Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Profesi Unik di Indonesia "QC Furniture/ Meubel" Part 2



Menyambung tulisan saya kemarin, dunia per"kayuan" adalah dunia yang sempit kalo saya boleh bilang. Karena begitu kita terjun di dalamnya, kita akan bertemu dengan orang-orang itu saja dalam artian kita akan bertemu QC, teknisi cat, sample maker, atau marketing yang itu itu saja walaupun mereka telah berpindah "bendera" dalam kata lain pindah ke buyer atau agent lain. 

Di Indonesia setahu saya hanya ada satu pendidikan ilmu perkayuan yang cukup mapan dan telah lama berdiri yakni PIKA (Pendidikan Ilmu Kayu Atas) di Semarang, dimana lulusannya banyak berkecimpung di dunia furniture Indonesia.

Sedangkan sebagian besar tenaga profesional lainnya berasal dari pabrik atau karena otodidak. Seorang QC furniture bertugas untuk mengecek kualitas barang yang akan diexport sesuai dengan SOP yang dimiliki. Karena kadang SOP tiap tiap buyer berbeda walaupun secara mendasar adalah sama. Kalau boleh saya rincikan sebenarnya, ada 4 kriteria pengecekan yang biasanya menjadi fokus yakni, pengecekan Packing, Pengecekan Fungsi, Pengecekan Visual dan Pengecekan Ukuran. 

Empat kriteria di atas merupakan SOP untuk tahap PSI (Pre Shipment Inspection), sedangkan pada tahap Inline atau During Production ada beberapa hal yang menjadi fokus yakni, pengecekan raw material (pembahanan), pengecekan komponen dan assembling, pengecekan Sanding (amplas) produk, dan pengecekan finishing (pengecatan). 


Untuk QC yang bekerja pada agen inspeksi atau agent buyer biasanya mereka akan melakukan satu tahapan pengecekan saja yakni PSI tanpa adanya inline inspection, karena biasanya mereka tidak stay atau menetap pada satu pabrik itu saja tiap harinya. Dan tipikal inspeksi mereka menggunakan random inspeksi mengacu pada AQL table dengan menggunakan level tertentu. Sedangkan untuk QC buyer sendiri mereka akan menjalani 2 atau bahkan 3 tahapan inspeksi sekaligus yakni, inline, PSI dan internal audit karena mereka tiap hari menetap di satu pabrik yang sama. 



Disini akan saya jelaskan sedikit mengenai hal hal apa saja yang menjadi fokus dalam PSI: 

1. Pengecekan Packing Penekanan pada aksesoris pembungkus barang (carton box) apakah sudah sesuai ukuran yang ditentukan, apakah ada yang rusak, apakah carton cukuop kuat setelah dilakukan produk drop test, apakah bahan carton box sesuai kesepakatan, benar tidaknya no PO, barcode atau UPC sticker di setiap carton box, benar tidaknya Assembly Instruction sheet untuk kustomer. 


2. Pengecekan Fungsi Penekanan pada fungsi produk, yakni apakah produk dengan mudah bisa dirakit oleh kustomer, apakah produk dengan mudah dapat dioperasikan oleh kustomer dan tidak adanya mal fungsi.

3. Pengecekan Visual Penekanan pada tampilan suatu produk, yakni warna harus sesuai dengan sample warna awal, tidak ada beret/baret, tepos, debu, serta bahan yang somplak, terbelah, dan berbagai kriteria finishing lainnya yang mungkin masih awam bagi orang semisal (bubbling, peel off, orange peel, poor sanding, knot, crack, split, dll). Pengecekan visual seperti ini dapat subyektif penilaiannya karena bisa tergantung dari feeling dan mood seorang QC.

4. Pengecekan Ukuran dan kelembaban kayu. Penekanannya tentu pada ukuran produk yang harus sesuai dengan sample dengan nilai toleransi biasanya 3-5%.  Sedangkan untuk kelembaban kayu besaran yang dipakai adalah prosentase kadar air yang dikandung dalam kayu tersebut, nilai yang diijinkan adalah 10-12 %.

Tidak mudah memang untuk terjun ke profesi ini karena lingkupnya yang terbatas, kalo di Jawa Timur pasti kita akan bertemu dengan orang orang itu saja. Namun profesi ini cukup menjajikan untuk masa depan kalo saja ada keinginan maju dari pelakunya sendiri. Karena dengan jumlah export yang cukup besar dibanding profesional yang terjun didalamnya belum memadai. Namun satu hal yang masih menjadi kendala, kebanyakan buyer atau agen buyer dikendalikan oleh expatriat. 

Kita akui faktor bahasa dan kepercayaan menjadi modal besar dalam bisnis. Ini merupakan tantangan bagi kita orang pribumi. Satu hal lagi yang sudah menjadi rahasia umum "Bule" sekarang dah ngerti duit dan kita sendiri kadang tidak bisa menghargai harga diri kita sendiri. 

Saya masih teringat benar pernah interview dengan seorang Bule di Surabaya, pada waktu nego gaji saya minta ditambah sesuai dengan yang saya inginkan, namun apa katanya, "I can hire many QC like you and pay less than you", Shit dalam hatiku, kemudian saya balas "Okey, thanks Sir better you find someone else".....

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda