Biarkan orang anggap aku cengeng atau lebay karena suratku ini, namun yang pasti tidak selamanya cinta hanya ditunjukkan lewat perhatian seperti kata orang orang. Saya bukan orang tipe orang romantis, istri saya juga bilang begitu bahwa saya tidak romantis.
Okelah kalo begitu, simak baik baik isi surat buat istriku.
Sayank mungkin 5 tahun terakhir adalah saat terberat yang kita alami selama hidup berumah tangga, mungkin bisa jadi begitu atau mungkin ini hanya kerikil kecil sah dalam perjalanan hidup kita. Semenjak kuputuskan untuk menerima tawaran kerja di ibukota 5 tahun yang lalu kutinggalkan putriku yang masih sekolah di TK B. Tidak mudah untuk mengambil keputusan tersebut, meninggalkan dirimu dan buah hati kita yang masih kecil saat itu.
Namun menjadi pengangguran selama 5 bulan di rumah tentunya bukan hal.yang mudah. Sempat ada secercah harapan sebelumnya ketika saat itu aku diterima kerja di Surabaya, hingga akhirnya semalam sebelum hari kerja pertama ku secara sepihak mereka membatalkan untuk menerimaku bekerja.
Aku ingat sekali malam itu, aku membetulkan sepeda kecil pertama untuk putriku, sementara dirimu pergi ke pengajian bersama anak kita. Tak disangka HP ku berbunyi ternyata dari cewek yang sempat interview diriku bersama Bos nya yang seorang Bule, dan kabar buruk rupanya yang kuterima.
Namun Tuhan rupanya punya caranya yang unik untuk hambanya, dua hari sebelumnya saya mendapat panggilan interview ke Jakarta, namun saya bimbang untuk datang karena sudah diterima bekerja di Surabaya. Singkat kata kupenuhi panggilan interview di Jakarta dan syukur alhamdulillah saat itu juga saya diterima. Saya minta persiapan 2 minggu untuk mencari tempat kost dan akomodasi.
Semenjak itu waktu sangat cepat berlalu, dua minggu sekali ku jenguk istri dan anakku di Surabaya. Kelelahan dan capek yang kurasakan hilang ketika bertemu dengan dirimu dan buah hatiku. Dua tahun yang lalu kau berikan lagi aku buah hati lagi, kali ini seorang bayi laki laki ganteng yang tidak ketemu dengan ayahnya sendiri ketika melihat dunia barunya.
Ketegaranmu mungkin mengalahkan ketegaranku menepis rasa kesepian dan kesendirian disini. Beban di pundak mu mengalahkan beban kerjaku, tidak mudah membesarkan dua buah hati kita seorang diri. Kadang dirimu berkata ingin punya waktu sendiri,namun aku berkata belum saatnya karena anak kita masih kecil kecil. Suatu saat kita pasti punya waktu untuk berjalan dan bercanda ria berdua, saat dimana anak anak kita sudah besar nanti.
Jangan pernah mengeluh istriku, aku tahu berat rasanya tanpa diriku di sisimu selama ini. Aku berjanji untuk menjadi lelaki dan suami yang hebat bagimu dan anak anakku. Kita telah merangkak bersama menyusuri kehidupan ini, ingin sebenar nya aku menjadi imam sholat jamaah bagimu setiap hari namun hal itu belum terwujud.
Banyak hal hal besar yang akan kuwujudkan bersamamu. Tetaplah kuat disana sayank, jaga kedua buah hati kita. Jaga juga cinta berdua kita, hingga kelak kita bertemu di alam keabadian.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih