Kalo orang bilang biaya hidup di
Jakarta mahal, itu BENAR dan itu juga SALAH!! Biaya hidup di Jakarta untuk bujangan tidak lebih dari dua juta rupiah setiap bulannya. Itu berdasarkan
pengalaman hidup saya selama 5 tahun di Jakarta dari kurun waktu 2010-2015.
Memang besar atau tidaknya pengeluaran seseorang bergantung pada gaya hidup dan
kebiasaannya. Jika kita memiliki gaya hidup yang wajar dan tidak NEKO NEKO,
maka pengeluaran kita setiap bulannya juga tidak seberapa. Lainnya halnya jika
kita terbiasa dengan gaya hidup yang mewah tentu saja pengeluaran menjadi tidak
terbatas.
Sebagai contoh, kebutuhan primer
kita yakni kebutuhan makanan. Jika kita terbiasa makan NGEMPER atau makan di
WARTEG (warung tegal) maka pengeluaran kita untuk makan bisa kita tekan. Seperti
contoh, di Warteg favorit saya untuk makan dengan satu porsi penuh nasi, telur
dadar, sayur sop atau bayam ditambah gorengan serta satu gelas teh tawar kita
hanya perlu merogoh kocek 10 ribu rupiah saja. Dengan menu yang sedemikian
kadang kadang itu tidak habis jika saya membelinya dengan di bungkus saya bisa
memakannya hingga dua kali makan. Menghemat bukan.
Jika saya bosan
dengan makanan warteg maka saya biasa membeli nasi di warung Padang. Kalo di warung Padang sederhana sekelas warteg dengan uang yang hampir sama yakni sekitar
10-12 ribu rupiah maka kita sudah bisa dapat nasi satu porsi dengan sayur
nangka, daun singkong, sambel merah atau hijau, dan dengan pilihan lauk, ayam
sayur atau goreng, rendang, mujair, telor dadar dan ikan bakar.
Sekali lagi itu bergantung pada
kebisaan dan pola hidup kita, jika kita kost atau tinggal di wilayah yang dekat
dengan pemukiman penduduk biasanya masih banyak didapati warteg dan warung
warung makan dengan harga yang terjangkau dan jika kita dekat dengan pemilik
warung kita bisa juga KAS BON atau ngutang terlebih dahulu.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete