Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Pengalaman Naik Gojek dengan Driver Cewek- Cekidot Pren

Pengemudi Driver Gojek Cewek

Sekarang jamannya emansipasi, peran wanita telah merambah luas di hampir semua sisi kehidupan.  Begitu juga dengan wanita dan pekerjaan atau profesi yang digelutinya. Tak ada pekerjaan yang biasa laki-laki lakukan yang kini perempuan atau kaum hawa tidak bisa lakukan. 

Termasuk driver atau tukang ojek online yang kini sedang booming. Naik Gojek sudah menjadi rutinitas bagi saya saat menjalankan tugas di luar kota termasuk di kota Semarang seperti saat ini.  Moda transportasi ini saya pilih karena lebih cepat dan praktis menembus kemacetan yang sering terjadi di sekitar jalan Kaligawe Raya atau Genuk arah ke Demak. 

Beberapa puluh kali saya tidak beruntung mendapatkan kesempatan untuk dibonceng driver Gojek cewek. Namun dua hari yang lalu saya "beruntung" karena bookingan Gojek saya di pick up oleh driver cewek atau perempuan.

"Beruntung" karena saya bisa jadikan perjalanan kali ini sebuah artikel pendek tentang bagaimana sepak terjang wanita menjalani profesi sebagai pengojek. 

Bookingan saya pagi itu dari depan hotel Amaris jalan Pemuda Semarang ternyata diambil oleh seorang driver cewek bernama F.. Y setelah sempat menelpon dan menanyakan keberadaan saya tak berapa lama pun pengemudi gojek wanita dengan motor matiknya pun muncul dihadapan saya. Tanpa basa basi saya langsung naik dan sedikit "jaga jarak" xixixixi. Sebenarnya agak risih juga dalam hati mending saya yang boncengin Mbak huahahaa. 



Mungkin seperti sudah menjadi ciri khas pengemudi cewek seperti "Upik Abu" tercinta di rumah jika sedang mengemudi motor bawaannya tergesa-gesa dan kurang awas terhadap haluan.  Sedikit lihat ada celah masuk tanpa tengok spion lebih dahulu.  Saya yang sedikit jantungan memegang erat erat besi sadel dibelakang jok motor,  karena terkadang saat setelah berhenti tina tiba saja Mbaknya langsung tancap gas,  nek ra gocekan po ra tibo aku hahahaha.  

Melintasi jalan Kaligawe yang belum sembuh dilanda Rob, saya sempat berkata pelan ati ati Mbak banyak genangan air. Dia pun mengangguk pelan. 

Tak lama kemudian motor matik itupun belok kiri ke arah Kawasan Industri Terboyo II Semarang, saya ingatkan lagi ke Mbaknya, pabrik paling ujung sendiri ya dan hati hati ya banyak polisi tidur. Namun himbauan saya yabg terakhir agaknya tak diindahkan beberapa kali sepeda motor membentur keras tonjolan jalan di kawasan tersebut. Sesampai di pabrik tujuan saya,  tak lupa ucapa terimakasih dan sedikit tip untuk Mbak nya. 

Apapun itu dalam benak hati paling dalam saya benar benar terenyuh kepada mereka para wanita yang dengan ikhlas menjalani profesi atau pekerjaan yang dianggap "kurang layak" bagi kodratnya.  Ah kesampingkan itu dulu,  bekerja dengan hasil yang halal tentunya lebih bermakna di mata Tuhan Yang Maha Esa.  

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda