Salah sudut desa di kecamatan Dawar Blandong Mojokerto |
Jalan Dawar Blandong |
Lambat laun dengan bertambahnya usia dan pengalaman yang saya dapat ternyata sebenarnya nama nama yang tersebut diatas memang ada dan bukan rekaan pengarang komik dan sandiwara radio semata. Semisal, desa Tumaritis adalah desa yang terletak di Haergeulis, Indramayu, Cirebon. Desa Ndiwek ada di kabupaten Jombang dekat dengan makam alm. Gus Dur, desa Pucuk yang ternyata terletak di Lamongan, dan Dawar Blandong yang ada di kabupaten Mojokerto.
Sedangkan nama nama orang seperti tersebut diatas secara tidak sengaja bisa saya temukan, kebetulan alm Bapak saya dulu adalah seorang ketua RT, dan seringkali waktu pendataan penduduk meminta fotokopi KK dari tiap warganya. Saya kebetulan disuruh untuk mengarsipkannya, dari situ saya bisa melihat data data warga Bapak saya, dan saya tertawa sendiri waktu mengetahui bahwa ada warga yang bernama Sogol, Cikrak (tempat menampung sampah pada saat menyapu), dll.
Sedangkan Dawar Blandong Mojokerto sendiri saya ketahui keberadaannya setelah saya bertemu dengan mantan pacar yang kini menjadi ibu dari anak anak saya yang kebetulan dia adalah warga daerah tersebut. Terletak kira kira 55 km dari Surabaya sebenarnya tempat ini bukan tempat terpencil namun pembangunan sajalah yang belum begitu merata manjadikan daerah ini masih menjadi daerah minus di kabupaten Mojokerto.
Daerah ini sebenarnya bisa menjadi daerah yang maju karena bisa menjadi perlintasan alternatif 4 daerah yakni, Gresik, Mojokerto, Lamongan, dan Surabaya.
Pohon kayu putih |
Sebenarnya Dawar Blandong sendiri memiliki arti yakni Blandong (penebang kayu), karena kebetulan di sisi utara tempat ini bisa kita temukan hutan kayu Jati yang masih terpelihara baik walaupun tidak begitu luas. Dan view yang saya sukai dari tempat ini adalah hutan pohon minyak kayu putih dari arah Dawar Blandong ke wisata Watu Blorok. Sejauh mata memandang ke arah lembah adalah pohon tersebut. Dimana di kaki kaki lembah tersebut kata istri saya ada banyak terdapat desa desa kecil di dalamnya. Saya sendiri belum pernah menyempatkan diri untuk melihatnya karena jalan yang harus dilalui tidaklah nyaman bagi motor atau mobil.
Namun Dawar Blandong sekarang tidak seperti 10 tahun yang lalu ketika saya pertama kali bertemu istri saya, perkembangan pembangunan lumayan pesat, jalan utamanya telah dicor dan aspal oleh pemerintah daerah Mojokerto, sehingga banyak kendaraan dari lamongan yang akan ke arah Mojokerto melewatinya sebagai jalur alternatif. Harga tanah juga sudah melambung tinggi, toko toko dan outlet bertebaran di pinggir jalan dari arah Kedamean, Tanjung, Slempit, Mojowuku dan Gunungan. [simak serunya malam Takbir Lebaran di Dawar Blandong]
Ya, roda ekonomi telah bergeliat di daerah yang dulu dianggap pinggiran, dengan dibangunnya jalan jalan baru otomatis distribusi hasil pertanian dari daerah daerah penyangga seperti ini ke kota besar seperti Surabaya dan Sidoarjo. Ini tentunya membuat makmur para petani yang tinggal di desa, namun tidak dengan generasi mudanya yang lebih memilih merantau ke kota untuk sekedar menjadi pegawai pabrik atau penjaga toko. Namun bagi orang tua yang sadar mereka akan menyekolahkan anak anak mereka hingga ke perguruan tinggi untuk dapat mengangkat derajat kehidupan mereka dan orang tua di masa depan.
Namun Dawar Blandong sekarang tidak seperti 10 tahun yang lalu ketika saya pertama kali bertemu istri saya, perkembangan pembangunan lumayan pesat, jalan utamanya telah dicor dan aspal oleh pemerintah daerah Mojokerto, sehingga banyak kendaraan dari lamongan yang akan ke arah Mojokerto melewatinya sebagai jalur alternatif. Harga tanah juga sudah melambung tinggi, toko toko dan outlet bertebaran di pinggir jalan dari arah Kedamean, Tanjung, Slempit, Mojowuku dan Gunungan. [simak serunya malam Takbir Lebaran di Dawar Blandong]
Ya, roda ekonomi telah bergeliat di daerah yang dulu dianggap pinggiran, dengan dibangunnya jalan jalan baru otomatis distribusi hasil pertanian dari daerah daerah penyangga seperti ini ke kota besar seperti Surabaya dan Sidoarjo. Ini tentunya membuat makmur para petani yang tinggal di desa, namun tidak dengan generasi mudanya yang lebih memilih merantau ke kota untuk sekedar menjadi pegawai pabrik atau penjaga toko. Namun bagi orang tua yang sadar mereka akan menyekolahkan anak anak mereka hingga ke perguruan tinggi untuk dapat mengangkat derajat kehidupan mereka dan orang tua di masa depan.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih