Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

SEBUAH DESA BERNAMA "DAWAR BLANDONG"

Salah sudut desa di kecamatan Dawar Blandong Mojokerto
Ada beberapa nama tempat atau orang khususnya di Jawa yang banyak terlupakan namun sejatinya masih ada dan benar-benar ada. Saya sendiri kebetulan dari pulau Jawa bagian timur. Sebagai generasi 80-an waktu kecil saya masih bisa dengan mudah mendapatkan komik Petruk dan Gareng, mendengar siaran radio favorit saya, yang dulu sempat menjadi sarana hiburan favorit orang kebanyakan sebelum akhirnya tergantikan oleh televisi.

Jalan Dawar Blandong
Dalam komik atau siaran radio favorit tersebut, saya jumpai nama tempat seperti desa Tumaritis, Ndiwek, Pucuk, Dawar Blandong dan beberapa nama orang yang lucu dan aneh menurut saya yakni, Cikrak, Sablah, Sogol, Waralek, dll. Saya dulu sering bertanya tanya apakah benar-benar ada nama dan tempat tersebut di Indonesia dan bukan karangan saja. Dulu untuk mencari info mengenai tersebut tidaklah semudah sekarang. Sekarang tinggal ketik beberapa kata saja di Internet maka kita dapat menemukan jawaban yang kita mau.

Lambat laun dengan bertambahnya usia dan pengalaman yang saya dapat ternyata sebenarnya nama nama yang tersebut diatas memang ada dan bukan rekaan pengarang komik dan sandiwara radio semata. Semisal, desa Tumaritis adalah desa yang terletak di Haergeulis, Indramayu, Cirebon. Desa Ndiwek ada di kabupaten Jombang dekat dengan makam alm. Gus Dur, desa Pucuk yang ternyata terletak di Lamongan, dan Dawar Blandong yang ada di kabupaten Mojokerto.

Jalanan desa yang mengarah ke Dawar Blandong

Sedangkan nama nama orang seperti tersebut diatas secara tidak sengaja bisa saya temukan, kebetulan alm Bapak saya dulu adalah seorang ketua RT, dan seringkali waktu pendataan penduduk meminta fotokopi KK dari tiap warganya. Saya kebetulan disuruh untuk mengarsipkannya, dari situ saya bisa melihat data data warga Bapak saya, dan saya tertawa sendiri waktu mengetahui bahwa ada warga yang bernama Sogol, Cikrak (tempat menampung sampah pada saat menyapu), dll.

Sedangkan Dawar Blandong Mojokerto sendiri saya ketahui keberadaannya setelah saya bertemu dengan mantan pacar yang kini menjadi ibu dari anak anak saya yang kebetulan dia adalah warga daerah tersebut. Terletak kira kira 55 km dari Surabaya sebenarnya tempat ini bukan tempat terpencil namun pembangunan sajalah yang belum begitu merata manjadikan daerah ini masih menjadi daerah minus di kabupaten Mojokerto.
Daerah ini sebenarnya bisa menjadi daerah yang maju karena bisa menjadi perlintasan alternatif 4 daerah yakni, Gresik, Mojokerto, Lamongan, dan Surabaya.

Pohon kayu putih
Dari arah Surabaya Barat, yakni daerah Wiyung lurus ke arah Menganti Gresik terus belok ke kanan arah Kedamean Gresik, sebelum polsek dan terminal bemo Kedamean kita belok ke kanan, lurus saja sekitar 15 km kita sudah sampai di daerah Dawar Blandong, bagi para bikers Surabaya tentu saja mengenal daerah ini karena daerah ini cocok untuk dijadikan rute bersepeda. Dengan jalur yang cukup mulus menurut saya sih.

Sebenarnya Dawar Blandong sendiri memiliki arti yakni Blandong (penebang kayu), karena kebetulan di sisi utara tempat ini bisa kita temukan hutan kayu Jati yang masih terpelihara baik walaupun tidak begitu luas. Dan view yang saya sukai dari tempat ini adalah hutan pohon minyak kayu putih dari arah Dawar Blandong ke wisata Watu Blorok. Sejauh mata memandang ke arah lembah adalah pohon tersebut. Dimana di kaki kaki lembah tersebut kata istri saya ada banyak terdapat desa desa kecil di dalamnya. Saya sendiri belum pernah menyempatkan diri untuk melihatnya karena jalan yang harus dilalui tidaklah nyaman bagi motor atau mobil.

Namun Dawar Blandong sekarang tidak seperti 10 tahun yang lalu ketika saya pertama kali bertemu istri saya, perkembangan pembangunan lumayan pesat, jalan utamanya telah dicor dan aspal oleh pemerintah daerah Mojokerto, sehingga banyak kendaraan dari lamongan yang akan ke arah Mojokerto melewatinya sebagai jalur alternatif. Harga tanah juga sudah melambung tinggi, toko toko dan outlet bertebaran di pinggir jalan dari arah Kedamean, Tanjung, Slempit, Mojowuku dan Gunungan. [simak serunya malam Takbir Lebaran di Dawar Blandong]

Ya, roda ekonomi telah bergeliat di daerah yang dulu dianggap pinggiran, dengan dibangunnya jalan jalan baru otomatis distribusi hasil pertanian dari daerah daerah penyangga seperti ini ke kota besar seperti Surabaya dan Sidoarjo. Ini tentunya membuat makmur para petani yang tinggal di desa, namun tidak dengan generasi mudanya yang lebih memilih merantau ke kota untuk sekedar menjadi pegawai pabrik atau penjaga toko. Namun bagi orang tua yang sadar mereka akan menyekolahkan anak anak mereka hingga ke perguruan tinggi untuk dapat mengangkat derajat kehidupan mereka dan orang tua di masa depan. 

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda