Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

TUMBEN-TUMBENAN NAIK BUS EKA SEPERTI INI :-(

Bus EKA berhenti di RM DUTA 1 Ngawi

Sepertinya petualangan saya belum berakhir untuk traveling dari kota ke kota cuman tentu saja ke kota yang sama dari tempat tinggal saya di Krian Sidoarjo. Malam ini lepas libur akhir pekan yang sedikit panjang karena adanya Hari Buruh atau May Day yang bertepatan dengan hari Senin saya hendak kembali lagi ke Semarang.

Daripada naik kereta yang belum tentu kebagian tiket ditambah lagi dengan saya harus terlebih dahulu ke stasiun yang jaraknya kurang lebih 1.5 jam perjalanan menggunakan angkutan umum. Saya memang lebih memilih naik bus dari depan perumahan di daerah Bypass Krian Sidoarjo.

Saya yang membuat artikel mengenai jadwal keberangkatan bus Eka dari Surabaya sendiri tak hafal jadwal pastinya hehehe.  Saya putuskan untuk keluar dari rumah sekitar jam 9 malam diantar kedua anak saya serta upik abu tercinta.

Calon penumpang bus menunggu di bypass Krian malam hari

Lima menit menunggu di samping rumah makan warung apung Rahmawati tak ada bus yang kelihatan akhirnya saya beranjak ke arah minimarketnya yang baru berdiri dekat perempatan arah ke pasar Krian.

Tak berapa lama kelihatan dari kejauhan lampu tunggal ciri khas bis Eka namun sayang lalin berwarna hijau dan posisi bus berada di belakang bis Harapan Jaya sehingga lambaian saya terhalangi.

Beberapa menit menunggu nampak dari kejauhan lampu banner kotak berwarna merah ciri khas Sugeng Rahayu Patas namun lagi-lagi bus melaju cepat tanpa menghiraukan lambaian tangan saya.

Hampir 40 menit menunggu akhirnya bus Eka muncul kembali walaupun sudah pasti itu bukan tujuan Semarang karena dari jamnya sudah lewat dan bus belakang masih jauh waktunya. Benar saja ternyata itu bus jurusan Jogja Magelang.  Tak apalah walaupun nanti transit di Solo. Bus masih nampak kosong di bagian belakang, saya duduk dekat pintu keluar belakang barisan sopir.

Baru beranjak dari bypass Krian laju bus nampaknya cukup beringas saya sendiri tak sempat melirik juru kemudinya. Berbeda dengan perjalanan saya sebelumnya, si juru mudi kali ini terkesan agak kasar. Ngebut abis pancal gas dalam dalam. Namun satu hal istimewanya jarang injak rem mendadak.

Suasana dalam bus EKA Patas

Saya tak menghiraukan karena mata tak bisa kompromi,  walaupun tidur namun terasa tak nyaman karena rasanya seperti dibanting-banting saat melewati jalanan bergelombang bus tetap melaju kencang. Mungkin si sopir berpikir hanya ada dirinya dan kondektur didalamnya huahahaaha.

Jalanan macet di sekitar Wilangan Nganjuk pun dibabat habis dan gilanya bus akhirnya merapat di RM Duta Ngawi persis jam satu malam ini berarti hanya tiga jam saja waktu tempuhnya dari Krian ke Ngawi padahal biasanya sekitar 3.5-4 jam.

Lepas dari istirahat sekitar jam setengah 2 dini hari sopir bus kembali "menggila", jalanan Ngawi-Solo dibabat habis, badan bus zig zag ke kanan kiri dengan kasar, hentakannya terasa benar di kursi yang saya duduki.  Ngantuk tak tertahankan mengalahkan goyangan bus tersebut sesekali terdengar teriakan penumpang di saat bus berhenti mendadak atau hampir bersenggolan dengan kendaraan lain.

Saya tersadar ketika bus mulai memasuki wilayah Palur Solo dimana satu persatu penumpang bus mulai turun.  Dan tepat jam tiga pagi bus merapat di terminal Tirtonadi Solo yang diklaim sebagai terminal terbaik di Indonesia. Baca ulasannya disini.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda