Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Warung Ikan Bakar Pak Nyoman “Kuliner dengan rasa istimewa” di Ubud

Ikan Bakar Pak Nyoman

Dua minggu terakhir semenjak hampir 8 tahun yang lalu kutelusuri lagi jalanan di daerah Gianyar Bali. Tidak ada yang berubah di daerah perkampungan seni di Bali ini, hanya lalu lintas yang tambah padat dan banyak berdiri galeri galeri seni baru. Wilayah Gianyar dan Ubud adalah sentra pusat kerajinan tangan khas Bali dimana para penduduknya secara turun temurun memiliki kemampuan istimewa dalam hal seni. Walaupun jarang orang yang tahu, untuk kebutuhan ekspor rata rata kerajinan tangan tersebut ternyata didatangkan dari Jawa terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah dan di finishing akhir di Bali.

Papan nama Ikan Bakar Pak Nyoman

Bersama orang pabrik saat waktu makan siang datang, saya hanya bisa mengiyakan saja kemana mereka hendak mengajak makan siang. Dari desa Mas Gianyar, hanya butuh waktu lima belas menit saja menuju lokasi makan siang kali ini. Tidak lama mobil berhenti di sebuah warung tepatnya kalo bisa saya bilang dengan sebuah alat bakar ikan didepannya. Sebuah kedai makan kecil khas Bali dan pemiliknya asli penduduk setempat yakni Pak Nyoman yang berlokasi di Jalan Raya Tebongkang Kedewatan Ubud, no telp (081-805604369), anda bisa memesan tempat ataupun makanan dengan menghubungi no telpon tersebut .

Kulayangkan pandangan ke meja pengunjung lainnya, Nampak dua orang wisatawan asing sedang memesan ikan bakar, dan seperti biasa orang Bule kurang suka dengan yang Spicy atau berbumbu keras dan Pedas. Orang pabrik yang mengajak saya segera menawarkan kepada saya buku Menu, kali ini saya coba untuk memesan menu ikan bakar karena minggu sebelumnya saya memesan Bebek Bakar yang rasanya hmmm “istimewa” terutama sambal mentahnya.
Bebek bakar Pak Nyoman
Plecing Kangkung

Kelebihan warung ini adalah cepatnya proses penyajian, paling lama kalo ada banyak pengunjung hanya butuh waktu 10 menit saja maka makanan yang anda pesan sudah hadir di meja anda. Sedangkan kekurangannya hanya ada satu saya kira yakni tempatnya yang panas walaupun sudah dilengkapi kipas angin namun karena atap plafonnya yang rendah membuat sirkulasi udara kurang. Jadi lebih baik memilih meja yang berada di posisi luar karena sirkulasi udara yang lebih baik.

Warung ikan bakar Pak Nyoman

Warung ikan bakar Pak Nyoman

Benar saja, tidak lebih 5 menit kemudian ikan bakar pesanan saya datang. Seperti kebanyakan orang Indonesia, nasi putih yang pulen habis terlebih dahulu baru kemudian mulut saya tidak bisa berhenti mengecap gurihnya ikan bakar dengan olesan bumbu di kepala dan kulit luarnya. Ada dua jenis sambal yang disajikan yakni sambal matang dan sambal mentah. Saya lebih suka sambal mentahnya karena tidak terlalu pedas, hanya berisikan bawang merah cincang dan irisan cabai dan irisan jeruk nipis disiram dengan minyak goreng hmm rasanya “MAKNYUSS”.


Untuk ikan bakarnya sendiri saya kurang tahu jenis ikan apa yang dipakai karena belum sempat saya bertanya kepada Pak Nyoman sendiri J. Namun daging ikannya lembut dan yang penting duri hanya ada di tengah dan di sisik sisik siripnya saja. Ikan yang digunakan fresh dan baru karena dagingnya kelihatan masih keras dan bukan ikan yang di freezer. 

Untuk masalah harga saya sendiri kurang tahu  karena di buku menu tidak mencantumkan harganya, dan kebetulan orang pabrik sendiri yang selalu membayar makan siang saya hehehe. Anda bisa menjumpai Pak Nyoman sang pemilik warung dengan  dandanan khasnya yakni menggunakan sarung khas Bali dan hanya mengenakan kaos singlet putih saja, thanks Bli Nyoman atas ikan dan bebek bakarnya yang “MAKNYUSS”.

Comments

Post a Comment

Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more