Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Perjalanan Sesaat Sebelum Virus Corona Merebak (Bagian 4)


Setelah 3 jam perjalanan sampailah kereta di stasiun Kejaksaan Cirebon. Tak banyak saya lihat penumpang yang turun. Keluar dari stasiun seperti biasa tukang ojek pangkalan menawarkan jasanya namun saya tolak dengan halus. Sekilas saya amati keadaaan sekitar suasana di luar stasiun yang kelihatan agak sepi tidak seperti terakhir saya ke tempat ini. Saya mampir sejenak di lapak penjual nasi goreng, kayaknya makan mie rebus malam ini sekaligus mengganjal perut yang sudah keroncongan.

Tidak seperti biasa dimana saya tidak memesan kamar hotel lewat kantor seperti biasanya. Saya terpaksa mencari hotel untuk beristirahat malam itu. Saya putuskan menginap di salah satu hotel di dekat stasiun setelah browsing di internet. Ada hotel kecil yang lumayan bagus menurut review di aplikasi google map dengan harga yang terjangkau. 

Hotel Slamet namanya, terletak persis di seberang jalan depan popstasiun Kejaksan Cirebon. Hotel ini bukan hotel modern melainkan bertipikal hotel lama. Masuk ke lobi hotel petugas menyambut dengan ramah, dan mempersilahkan saya memilih kamar menginap. Saya memilih kamar dengan harga menginap sebesar 200 ribu rupiah, dan setelah mendapat diskon total saya membayar hanya 180 ribu rupiah saja. Saya mendapat kamar di lantai dua hotel. 

Meski hotel ini adalah hotel lama dan seperti penginapan namun lumayan bersih dan terawat. Kamar saya ada di sisi pojok sebelah kanan dan memiliki luas yang lumayan dengan satu bed besar, almari, meja kerja dan televisi. Sayang kamar mandi masih menggunakan model lama dan belum ada shower mandi. Namun overall bagi saya hotel ini lumayan bagus dan cocok untuk backpacker menginap.

Petugas hotel yang mengantar saya menawarkan welcome drink berupa kopi atau teh manis malam itu, saya memilih teh manis. Setelah bersih bersih dan mandi malam, saya menghisap rokok sebentar di luar kamar. Terlihat jalanan besar di depan hotel sepi malam itu, nampak mobil patroli polisi melintas dengan membunyikan sirene dan menyalakan lampu strobonya.

Tak lama kemudian petugas hotel membawa satu termos sedang dan gelas berisi teh manis panas. Cocok sekali sebagai teman makan mie rebus yang sudah saya beli sebelumnya. Setelah makan malam dengan mie rebus yang saya beli, saya akhirnya terlelap dalam tidur setelah perjalanan panjang melalui 2 propinsi di Pulau Jawa. (Bersambung............ bagian 5)



Comments

  1. Yoսr meɑns of telling alⅼ in thiѕ piece of writing іs
    genuinely good, еveгy one bе able to without difficulty қnow it, Thanks
    a lot.

    Ꮯan Yoս Ꭺlso visit my webpage ... agen bola [172.104.60.204]

    ReplyDelete

Post a Comment

Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda