Naik Kereta Api Ekonomi Jarak Jauh

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda