Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

UNIKNYA MASJID TIBAN TUREN MALANG


Sempat mendengar nama dan informasi di media massa serta cerita anak saya yang pernah berkunjung ke Masjid Tiban di daerah Turen Malang. Akhirnya libur lebaran kemarin saya beserta keluarga kesampaian juga mendatangi tempat ini.

Lokasi masjid Tiban di Turen ini sendiri berjarak kira kira 1 jam perjalanan atau kurang lebih 40 km dari pusat kota Malang. Dari alun-alun kota Malang anda ambil jalan ke arah terminal Gadang dari tempat tersebut lurus saja ke arah Dampit atau Wajak.



Anda akan menemui pertigaan dimana pas pertigaan jalan tersebut terdapat pabrik Gula KREBET, anda lurus saja ke arah Dampit. Jangan khawatir karena petunjuk jalan lengkap, kurang lebih 15 km anda akan mendapati belokan pertigaan ambil jalan yang ke arah Dampit, lurus saja sekitar 10 km anda akan sampai di pertigaan pasar Dampit. Anda lalu belok ke kanan ikuti jalanan lurus sekitar 10 km, akan ada perempatan kecil, anda belok kiri. Di perempatan tersebut terpasang arah ke masjid Tiba. Letak masjid sekitar 500 m dari perempatan tersebut. 

Anda akan menemui jajaran mobil dan bus pengunjung parkir di pinggir jalan. Anda belok saja ke arah kiri dimana jalanan ke arah masjid kecil dan diapit oleh jajaran toko yang menjual oleh oleh dan souvenir. Dibutuhkan kelihaian mengendarai mobil jika parkir di dalam lokasi Masjid. Jika tidak ingin susah parkir saja mobil di gang luar namun anda akan berjalan lumayan jauh ke lokasi masjid.


Masuk ke dalam area masjid Tiban Turen tidak dipungut biaya apapun, anda hanya harus melaporkan diri berapa banyak pengunjung dan plat nomer mobil anda sebagai tanda kartu parkir serta mengisi data pengunjung yang cukup diwakili satu orang saja. Jangan lupa membawa tas plastik atau mungkin tas punggung untuk tempat sandal atau sepatu karena begitu memasuki bangunan utama anda harus bertelanjang kaki.


Interior masjid atau pondok pesantren ini dipenuhi batu pualam, marmer atau keramik dengan warna dominan biru. Masuk di pintu gerbang kesan yang saya dapat adalah teduh, dingin namun juga misterius dan penuh teka teki. Hal ini karena pencahayaan hanya berupa lampu lampu biasa yang membuat suasana di dalam semakin mencekam. 


Saya sendiri tidak atau belum menemukan lokasi masjid atau tempat sholat sendiri dimana. Karena yang saya dapat adalah kesan kesan ruangan bersekat sekat seperti labirin, ada ruang tamu, ada hall atau ruang terbuka yang cukup besar dengan view yang bagus untuk berfoto foto ria. 


Anda harus melewati anak tangga untuk naik dan kadang harus berpapasan dengan pengunjung lain dari arah sebaliknya. Namun jika anda mengambil arah yang benar anda tidak akan tersesat dan bertabrakan arah dengan pengunjung lain. Di lantai atas terdapat toko toko yang menjual makanan oleh oleh dan souvenir khas masjid Tiban ini dengan harga yang relatif murah.


Sekilas dapat saya simpulkan sebenarnya bangunan ini adalah pondok pesantren yang masih terus dalam tahap pembangunan. Lokasi masjid atau tempat sholat agak tersembunyi dari pengunjung, begitu juga dengan lokasi pesantrennya.

Dilihat dari denah dan layout yang rumit ada satu hal yang membuatnya istimewa dimana ternyata yang membuat rancangan adalah pendiri pondok pesantren ini sendiri yang notabene bukan seorang arsitek.

Luangkan waktu agak panjang untuk bisa menelusuri setiap bagian ruangan. Siapkan kamera dengan pencahayaan yang bagus untuk bisa mengambil momen atau view masjid yang bagus.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more