Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Bule Dari Negara mana yang tidak Pelit

Bisa dibilang saya beruntung di tempat kerja yang sekarang. Tidak ada kantor di Indonesia membuat saya bebas untuk melakukan hal lain selain pekerjaan kantor di rumah. Menjalankan usaha antar jemput saya, membuat artikel untuk blog dan berjalan jalan dengan keluarga sambil mencari bahan tulisan bisa saya lakukan dengan leluasa.

Satu hal lagi bos saya yang tinggal di Bangkok kebetulan adalah orang Amerika. Dari berbagai macam orang luar atau expat yang saya kenal orang Amrik lebih Loman atau tidak pelit daripada bule bule dari negara lainnya. Saya tidak menjustifikasi saja namun benar sesuai kenyataannya, bule dari Spanyol dan Perancis terkenal paling perhitungan, mending bule dari Jerman, Inggris atau Belanda. Sedangkan bule Australia saya kurang begitu paham.

Usia bos saya 70 tahunan namun masih terlihat segar dan gagah mungkin karena pola makan dan kesehatan yang selalu dijaga. Selama 8 bulan terakhir saya hanya dua kali bertemu dengannya di Surabaya terakhir kali saat akhir tahun. Dua hari bersamanya keliling pabrik memang tidak cukup untuk banyak tahu masalah pribadinya. 

Secara personal dia kurang banyak ngobrol masalah pribadi masing masing, saya diajak makan cuman sekali saja itupun bersama orang pabrik. 

Namun satu hal yang sangat saya sukai adalah untuk fasilitas pekerjaan Bos satu ini tak pernah perhitungan, untuk keluar kota saya selalu dipesankan penerbangan dengan maskapai terbaik walaupun hanya kelas ekonomi untuk hotel saya selalu dibookingkan yang bintang empat.

Saya tak berusaha untuk menawarkan diri untuk memakai maskapai low budget atau menginap di hotel budget biar gak jatuh kelas nantinya.

Expenses atau travel cost saya juga tak pernah diprotes karena saya selalu mencari cara untuk menghemat biaya perjalanan, saya mending pesan gojek daripada harus naik taxi kecuali kalo terpaksa. 

Dari rumah ke airport saya juga naik bus daripada naik taxi. Tak ada salahnya mengalah karena perusahaan sudah memberikan yang terbaik untuk kita. 

Beda sekali dengan bos bule asal Perancis atau Spanyol saya kutip dari teman yang pernah bekerja untuk expat tersebut. Jika kita melakukan perjalanan sebisa mungkin menggunakan kelas ekonomi dan kalau waktu masih keburu mending naik kereta atau bus itupun juga kelas ekonomi.

Kadang biaya perjalanan kita harus menanggung terlebih dulu walaupun tanggal tua. Sebisa mungkin jangan menggunakan taxi mending naik angkot, bemo atau ojek online dan yang terpenting harus ada nota atau tanda terima pembayarannya. Bayangkan naik angkot atau opang disuruh buat tanda terima.

Sedangkan kalau berbicara dengan expat atau orang asing yang berasal dari negara Asia, berdasarkan pengalaman saya orang India tak peduli asal negaranya, Korea bisa dibilang dalam ranking pertama dalam hal pelit, sedangkan orang Jepang masih relatif, untuk orang China terutama Hongkong dan Taiwan termasuk yang lumayan suka memberi alias tidak terlalu pelit.

Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi dan teman-teman, jika tidak ada kesesuaian dengan pengalaman yang anda alami saya mohon maaf. Karena setiap manusia berbeda pemikirannya walaupun berasal dari negara yang sama.

Comments

  1. Oh gitu ya. Tapi yang pasti kerja sama bule biasanya profesional. Tidak ada tunda gaji sebab tak ada tunda kerja. Salam kenal dari newbie

    ReplyDelete

Post a Comment

Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more