Dua atau tiga tahun terakhir ini,
booming dan fenomena ojek online melanda Jakarta. Baik dari segi inovatif
teknologi maupun dari pengemudi ojek itu sendiri. Di awal kemunculannya Gojek
hanya sendirian namun tidak lama kemudian menyusul aplikasi aplikasi serupa.
Munculnya Grabbike sebagai kompetitor utama selain pesaing lainnya seperti
Blujek, Jeger yang sepertinya hanya
menjadi penggembira saja tentu saja menjadikan persaingan aplikasi transportasi
berbasis android ini semakin meruncing.
Persaingan keduanya tidak hanya
antar perusahaan dan kecanggihan teknologi namun juga berimbas pada tukang ojek
itu sendiri. Saya tidak akan membahas persaingan tersebut dari segi teknologi
melainkan dari sisi pengemudinya sendiri. Di awal kemunculan GOJEK, pengemudi
ojeknya bisa membawa uang lebih dari 8 juta per bulan. Simak rincian penghasilan GOJEK.
Begitu pula waktu kemunculan Grabbike pengemudi ojeknya bisa membawa pulang uang dengan besar yang hampir sama dengan pengemudi Gojek. Ini saya buktikan sendiri karena dua teman kost saya adalah pengemudi ojek online Gojek dan Grabbike. Sering di waktu senggang kita berkumpul untuk Ngopi dan Merokok bareng mereka bercerita tentang pekerjaan sebagai driver ojek online.
Begitu pula waktu kemunculan Grabbike pengemudi ojeknya bisa membawa pulang uang dengan besar yang hampir sama dengan pengemudi Gojek. Ini saya buktikan sendiri karena dua teman kost saya adalah pengemudi ojek online Gojek dan Grabbike. Sering di waktu senggang kita berkumpul untuk Ngopi dan Merokok bareng mereka bercerita tentang pekerjaan sebagai driver ojek online.
Khusus untuk teman saya pengemudi
Grabbike, dia bergabung dengan perusahaan tersebut di saat awal recruitment, jadi
dia tahu benar betapa manisnya saat saat
awal dia bergabung dengan Grabbike. Dalam sehari bekerja dengan selang waktu
mungkin selama 10 jam dia bisa mendapat uang kas dan deposit saldo Grabbike
hampir sebesar 300-350 ribu rupiah. Itu dulu!!! Sekarang Business is Business. Itu mungkin
yang ada di pemikiran CEO GoJek dan Grabbike, bisnis didirikan atas dasar untuk
mendapatkan keuntungan sebesar besarnya dengan modal sedikit. Kue Manis itu
memang sempat dicicipi namun tidak lama, pengemudi ojek online seperti halnya
Grabbike sekarang banyak yang mengeluh karena peraturan baru yang dibuat
perusahaan seperti tidak berpihak pada mereka lagi. Bonus dan deposit saldo
tidak bisa dengan mudah didapat seperti dulu.
Sedikit bocoran dari yang saya
dapat bahwa pengemudi Grabbike hanya mendapat 10 ribu rupiah tunai setiap kali
menarik penumpang dengan jarak terjauh tempat tujuan kurang lebih 10 km. Pihak
grabbike akan menambah deposit atas kelebihan jarak yang dulu dihitung dan
dimasukkan ke saldo pengemudi. Ditambah lagi 10 ribu uang tunai dari penumpang
itu akan dideduct atau dikurangi 10% dari saldo pengemudi oleh pihak Grabbike
sebagai prosentase pembagian keuntungan. Ini berlaku sampai dengan penumpang ke
lima dan bukan pada saat jam sibuk yakni (jam 6-9 pagi dan jam 4-7 sore).
Karena tarif Grabbike saat jam sibuk adalah 15 ribu rupiah. Setelah itu pada
penumpang ke 6 sampai dengan ke 10, pihak Grabbike akan menambah deposit saldo
otomatis sebesar 15 ribu rupiah kepada pengemudinya dengan catatan dia bisa
mendapat penumpang ke 10 dan mendapat 2 penumpang pada saat jam jam sibuk. Dan
akan mendapat tambahan lagi jika berhasil mendapat penumpang ke 11 sampai
dengan ke 15.
Dengan peraturan baru diatas,
saya coba membuat perhitungan kasar penghasilan GRABBIKE jika seorang pengemudi Grabbike mendapat 10
orang penumpang, maka pendapatannya selama hari itu adalah sebagai berikut:
Penumpang 1 s/d ke 5 kita anggap
flat dan bukan pada jam sibuk, maka:
5x Rp 10.000,- = Rp 50.000,-
Penumpang 6 s/d ke 10 kita anggap
dia mendapat 2 orang penumpang pada jam sibuk, maka:
3x Rp 10.000,- = Rp 30.000,-
2x Rp 15.000,- = Rp 30.000,-
ditambah bonus karena dapat pada
jam sibuk = Rp 15.000,-
Maka total yang dia dapatkan
adalah
(Rp 50.000,- + Rp 30.000,- + Rp
30.000,- + Rp 15.000,-) = Rp 125.000,-
Ya, Rp 125.000,-/hari (gross)
itulah penghasilan yang didapat pengemudi Grabbike jika mendapat 10 penumpang/hari jumlah
itu belum dikurangi 10% sebagai pembagian komisi dari pihak Grabbike dan penambahan
dari uang TIPS penumpang tentunya.
Menilik dari jumlah tersebut itu
berarti jika selama 30 hari atau sebulan pengemudi selalu mendapat 10
penumpang/hari maka penghasilan per bulan nya adalah 30X Rp 125.000,- = Rp
3.750.000,-
Jumlah itu notabene hampir sama dengan UMR yang berlaku di Jakarta sekarang.
Apalagi baru saja pada tanggal
14-21 Maret 2016 ada program PROMO
GRABBIKE yang meng”GRATISKAN” tarif
kepada penumpang “dengan syarat dan ketentuan berlaku” kepada pengguna aplikasi
GrabBike baru. Bocoran yang saya dapat
pengemudi Grabbike, untuk penumpang dengan tujuan dibawah batas jarak maksimal
maka pihak Grabbike akan membayar drivernya sebesar 10 ribu rupiah belum
dipotong 10% yang akan masuk langsung ke SALDO DEPOSIT nya.
Para driver tidak
bisa memilih apakah mendapat penumpang dengan kode PROMO atau tidak, namun
selama masa promosi tersebut hal yang membuat sesak didadanya adalah, para
penumpang nya jarang sekali yang memberi TIPS
dan menggunakan jasa ojeknya benar benar FREE alias tidak membayar sepersen pun.
Memang sih penumpang tidak salah karena memang FREE alias GRATIS, “namun jika
anda dalam posisi seperti saya” kata teman saya tersebut anda juga akan
merasakan hal yang sama.
Tags: Mimpi manis penghasilan tinggi Ojek Online, Penghasilan Driver GoJek, Pengalaman Naik GoJek, Naik Gojek di Jogjakarta, Satu Tahun GOJEK, Pengalaman Naik GRABBIKE
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete