Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

BUS SEMARANG-JOGJAKARTA (TRIP REPORT BUS PO HARYANTO)

Bus PO HARYANTO jurusan Kudus-Jogjakarta

Perjalanan kali ini agak berbeda dari biasanya, jalur Semarang-Jogjakarta mungkin ini kali pertama saya lalui. Maklum saja rute yang biasa saya lewati adalah Surabaya-Solo-Semarang dan sebaliknya. Berhubung ada sedikit urusan di Jogjakarta dan Klaten keesokan harinya, sore itu saya bergegas dari daerah kawasan industri Terboyo menuju terminal Terboyo yang letaknya hanya sekitar 2 kilometer.
Suasana dalam bus Haryanto jurusan Semarang-Jogja
Menurut informasi yang saya dapat dari teman, bus terakhir menuju Jogjakarta dari Semarang sekitar jam 4 dan 5 sore. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore kurang beberapa menit, saya agak khawatir sebenarnya takut tidak bus yang saya maksud sudah berlalu dan jam berikutnya tidak jalan. 

Saya melihat sekeliling , bus yang saya maksud seperti Haryanto dan Ramayana tidak kelihatan di pintu masuk terminal Terboyo dekat dengan jalan Kaligawe.
Akhirnya saya putuskan segera saya naik bus regular Semarang-Solo yakni Safari Lux, dengan harapan saya masih menjumpai bus Semarang-Jogja di terminal bayangan Sukun. Jarak terminal Terboyo-Sukun sebenarnya lumayan jauh, namun karena bus langsung masuk ke jalan TOL waktu tempuh kedua tempat biasanya hanya 15 menit dengan tarif 5 ribu rupiah saja.


Tiket bus Haryanto Semarang-Jogja

Di ujung jalan tol Tembalang nampak Mall ADA ini berarti terminal Sukun sudah ada di depan mata. Saya melihat di sisi kiri jalan, nampak bus berwarna biru putih dengan gambar menara Kudus sedang parkir di area dalam terminal bayangan tersebut. Selepas turun bus, saya langsung menghampiri bus Haryanto yang sedang parkir tersebut. Tiba-tiba seseorang menghampiri saya, mau kemana Mas? Jogja Pak. Ini tiketnya, sambil menyodorkan tiket bus dengan tiket model bus jarak jauh, dimana ada 3-4 lembar kopi tiket didalamnya. Berapa Pak? 45 ribu, jawabnya.

Saya hanya melihat kedalam bus, nampaknya sudah hampir terisi penuh bus ini. Saya sempatkan menyulut rokok saya sebelum akhirnya masuk ke dalam bus. Di barisan depan, tak nampak kursi kosong sekalipun. Akhirnya saya putuskan duduk di kursi belakang sendiri yang nampak masih kosong. Sekitar 30 menit kemudian, bus berangkat setelah sebelumnya bus Haryanto dengan tujuan yang sama merapat.

Rupanya saya tak sendiri di kursi belakang, ada 2 orang lagi yang naik dan duduk di kursi dengan jumlah bangku 6 orang itu. Bus berangkat tidak terlalu cepat menurut ukuran saya, namun kondisi bus masih cukup baik dan nyaman. Saya kurang tahu apakah bus ini menggunakan suspensi udara belum.
Kursi bagian belakang bus Haryanto Semarang-Jogja
Saya sendiri lupa, bus berbelok ke arah mana, apakah ke kanan setelah terminal Bawen atau tidak? Yang pasti bus sudah memasuki wilayah Secang atau Ambarawa saya kurang tahu, maklum rute baru. Yang pasti daerahnya naik turun dengan tikungan yang lumayan tajam. Dengan kondisi penumpang yang hampir penuh saya yakin bus ini tidak lagi mencari penumpang lain di jalan, bus mulai melaju membelah jalanan naik turun tersebut.

Saya hampir tidak bisa tidur selama perjalanan, mungkin kursi belakang tidak terlalu nyaman bagi saya karena posisi mesin bus ada tepat di belakang saya. Prediksi saya lama perjalanan Semarang-Jogja adalah 4-4,5 jam. Mungkin dugaan saya tepat, dua jam lebih berselang bus sudah memasuki lereng gunung Wilis tempat dimana kota Magelang berada. Dimana terdapat Kawah Candradimuka Akademi Angkatan Darat. Namun karena matahari sudah terbenam, saya tak bisa dengan jelas melihat keindahan kota Magelang.

Sekitar jam 8 malam bus merapat di terminal Jombor, terminal yang saya kurang tahu persis masuk wilayah mana, Bantul atau Sleman. Yang pasti posisinya ada di sebelah utara Jogja. Terminal kecil namun cukup rapi, tujuan saya adalah hotel Ibis di daerah Adisucipto. Turun dari bus, ojek pangkalan terminal segera menyerbu.

Saya hanya diam sambil mengamati keadaan sekitar dan melayangkan beberapa jepretan ke arah terminal Jombor sebagai catatan dokumentasi perjalanan. Saya melihat di depan terminal Jombor terdapat ring road Jogja entah RR Utara atau Selatan saya kurang paham. Aplikasi ojek online segera saya nyalakan untuk mengantar ke hotel tujuan.

Bersambung ke……………… Naik GOJEK di Jogjakarta (bagian 2)

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda